Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus:"Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya:"Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau perantara atas kamu?" KataNya lagi kepada mereka: "Berjaga - jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah - limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kataNya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpnan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat, aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang - barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun - tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah, dan bersenang - senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti ? demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." (Luk 12: 13 - 21)
Bacaan 1 : Rm 4 : 20 - 25
Bacaan 2 : Luk 12 : 13 - 21
Senin, 23 Oktober 2017 - Kaya di hadapan Allah
Hari ini, Yesus memberikan pelajaran tentang kekayaan sejati yang perlu dikejar dan dipelihara oleh kita semua. Ketika Ia diminta untuk menjadi mediator / perantara terhadap kasus sengketa tanah, Yesus tidak menyia - nyiakan kesempatan ini untuk memberikan pengajaran dengan mengubah pola pikir orang banyak tentang kekayaan.
Adalah hal yang wajar jika seseorang membuka usaha, memiliki keuntungan dan berusaha berinvestasi dari kekayaan itu untuk mendapatkan lebih banyak. Strategi bisnis yang membuat orang menjadi semakin kaya adalah karena mereka sangat pandai memutar keuangan itu untuk keuntungan yang lebih besar. Dalam perumpamaan Yesus, si orang kaya melakukan semuanya itu sehingga ia makin kaya.
Bagi Tuhan, kesenangan itu adalah kesenangan semata, yang suatu saat akan berakhir. Motivasi orang kaya ini terletak pada ketamakannya bahwa semua itu adalah rejeki untuk diri sendiri. Tidaklah salah jika seseorang menikmati kekayaannya, namun ada yang kurang tepat jika hanya itu saja tujuan hidup, mengumpulkan harta di dunia!
Saya mengajak anda untuk melihat tentang hal ini dari sudut pandang kesederhanaan. Sederhana artinya bukan berkekurangan sampai benar - benar miskin, tetapi hidup berkecukupan. Jika anda tahu apa yang cukup pada diri anda, maka sebenarnya segala sesuatu yang lebih dari itu, adalah kesempatan untuk berbagi kepada orang lain secara berkelanjutan.
Kecenderungan manusia, biasanya ketika sudah mendapatkan sesuatu, ia akan meminta lebih lagi. Taraf hidup meningkat, konsumsi dan variasinya juga bertambah.Misalkan, dulu saya hanya bisa makan di warteg dengan gaji sekian, kemudian setelah gaji dinaikkan, saya akan lebih sering makan di rumah makan. Peningkatan ini wajar, tetapi harus dibarengi dengan sikap untuk melatih pengendalian diri.
Jika kita melatih diri untuk bertanya, apakah barang - barang ini benar - benar kita butuhkan ? kita akan menjadi bijaksana dalam pengeluaran kita. Misalkan, tetap bertahan dengan model handphone yang kita sudah beli 1 tahun yang lalu yang masih cukup bagus, daripada membeli handphone keluaran terbaru. Atau berusaha sesekali mencoba makan makanan yang lebih sederhana daripada selalu pergi makan ke mall.
Tahap kedua, kita ikut dalam kegiatan - kegiatan sosial untuk menolong orang lain, misalkan Bakti sosial seperti menyumbangkan pakaian bekas, membelikan barang - barang kebutuhan sehari - hari dan sumbangan dana. Perhatikanlah reaksi orang - orang yang menerima itu semua, betapa besarnya sukacita mereka, terhadap semua pemberian yang ternyata berasal dari kelebihan kita.
Berbagai survey didunia menyatakan bahwa orang - orang terkaya dunia yang hanya segelintir saja , ternyata menyamai penghasilan jutaan orang diseluruh dunia. Jika mereka tergerak hatinya untuk menyumbangkan kelebihan mereka, betapa banyaknya orang - orang yang tertolong.
Bill Gates dan Melinda, istrinya membentuk yayasan Bill & Melinda Gates untuk menolong orang - orang diseluruh dunia dengan berbagai riset, sumbangan dan karya sosial yang bermanfaat. Inilah tindakan yang mulia dari orang - orang yang dikaruniai rejeki yang melimpah.
Bagi gereja Katolik sendiri, harta kekayaan Gereja terletak pada orang - orang miskin terlantar yang mereka sapa, cintai dan berikan perhatian besar dibanding kekayaan seperti emas permata dan lain - lain.
Berikut ini adalah kisah tentang St.Laurentius, salah satu dari tujuh diakon Roma dibawah Paus St Sixtus II. Dalam masa penganiayaan yang hebat, keenam diakon lainnya bersama dengan Paus St Sixtus II sendiri menjalani hukuman mati, tinggallah Laurentius seorang diri. Dia memutuskan untuk membagi - bagikan harta kekayaan Gereja kepada orang miskin papa.
Lalu Cornelius Saecularis, yang pada waktu itu menjabat sebagai penguasa Roma, mengira bahwa Gereja menyimpan suatu harta karun yang tersembunyi. Maka Cornelius memanggil Laurensius dan berkata kepadanya, “Aku tahu bahwa menurut ajaran kalian, kalian harus menyerahkan kepada kaisar segala milik kaisar. Allah-mu tidak membawa uang ke dunia ketika Ia datang, Ia hanya membawa ajaran-Nya. Jadi, berikanlah uangnya kepada kami, kalian boleh menyimpan ajaran-Nya.” Cornelius juga berjanji akan membebaskan Laurensius jika saja ia mau menyerahkan seluruh kekayaan Gereja kepada kaisar. Laurensius menyanggupi permintaan Cornelius. Ia minta diberi waktu tiga hari untuk mengumpulkan seluruh harta Gereja.
Maka, pergilah Laurensius menjelajahi kota selama tiga hari untuk mengumpulkan orang-orang yang sakit, fakir miskin, jompo, janda serta para yatim piatu. Pada hari yang ketiga ia membawa mereka
semua ke hadapan penguasa Roma, katanya, “Tuan, inilah harta karun Gereja!”
Marilah kita senantiasa menjaga hati kita senantiasa peka terhadap kebutuhan orang lain, dan juga belajar mengendalikan diri kita terhadap semua yang kita miliki saat ini. Kembali menyadari diri, sebenarnya kebutuhan pokok kita yang utama apa ? Dari situ akan muncul rasa syukur, sikap sederhana dan mendatangkan kepedulian untuk membantu orang lain.
Doa : Ya Allah , Bapa yang Maha Kuasa, terima kasih atas semua rejeki yang Engkau berikan kepada kami. Bimbinglah kami untuk menyadari bahwa harta kami yang terbesar adalah didalam dikau, dan kami tak perlu hanya memikirkan harta didunia ini. Semoga kami senantiasa belajar bersandar kepada Engkau dan peduli terhadap sesama kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin
Ref :
http://www.indocell.net/yesaya/id140.htm
Bacaan 1 : Rm 4 : 20 - 25
Bacaan 2 : Luk 12 : 13 - 21
Senin, 23 Oktober 2017 - Kaya di hadapan Allah
Hari ini, Yesus memberikan pelajaran tentang kekayaan sejati yang perlu dikejar dan dipelihara oleh kita semua. Ketika Ia diminta untuk menjadi mediator / perantara terhadap kasus sengketa tanah, Yesus tidak menyia - nyiakan kesempatan ini untuk memberikan pengajaran dengan mengubah pola pikir orang banyak tentang kekayaan.
Adalah hal yang wajar jika seseorang membuka usaha, memiliki keuntungan dan berusaha berinvestasi dari kekayaan itu untuk mendapatkan lebih banyak. Strategi bisnis yang membuat orang menjadi semakin kaya adalah karena mereka sangat pandai memutar keuangan itu untuk keuntungan yang lebih besar. Dalam perumpamaan Yesus, si orang kaya melakukan semuanya itu sehingga ia makin kaya.
Bagi Tuhan, kesenangan itu adalah kesenangan semata, yang suatu saat akan berakhir. Motivasi orang kaya ini terletak pada ketamakannya bahwa semua itu adalah rejeki untuk diri sendiri. Tidaklah salah jika seseorang menikmati kekayaannya, namun ada yang kurang tepat jika hanya itu saja tujuan hidup, mengumpulkan harta di dunia!
Saya mengajak anda untuk melihat tentang hal ini dari sudut pandang kesederhanaan. Sederhana artinya bukan berkekurangan sampai benar - benar miskin, tetapi hidup berkecukupan. Jika anda tahu apa yang cukup pada diri anda, maka sebenarnya segala sesuatu yang lebih dari itu, adalah kesempatan untuk berbagi kepada orang lain secara berkelanjutan.
Kecenderungan manusia, biasanya ketika sudah mendapatkan sesuatu, ia akan meminta lebih lagi. Taraf hidup meningkat, konsumsi dan variasinya juga bertambah.Misalkan, dulu saya hanya bisa makan di warteg dengan gaji sekian, kemudian setelah gaji dinaikkan, saya akan lebih sering makan di rumah makan. Peningkatan ini wajar, tetapi harus dibarengi dengan sikap untuk melatih pengendalian diri.
Jika kita melatih diri untuk bertanya, apakah barang - barang ini benar - benar kita butuhkan ? kita akan menjadi bijaksana dalam pengeluaran kita. Misalkan, tetap bertahan dengan model handphone yang kita sudah beli 1 tahun yang lalu yang masih cukup bagus, daripada membeli handphone keluaran terbaru. Atau berusaha sesekali mencoba makan makanan yang lebih sederhana daripada selalu pergi makan ke mall.
Tahap kedua, kita ikut dalam kegiatan - kegiatan sosial untuk menolong orang lain, misalkan Bakti sosial seperti menyumbangkan pakaian bekas, membelikan barang - barang kebutuhan sehari - hari dan sumbangan dana. Perhatikanlah reaksi orang - orang yang menerima itu semua, betapa besarnya sukacita mereka, terhadap semua pemberian yang ternyata berasal dari kelebihan kita.
Berbagai survey didunia menyatakan bahwa orang - orang terkaya dunia yang hanya segelintir saja , ternyata menyamai penghasilan jutaan orang diseluruh dunia. Jika mereka tergerak hatinya untuk menyumbangkan kelebihan mereka, betapa banyaknya orang - orang yang tertolong.
Bill Gates dan Melinda, istrinya membentuk yayasan Bill & Melinda Gates untuk menolong orang - orang diseluruh dunia dengan berbagai riset, sumbangan dan karya sosial yang bermanfaat. Inilah tindakan yang mulia dari orang - orang yang dikaruniai rejeki yang melimpah.
Bagi gereja Katolik sendiri, harta kekayaan Gereja terletak pada orang - orang miskin terlantar yang mereka sapa, cintai dan berikan perhatian besar dibanding kekayaan seperti emas permata dan lain - lain.
Berikut ini adalah kisah tentang St.Laurentius, salah satu dari tujuh diakon Roma dibawah Paus St Sixtus II. Dalam masa penganiayaan yang hebat, keenam diakon lainnya bersama dengan Paus St Sixtus II sendiri menjalani hukuman mati, tinggallah Laurentius seorang diri. Dia memutuskan untuk membagi - bagikan harta kekayaan Gereja kepada orang miskin papa.
Lalu Cornelius Saecularis, yang pada waktu itu menjabat sebagai penguasa Roma, mengira bahwa Gereja menyimpan suatu harta karun yang tersembunyi. Maka Cornelius memanggil Laurensius dan berkata kepadanya, “Aku tahu bahwa menurut ajaran kalian, kalian harus menyerahkan kepada kaisar segala milik kaisar. Allah-mu tidak membawa uang ke dunia ketika Ia datang, Ia hanya membawa ajaran-Nya. Jadi, berikanlah uangnya kepada kami, kalian boleh menyimpan ajaran-Nya.” Cornelius juga berjanji akan membebaskan Laurensius jika saja ia mau menyerahkan seluruh kekayaan Gereja kepada kaisar. Laurensius menyanggupi permintaan Cornelius. Ia minta diberi waktu tiga hari untuk mengumpulkan seluruh harta Gereja.
Maka, pergilah Laurensius menjelajahi kota selama tiga hari untuk mengumpulkan orang-orang yang sakit, fakir miskin, jompo, janda serta para yatim piatu. Pada hari yang ketiga ia membawa mereka
semua ke hadapan penguasa Roma, katanya, “Tuan, inilah harta karun Gereja!”
Marilah kita senantiasa menjaga hati kita senantiasa peka terhadap kebutuhan orang lain, dan juga belajar mengendalikan diri kita terhadap semua yang kita miliki saat ini. Kembali menyadari diri, sebenarnya kebutuhan pokok kita yang utama apa ? Dari situ akan muncul rasa syukur, sikap sederhana dan mendatangkan kepedulian untuk membantu orang lain.
Doa : Ya Allah , Bapa yang Maha Kuasa, terima kasih atas semua rejeki yang Engkau berikan kepada kami. Bimbinglah kami untuk menyadari bahwa harta kami yang terbesar adalah didalam dikau, dan kami tak perlu hanya memikirkan harta didunia ini. Semoga kami senantiasa belajar bersandar kepada Engkau dan peduli terhadap sesama kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin
Ref :
http://www.indocell.net/yesaya/id140.htm
Komentar
Posting Komentar