Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepadaNya:"Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tetapi Ia berkata :"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya." (Luk 11 :27-28)
Bacaan 1 : Yl. 3:12-21
Bacaan 2 : Luk 11:27 - 28
Renungan Harian, 14 Oktober 2017 - "Yang Berbahagia ialah yang mendengarkan Firman Allah dan memeliharanya"
Bacaan hari ini terasa sangat singkat, hanya sekitar dua ayat saja. Namun, tetap memiliki beberapa hal yang menurut saya dapat kita petik untuk direnungkan. Yang pertama , adalah martabat dan keistimewaan Bunda Maria. Yang kedua adalah, konsep kebahagiaan menurut ukuran dari Yesus sendiri yang dapat berlaku bagi semua orang.
Bayangkan saja, anda berada ditengah - tengah keramaian mengikuti Yesus. Anda melihat diantara kerumunan orang, seorang perempuan telihat sangat antusias terhadap Yesus. Perempuan itu tahu, Yesus bukan orang sembarangan, dan dalam permenungannya dia mencoba untuk menyatakan kekagumannya pada orang - orang yang terasa "amat beruntung" untuk menjadi lingkaran dalam Yesus dan juga orang - orang terdekatNya. Tentu saja ini terhitung mulai dari Bunda Maria, Ibunda Yesus dan juga para muridNya.
Yesus memperluas pola pikir sempit ini dengan konsep kebahagiaan yang dapat diperoleh oleh semua orang. Yaitu , dengan mendengarkan Firman Allah dan memeliharanya. Tahukah anda, inilah yang persis dilakukan oleh Bunda Maria juga!
Marilah kita menengok berbagai peristiwa yang dialami oleh Maria dalam hidupnya ini dan bagaimana dia menjadi orang yang benar - benar paling berbahagia sebagai standarnya. Maria pertama kali diberitakan kabar gembira oleh Malaikat Gabriel dan seruannya :"Aku ini hamba Tuhan, terjadilah kepadaku menurut kehendakMu" dan ini adalah ungkapan dia yang setia mendengarkan firman Allah.
Berkali - kali dalam berbagai kesempatan, Maria harus mengalami kesulitan, mulai dari ketika hamil besar, mendampingi Elisabeth, mengikuti sensus penduduk dan harus menempuh perjalanan jauh. Dalam keadaan sakit melahirkan, harus tinggal dan tidur dikandang hewan yang kotor dan bau, lalu ketika Yesus lahir, harus mengungsi ke Mesir beberapa waktu.
Setelah Yesus dipersembahkan di Kenisah, nubuat Hana dan Simeon menyatakan dukacitanya bahwa suatu pedang akan menembus jiwanya sendiri. Lalu, Yesus sempat menghilang dan dicari selama 3 hari. Dan masih banyak lagi peristiwa - peristiwa menyulitkan yang dialami oleh Maria. Hal ini berlangsung sampai ia mendampingi ketika putra terkasihnya, dihukum dan menjalani penyaliban yang sangat mendukakan hatinya.
Benarkah Maria berbahagia dengan ini semua ? Kita tentu sulit untuk memikirkan hal ini menjadi mungkin, jika hanya sebatas kekuatan Maria seorang. Namun, kekuatannya timbul dari Imannya, dan dari ketaatannya akan Firman Tuhan. Dalam beberapa kesempatan disebutkan juga , "Maria menyimpan semua perkara itu dan merenungkannya". Naaah... inilah cara Maria menyimak Firman Tuhan dan memelihara semua itu dalam hidupnya.
Jadi sebenarnya, Yesus telah menyanjung Maria lebih dari sekedar kondisi fisiknya saja bahwa ia adalah bundaNya yang terkasih. Model ini juga yang ditekankan oleh Yesus, dalam segala hal.. akrablah dengan Firman Tuhan! Peliharalah itu dengan segenap hatimu, dan kau akan berbahagia.
Kitab Suci, bisa sungguh hidup dan relevan dalam diri kita. Terutama ketika kita menghadapi pergumulan, saat - saat itu biasanya adalah saat - saat paling intens dimana hati kita lebih mudah disentuh untuk melihat betapa hidupnya Kitab Suci itu untuk membentuk kita.
Doa : Ya Allah, Bapa yang Maha Kuasa, terima kasih karena FirmanMu senantiasa hidup dan berkembang disepanjang hidup kami. Ajarilah kami untuk rajin dan mencintai FirmanMu, dan memeliharanya dengan segenap hati kami seperti juga yang diteladankan oleh bunda kami Maria. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : Yl. 3:12-21
Bacaan 2 : Luk 11:27 - 28
Renungan Harian, 14 Oktober 2017 - "Yang Berbahagia ialah yang mendengarkan Firman Allah dan memeliharanya"
Bacaan hari ini terasa sangat singkat, hanya sekitar dua ayat saja. Namun, tetap memiliki beberapa hal yang menurut saya dapat kita petik untuk direnungkan. Yang pertama , adalah martabat dan keistimewaan Bunda Maria. Yang kedua adalah, konsep kebahagiaan menurut ukuran dari Yesus sendiri yang dapat berlaku bagi semua orang.
Bayangkan saja, anda berada ditengah - tengah keramaian mengikuti Yesus. Anda melihat diantara kerumunan orang, seorang perempuan telihat sangat antusias terhadap Yesus. Perempuan itu tahu, Yesus bukan orang sembarangan, dan dalam permenungannya dia mencoba untuk menyatakan kekagumannya pada orang - orang yang terasa "amat beruntung" untuk menjadi lingkaran dalam Yesus dan juga orang - orang terdekatNya. Tentu saja ini terhitung mulai dari Bunda Maria, Ibunda Yesus dan juga para muridNya.
Yesus memperluas pola pikir sempit ini dengan konsep kebahagiaan yang dapat diperoleh oleh semua orang. Yaitu , dengan mendengarkan Firman Allah dan memeliharanya. Tahukah anda, inilah yang persis dilakukan oleh Bunda Maria juga!
Marilah kita menengok berbagai peristiwa yang dialami oleh Maria dalam hidupnya ini dan bagaimana dia menjadi orang yang benar - benar paling berbahagia sebagai standarnya. Maria pertama kali diberitakan kabar gembira oleh Malaikat Gabriel dan seruannya :"Aku ini hamba Tuhan, terjadilah kepadaku menurut kehendakMu" dan ini adalah ungkapan dia yang setia mendengarkan firman Allah.
Berkali - kali dalam berbagai kesempatan, Maria harus mengalami kesulitan, mulai dari ketika hamil besar, mendampingi Elisabeth, mengikuti sensus penduduk dan harus menempuh perjalanan jauh. Dalam keadaan sakit melahirkan, harus tinggal dan tidur dikandang hewan yang kotor dan bau, lalu ketika Yesus lahir, harus mengungsi ke Mesir beberapa waktu.
Setelah Yesus dipersembahkan di Kenisah, nubuat Hana dan Simeon menyatakan dukacitanya bahwa suatu pedang akan menembus jiwanya sendiri. Lalu, Yesus sempat menghilang dan dicari selama 3 hari. Dan masih banyak lagi peristiwa - peristiwa menyulitkan yang dialami oleh Maria. Hal ini berlangsung sampai ia mendampingi ketika putra terkasihnya, dihukum dan menjalani penyaliban yang sangat mendukakan hatinya.
Benarkah Maria berbahagia dengan ini semua ? Kita tentu sulit untuk memikirkan hal ini menjadi mungkin, jika hanya sebatas kekuatan Maria seorang. Namun, kekuatannya timbul dari Imannya, dan dari ketaatannya akan Firman Tuhan. Dalam beberapa kesempatan disebutkan juga , "Maria menyimpan semua perkara itu dan merenungkannya". Naaah... inilah cara Maria menyimak Firman Tuhan dan memelihara semua itu dalam hidupnya.
Jadi sebenarnya, Yesus telah menyanjung Maria lebih dari sekedar kondisi fisiknya saja bahwa ia adalah bundaNya yang terkasih. Model ini juga yang ditekankan oleh Yesus, dalam segala hal.. akrablah dengan Firman Tuhan! Peliharalah itu dengan segenap hatimu, dan kau akan berbahagia.
Kitab Suci, bisa sungguh hidup dan relevan dalam diri kita. Terutama ketika kita menghadapi pergumulan, saat - saat itu biasanya adalah saat - saat paling intens dimana hati kita lebih mudah disentuh untuk melihat betapa hidupnya Kitab Suci itu untuk membentuk kita.
Doa : Ya Allah, Bapa yang Maha Kuasa, terima kasih karena FirmanMu senantiasa hidup dan berkembang disepanjang hidup kami. Ajarilah kami untuk rajin dan mencintai FirmanMu, dan memeliharanya dengan segenap hati kami seperti juga yang diteladankan oleh bunda kami Maria. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar