Langsung ke konten utama

Yesus membawa pemisahan

Aku datang untuk melemparkan api ke bumi, dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hatiKu, sebelum hal itu berlangsung! Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kataKu kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki - laki dan anak laki - laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantunya perempuan melawan ibu mertuanya." (Luk 12 : 49 - 53)

Bacaan 1 : Rm 6 : 19 - 23
Bacaan 2 : Luk 12 : 49 - 53

Kamis, 26 Oktober 2017 - Yesus membawa pemisahan

Sekilas ketika kita membaca begitu saja bacaan hari ini, rasanya koq Yesus seperti provokator ya ? yang menebarkan benih pertentangan dalam keluarga. Apakah benar pertentangan itu perlu dibawa oleh Yesus? ya benar, tapi bukan tanpa sebab!

Pertentangan dimaksud bukanlah sebuah permusuhan dan perselisihan, tetapi perbedaan yang menyolok diantara kelompok orang pertama dan kelompok orang kedua. Yesus tidak menekankan kedamaian, karena "damai" bisa bermakna negatif, dalam artian, yuk kompromi saja, yuk mengalah saja, yuk memilih untuk mengikuti saja suara terbanyak terhadap keadaan yang mungkin tidak selalu baik.

Pertentangan terjadi karena ada nilai - nilai yang berubah. Pertentangan terjadi karena ada perbedaan yang menyolok yang tidak dapat di kompromikan begitu saja.  Ini adalah permusuhan antara "Status quo" kenyamanan awal, tradisi dan kebiasaan - kebiasaan lama versus nilai - nilai baru, budaya baru, pandangan baru, sikap baru, bahkan hidup baru yang dibawa oleh Yesus.

Marilah kita melihat mengapa Yesus mengatakan demikian dari variasi pelayananNya didepan umum. Ia memilih murid - murid dari kalangan masyarakat berpenghasilan dan pendidikan rendah seperti para nelayan dan bukan memilih kaum terpelajar dan bijak, seperti para ahli Taurat atau pemuka agama Yahudi lainnya sebagai pengikutNya.

Yesus memberikan kesempatan kepada para wanita terlibat dalam berbagai pelayanan, dekat dan merangkul anak kecil dan bahkan mengambil beberapa perumpamaan tentang anak kecil padahal saat itu, mereka adalah orang - orang terpinggirkan yang tidak punya hak suara. Yesus juga dekat dan menjangkau orang - orang miskin, bisu tuli, buta dan cacat dan juga yang menderita kerasukan dan berbagai penyakit lainnya yang oleh masyarakat Yahudi pada umumnya adalah suatu bentuk kutuk dan siksaan hukuman dari Allah.

Yesus juga bersahabat dengan siapa saja, bahkan orang - orang non Yahudi yang dituduh kafir seperti orang Samaria, atau mereka yang bersahabat dengan para penjajah seperti orang - orang Lewi yang berprofesi sebagai pemungut cukai. Ia juga punya sahabat orang Farisi, yaitu Nikodemus.

Ketika Yesus diperhadapkan di depan Pontius Pilatus, dia merasa takut ketika tahu bahwa Yesus disebut sebagai Anak Allah. Saat itu, Ia dipertentangkan dengan Barabas, penjahat dan pejuang versi duniawi yang diharapkan orang - orang Yahudi sebagai juru selamat.  Yesus juga disandingkan dengan orang - orang berdosa ketika disalib, dan memilih untuk menyatakan mereka hari itu juga bersama - sama dengan Yesus di Firdaus.

Pertentangan yang dibawa Yesus terjadi disemua bidang. Jika Ia sebagai Guru, menerima begitu banyak pertentangan bagaimana dengan para muridNya ? Sama saja. Jadi ketika dalam satu rumah, keluarga itu ada yang katakanlah menjadi pengikut Yesus dan ada yang bukan, perselisihan dalam hidup itu akan terasa cukup tajam.

Bayangkan bagaimana Yesus menyempurnakan hukum Taurat, ada berapa banyak adat istiadat yang dihapuskan oleh Yesus dan diluruskan ? Jika para pengikutNya yang taat mengikuti semuanya itu, tentu akan ada hiruk pikuk dan pertentangan yang cukup menyolok.

Satu point penting dibagian awal adalah ketika Yesus mengatakan, "Aku hendak melemparkan api ke bumi dan betapa Aku harapkan, api itu menyala." Api itu sumber kehangatan, penerangan dan juga sumber yang dapat dipakai untuk melakukan berbagai macam hal seperti memasak dan lain - lain. Api juga adalah lambang kehadiran Roh Kudus, jadi api disini adalah semangat baru yang Ia hadirkan bagi semua orang yang mau mengikuti jalan yang Dia tunjukkan untuk kita semua.

Katanya lagi , Aku harus menerima babtisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung! Babtisan adalah awal mula tanda dan karya Yesus dimulai di depan umum. Ketika Allah berseru " Inilah anakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan" menandakan bahwa Yesus mau segera memulai sebuah gerakan perubahan. Ingat juga, bahwa kita semua bersatu dalam Gereja Katolik ketika kita dibabtis.

Nah, dalam kondisi saat ini, memiliki identitas sebagai seorang Katolik, pengikut Yesus Kristus akan selalu mendapatkan tantangan dalam mempertahankan dan memelihara iman kita. Dengan sangat jelas, nilai - nilai Kristiani itu akan selalu ditentang dengan kebiasaan - kebiasaan, trend - trend duniawi. Marilah kita secara cerdas menyaring semuanya itu dan memilih tetap setia mengikuti Tuhan.

Doa : Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, terima kasih atas api cinta kasihMu yang engkau nyalakan didalam hati kami. Tanpa Roh KudusMu, tak ada seorang pun yang dapat menyebut Engkau sebagai Bapa dan menyadari bahwa Yesus Kristus adalah PutraMu. Tuntunlah kami, dengan api itu belajar menahan diri terhadap segala godaan duniawi, dan semoga dalam pertentangan yang ada, kami senantiasa setia membela diri kami sesuai dengan kehendakMu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Batin - Perumpamaan tentang Domba yang Hilang

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus DOMBA YANG HILANG Bacaan Injil : Luk 15:4-7 15:4 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? 15:5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, 15:6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. 15:7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." Pengantar Perumpamaan :  Setelah membahas bersama 6 kisah yang berhubungan dengan Kerajaan Allah, kali ini kita akan membahas perumpamaan - perumpamaan Yesus t...

Sketsa Iman - Setia mendekatkan diri kepada Tuhan

Sketsa Iman - 11 Desember 2019 Bacaan 1 : Yes 40:25-31 Bacaan Injil : Mat 11:28-30 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." Renungan :  Ketenangan jiwa, merupakan sebuah hadiah nyata dan bernilai tinggi yang ditawarkan oleh Yesus, sebagai konsekuensi dari sikap dan komitmen kita untuk mengikuti Dia. Yesus, Tuhan kita mau menawarkan kelegaan dan penghiburan dengan mengundang kita untuk datang kepadaNya. Kitapun diajak saat ini untuk merefleksikan, bagaimana cara kita mendekat kepada Tuhan ? Seberapa baik usaha kita saat ini untuk datang kepadaNya. Kita tidak bisa melihat Tuhan secara langsung, namun dengan iman, kita memandang dan yakin bahwa Ia selalu beserta kita. Ada pepatah yang mengatakan "Tuhan hanya se...

Sketsa Iman - Perhatian penuh kepada Allah

Sketsa Iman -  8 Oktober 2019 Bacaan 1 : Yun 3:1-10 Bacaan Injil : Luk 10:38-42 10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." 10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." Renungan :  Hari ini kita mau merenungkan bersama kisah tentang perjumpaan antara Yesus dengan Marta dan Maria. Marta disebut menerima Yesus di rumahnya, artinya dia-lah sang tuan rumah y...

Sketsa Iman - Para Pelayan Sejati

Sketsa Iman - 23 Oktober 2019 Bacaan 1 : Rom 6:12-18 Bacaan Injil : Luk 12:39-48 12:39 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. 12:40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." 12:41 Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?" 12:42 Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? 12:43 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. 12:44 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. 12:45 Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamb...

Sketsa Iman - Introspeksi diri

Sketsa Iman - 4 Oktober 2019 Bacaan 1 : Bar 1:15-22 Bacaan Injil : Luk 10:13-16  Katakanlah begini: pada hari ini menjadi nyata keadilan ada pada Tuhan, Allah kita, sedangkan kejahatan pada kami, sebagaimana halnya sekarang ini, yaitu pada orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, pada sekalian raja kami, para pemimpin, para imam dan nabi serta pada nenek moyang kami. Memang kami telah berdosa kepada Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, untuk mengikuti segala ketetapan Tuhan yang telah ditaruh-Nya di hadapan kami. Semenjak Tuhan membawa nenek moyang kami keluar dari negeri Mesir  sampai dengan hari ini kami tidak taat kepada Tuhan, Allah kami. Sebaliknya, Tuhan telah kami alpakan karena kami tidak mendengarkan suara-Nya. Dari sebab itu melekatlah kepada kami semua bencana dan laknat yang telah diperintahkan Tuhan kepada Musa, hamba-Nya, waktu nenek moyang kami dibawa-Nya keluar dari negeri Mesir untuk dianugerahi suat...