Langsung ke konten utama

Sketsa Nurani - Tantangan kedewasaan : Rohani yang tergerus


Saat ini, saya mau membagikan kepada anda, pemahaman saya sewaktu saya masih SMP dulu. Konon katanya, usia - usia SMP ini adalah usia - usia mulai mencari jati diri, dan karenanya saya juga tidak luput dari semua itu. Di waktu - waktu ini, kebetulan rohani saya berkembang cukup pesat dan saya juga punya banyak waktu untuk merenungkan berbagai hal.

Saya melihat dan membayangkan tantangan yang dihadapi oleh orang - orang seusia saya dan orang dewasa yang lebih banyak aktifitasnya. Rata - rata tantangan umum yang dihadapi adalah seputar sekolah dan kehidupan di rumah bersama keluarga. Pusing soal PR (Pekerjaan Rumah), pusing soal ujian sekolah dan juga di rumah hal - hal sederhana seperti merapihkan kamar dan lain - lain.

Kebetulan waktu itu, saya terlibat dalam gerakan organisasi anak - anak Indonesia yang sedang bernaung dibawah LSM dan juga PBB. Cukup menarik, anak seusia saya yang tinggal dikota dengan kondisi ekonomi cukup baik, berteman dengan anak - anak jalanan dan juga kurang mampu yang sering mengalami pergolakan di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

Dari sini, saya mendapatkan realitas akan kerasnya kehidupan secara langsung. Jika untuk anak - anak jalanan , tantangan mereka rata - rata adalah perekonomian dan pendidikan, saya juga melihat anak - anak seusia saya yang orang tuanya kaya raya tapi kehidupannya pun kurang baik. Sebagian mengalami broken home,  kurang perhatian dan juga kondisi orang tua yang sangat sibuk. Bahkan saya menemukan kondisi anak yang ketika berbicara dengan orang tuanya harus menggunakan bahasa dan suasana formal sekali.

Dalam permenungan itu, saya pun merasa menemukan jawaban dari tantangan ini sesungguhnya adalah  bagaimana tetap memelihara sisi rohani yang baik, sebagai pagar yang kuat. Tanpa memiliki kehidupan rohani yang baik, anda akan di sibukkan dengan hal - hal duniawi dan semua sistem - sistemnya. Budaya belanja / konsumerisme berlebihan, lebih fokus pada pekerjaan daripada keluarga, lebih fokus pada pelayanan dari pada keluarga. 

Semua gambaran ini menandakan adanya suatu kondisi "Rohani yang tergerus". Waktunya akan tiba dimana tadinya saya bisa bebas berdoa di jam kapan pun, dan nanti harus benar - benar mengatur supaya hal itu bisa terjadi. Siapkah saya menghadapi realita dunia "orang dewasa" yang lebih berat ?

Karena mengetahui semua ini, saya bertekad untuk mempertahankan diri saya dan memastikan ketika dewasa nanti, saya tidak melakukan kesalahan - kesalahan dari orang - orang ini. Mereka telah menjadi contoh yang berharga buat saya, untuk mengambil sikap.

Lebih dari 10 tahun berlalu, sekarang, saya sudah bekerja selama beberapa tahun dan saya benar - benar mengalami apa yang saya sendiri khawatirkan ketika itu. Benarlah bahwa, urusan-urusannya sangat variatif. Mulai dari urusan relasi dengan keluarga, kebutuhan - kebutuhannya, tantangan untuk hidup mandiri dan juga urusan pekerjaan, pelayanan dan masih banyak lagi yang benar - benar menyita semuanya.

Namun, langkah pertamanya,  Saya menyadari tantangan ini sejak awal, bahwa ada bahaya ketidak seimbangan dalam hidup yang dapat menjurus ke kehidupan yang kurang baik.

Dimana kita bisa dapatkan pelajaran untuk mengutamakan keluarga dibanding pekerjaan ? Bagaimana caranya menghadapi tantangan iman seperti kesulitan dalam pekerjaan, musibah dalam keluarga ? kemana larinya diri kita ketika masalah - masalah itu datang ? Sebagai orang beriman, kita harus mendekatkan diri ke Tuhan! Filter atas semua tantangan ini ada di dasar / pondasi hidup rohani yang baik.

Kedua, saya membangun kebiasaan sederhana. Karena tahu sulitnya bekerja setidaknya delapan jam dan ketika pulang kerja pun, terasa melelahkan. Saya membangun dua aktifitas utama yang bisa saya lakukan setiap hari. Pagi - pagi, saya akan bangun dan berdoa sejenak kepada Tuhan. Saya memohon supaya Tuhan Yesus benar - benar hadir, mendampingi seluruh aktifitas saya. Kedua, ketika pulang kerja, entah jam khusus atau paling jeleknya jam sebelum tidur, saya akan berdoa lagi, mengucap syukur atas semua hal yang sudah kulalui. Bila memungkinkan, saya akan memeriksa batin untuk melihat apakah ada hal - hal baik yang bisa terus saya lakukan. Kuncinya, adalah mencari apa yang berkenan bagi Tuhan.

Ketiga, saya memelihara suara hati nurani untuk menjadi navigasi dan panduan pribadi saya menghadapi tantangan ini. Secara terus menerus, saya melakukan pembinaan pribadi dengan belajar dari semua hal yang saya dapatkan. Aktifitas pemeriksaan batin di waktu malam tadi, tak jarang saya iringi dengan mendengarkan nasihat dari suara hati nurani.

Jika anda cukup tertarik mengerti tentang hal ini, saya bagikan link ini http://www.katolisitas.org/tentang-suara-hati/. Kebetulan, saya sendiri yang mengajukan pertanyaan ini. Nanti ke depanpun, saya akan membawakan sebuah topik khusus tentang perjalanan pengenalan suara hati ini untuk anda.

Keempat, adalah terlibat dalam komunitas. Sendiri belum tentu kuat, tapi bersama - sama, akan selalu ada teman - teman dan orang - orang yang dapat membantuku berdiri dan menjadi lebih kuat. Dewasa ini, saya mengikuti kegiatan rohani seperti Komunitas Tritunggal Mahakudus, dan disini saya mendapatkan banyak sahabat - sahabat yang luar biasa, dan juga rohani saya bertumbuh, terjaga juga dengan aktifitas rohani dan organisasi yang baik.

Akhirnya, saya percaya, anda juga mengalami tantangan ini dan belum ada kata terlambat untuk menyadari sekaligus berubah lalu, membangun kebiasaan positif itu, ikut dalam komunitas dan memelihara prinsip dan nurani yang bersih sehingga kapan pun dimana pun, tantangan apapun yang anda hadapi, anda akan kuat.

Jangan biarkan pekerjaanmu yang berat menyita waktu Tuhan untuk melayani. Jangan biarkan, pekerjaanmu menyebabkan hubunganmu dengan orang - orang terdekat menjadi renggang. Marilah kita menjaga ketahanan rohani kita.

Jika anda sudah di jalur yang benar, terus pertahankan semuanya dan ingatlah akan semua realita yang berat yang sudah saya ceritakan diawal. Tetaplah waspada dan selalu evaluasi hidupmu. Anda tidak sendiri, anda akan mendapatkan kekuatan dari Tuhan untuk melangkah bersama menuju semua itu.


Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Rm 12 : 2)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teladan Kemuridan

Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid - muridNya kepadaNya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebutNya rasul : Simon yang juga diberiNya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.  Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-muridNya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. (Luk 6 : 12 - 19) Bacaan 1 : Ef 2 : 19 - 22 Bacaan 2 : Luk 6 : 12 - 19 29 Oktober 2017 - Teladan Kemuridan Injil mengisahkan bagaimana Yesus memilih keduabelas para rasul yang akan mendampingi Dia mewartakan kerajaan Surga. Setelah Yesus mengumpulkan sekian ba...

Sketsa Iman - Menimba rahmat pada Yesus yang ditinggikan

Sketsa Iman, 9 April 2019 Bacaan 1 : Bil 21:4-9 Bacaan Injil : Yoh 8:21-30 8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang." 8:22 Maka kata orang-orang Yahudi itu: "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?" 8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. 8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."8:25 Maka kata mereka kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka: "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? 8:26 Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pad...

Sketsa Iman - Berilah kesempatan kedua

Sketsa Iman, 6 Maret 2018 Bacaan 1 : Dan. 3:25,34-43 Bacaan Injil : Mat 18:21-35 18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ...

Sketsa Iman - Sigap melihat pertolongan Tuhan

Sketsa Iman - 6 Januari 2021 Bacaan 1 : 1 Yoh 4 : 11 - 18 Bacaan Injil : Mrk 6 : 45- 52 6:45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 6:46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. 6:47 Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. 6:48 Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. 6:49 Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, 6:50 sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" 6:51 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, 6...

Sketsa Iman - Pekerjaan sang Penghibur

Sketsa Iman, 8 Mei 2018 Bacaan 1 : Kis 16 : 22 - 34 Bacaan Injil : Yoh 16:5-11 Ulasan Kitab Suci : 16:5 tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? 16:6 Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. 16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. 16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 16:9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 16:10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 16:11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.(Yoh 16:5-11) Renungan :  Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Seb...