Langsung ke konten utama

Perilaku Orang Kudus

Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-muridNya kepadaNya. Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kataNya: "Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak - anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi - nabi yang sebelum kamu."

Bacaan 1 : Why 7:2-4,9-14
Bacaan 2 : 1 Yoh 3 : 1 - 3
Bacaan Injil : Mat 5 : 1 - 12a

1 November 2017 - Perilaku Orang Kudus

Hari ini, Gereja Katolik memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus. Penghormatan Gereja terhadap para kudus, kadang kala mengalami kontroversi, katanya koq manusia mengagumi manusia lain begitu besar ? bahkan ada yang sampai salah kaprah bahwa kita mengandalkan manusia dan mengharapkan mereka mengabulkan doa kita!

Hari ini, bacaan kita memuat tentang Sabda Bahagia yang di ajarkan oleh Yesus dalam rangkaian Kotbah di Bukit. Suatu nasihat dan pernyataan yang sangat indah, karena menjelaskan alasan - alasan orang berbahagia dan apakah upahnya, juga ada disitu.

Saya ingin mengajak anda menelusuri sabda - sabda bahgia ini dengan meneladani para kudus. Yang pertama berbicara tentang kemiskinan di hadapan Allah. Beberapa hari yang lalu, saya mengisahkan tentang St Laurentius, salah satu dari tujuh diakon yang menunjukkan bahwa kekayaan Gereja itu ada pada orang - orang miskin, tersingkir, dan menderita. Orang - orang kudus memandang rendah nilai kekayaan duniawi dan menjadi miskin dan sederhana dihadapan Allah, supaya dapat mengandalkan Tuhan yang memiliki segala macam bentuk kekayaan dan berkat.

Kekayaan itu adalah sarana untuk melakukan kebaikan. Jika kita berpikir bahwa kekayaan adalah tujuan hidup, kita akan mudah terjatuh. Namun jika kita memiliki semangat kemiskinan dalam kekayaan kita, kita akan mudah berbagi untuk orang lain dan memberikan dengan sukacita apa yang kita miliki.

Bagi orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur bisa terlihat dari reaksi para murid yang beriman kepada Tuhan. Lihatlah reaksi Maria Magdalena, Petrus, dan murid - murid saat tahu Yesus sudah bangkit. Kebahagiaan kita sebagai anak - anak Allah terletak bahwa kita tak perlu takut kematian, karena kita akan menerima kebangkitan bersama Kristus.

Kita juga akan kehilangan orang - orang yang kita kasihi dan cintai, bahkan kita sendiri pun suatu saat nanti akan meninggalkan dunia ini, tapi kita tak perlu merasa takut karena kita memiliki "kebangkitan badan" dan "kehidupan kekal".

Bagi orang yang lemah lembut, dikatakan bahwa mereka akan memiliki bumi. Saya teringat akan kisah St Fransiskus Asisi yang bersahabat dengan alam, karena kelemah lembutannya, binatang - binatang pun mau mendekat dan menyayangi dia. Sungguh suatu teladan kelemah lembutan yang mampu menjangkau seluruh bumi.

Jika kita belajar dan rajin bersikap ramah , tegas dan memiliki prinsip dan tahan godaan namun juga bisa toleran terhadap kelemahan orang lain, kita akan memiliki bumi.

Bagi orang yang lapar dan haus akan kebenaran, akan dipuaskan. Saya teirngat pada para doktor dan pujangga Gereja yang mampu menghasilkan karya - karya yang indah.  St Thomas Aquinas menerbitkan buku "Summa Theologica", lalu St Teresa Avila dengan karya "Puri Batin"-nya dan masih banyak lagi orang - orang kudus yang memberikan kepada kita kekayaan pencarian kebenaran itu sendiri.

Kita semua, dengan profesi dan bakat - bakat kita, mampu menghasilkan kebaikan dan memberikan manfaat bagi masyarakat, sekecil apapun peran itu. Kita tak perlu takut, jika kita berjuang untuk memperjuangkan kebenaran, maka dengan sendirinya kebaikan dan keteraturan itu dapat terwujud.

Bagi orang yang senang bermurah hati, mereka akan beroleh kemurahan. Kita dapat melihat kisah seorang ratu, St Elisabeth dari Hungaria yang mau dekat dengan rakyatnya dan memberikan harta kekayaannya untuk penduduknya. Ia begitu dikasihi dan dicintai oleh orang - orang sekitarnya.

Bagi orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Kita melihat contohnya pada diri Beata Imelda, anak - anak Fatimah dan masih banyak lagi orang - orang kudus yang hatinya sangat mencintai Tuhan sehingga mereka benar - benar dapat melihat Allah.

Kita perlu menjaga kesucian hati dengan rajin memeriksa batin, hadir di Gereja dan secara teratur menerima sakramen pengakuan dosa dan sakramen Ekaristi. Kita perlu melakukan praktik - praktik rohani yang mencari Allah, maka kita akan dapat melihat Allah dalam segala tingkah laku dan pekerjaan kita.

Bagi orang yang membawa damai, mereka akan disebut anak - anak Allah. Salah satu sosok yang fenomenal yang disebut juga sebagai pembawa damai adalah Paus St Yohanes 23 yang dalam usianya yang tua, sempat diremehkan oleh banyak orang. Dikarenakan usianya yang sudah sangat lanjut, yaitu delapan puluh tahun, orang - orang berpikir dia akan menjadi paus perantara, tetapi kenyataannya Paus Yohanes 23 menginisasikan Konsili Vatikan II dan membantu mencegah terjadinya perang dunia III saat itu antara Amerika Serikat dengan Kuba.

Kita bisa memilih menjadi orang yang selalu dinanti - nantikan kehadirannya, dan bukan sebagai orang yang jika kita tidak ada disitu, semua orang bersukacita dan bergembira. Kita perlu belajar melatih sikap rendah hati, sabar dan pengertian. Ciri khas orang Katolik itu, ada pada ujud cinta kasihnya.

Bagi orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, dikatakan merekalah yang empunya Kerajaan Allah. Ini adalah tentang kemartiran dan semangat evangelisasi yang besar yang telah dilakukan sejumlah besar orang kudus dari waktu ke waktu. Mereka membawa standar kerajaan Allah itu dengan usaha - usaha mereka, sehingga wajarlah jika mereka juga yang empunya Kerajaan Allah itu sendiri.

Pesan terakhir Yesus, benar - benar secara spesifik untuk seluruh pengikutnya, bahwa jika kita dicela, dicemooh dan difitnahkan segala yang jahat karena nama Yesus, kita tidak perlu bersedih hati dan kecewa, malah sebaliknya, kita bersukacita karena upah kita besar di Surga.

Jadi siapa sih sebenarnya orang - orang kudus itu ? apa kriteria menjadi orang kudus? orang - orang yang masuk kategori itu adalah kita semua. Kita mampu sepanjang kita berusaha untuk mengandalkan Tuhan dalam hidup kita. Tak jadi masalah jika kita berdosa dan penuh cacat cela, asalkan kita mau bertobat dan berubah, tidak terlambat. Ada St Agustinus dari Hippo yang selama 20 tahun lebih sempat melakukan segala macam perbuatan dosa, dan perubahannya sendiri disentuh oleh Tuhan tidak dari dirinya sendiri tetapi dari ibunya, St Monika. Doa - doa ibunya telah membantu dia bertobat dan menjadikan dia salah satu orang kudus terbesar.

Demikian juga jika hanya perbuatan - perbuatan kecil saja kita lakukan, itu tak perlu khawatir. Ada St Theresia dari Lisieux yang memperkenalkan "jalan - jalan kecil" , yaitu mengerjakan semua pekerjaan sekecil apapun itu dengan cinta yang besar untuk Tuhan.

Disegala sisi, dalam hidup kita, marilah kita menengok juga kepada teladan - teladan dari orang - orang kudus ini, karena melalui contoh hidup mereka, kita menemukan panduan bagaimana kita melangkah. Meskipun mereka kudus, mereka juga manusia biasa seperti kita, dan inilah yang harus kita ingat bahwa rahasianya terletak dari bagaimana mereka hidup mengandalkan Tuhan.

Doa : Ya Allah Bapa Yang Mahakuasa, Engkau menghendaki kami berjuang untuk hidup kudus, seperti Engkau kudus adanya. Bantulah kami meneladani semua orang kudusMu dan semoga kami pun bisa belajar dengan baik dari teladan - teladan mereka dan juga menjadi orang kudus dalam hidp harian kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Tentang Hati Nurani

Awal mulanya, saya memiliki kerinduan yang besar untuk dapat berbicara secara langsung kepada Tuhan. Saya begitu haus untuk bisa menerima Tuhan yang langsung bercakap - cakap dengan saya secara pribadi. Tuhan yang bisa sungguh - sungguh hadir disetiap waktu dan memberikan saya nasihat ketika saya melakukan kesalahan , menuntun saya keluar dari kesulitan , mendorong dan memberikan semangat ketika saya sedang jatuh dan sedang dalam proses berjuang. Saya tahu, cara untuk mendengarkan suara Tuhan, adalah lewat kitab suci dan doa. Tapi, kita juga tahu, terkadang dengan berdoa kita menyampaikan keinginan hati kita dan ungkapan pengharapan kita, tapi itu semua terasa hanya dari sisi kita saja karena kita tidak mudah mendengar suara Tuhan bekerja dalam diri kita. Saya berdoa dengan sungguh - sungguh, dan minta kepada Tuhan supaya saya bisa dibina. Ternyata, Tuhan mendengarkan doa saya dengan cara yang sungguh - sungguh luar biasa. Ketika itu, saya sedang sekolah SMP. Saya mendapatkan seo...

Sketsa Iman - Tahan uji dalam iman yang teguh

Sketsa Iman - 4  Agustus 2021 Bacaan : Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35 | Mat 15:21-28 Renungan : Hari ini kita diajak untuk merenungkan suatu praktik penerapan iman yang bagus sekali yang ditunjukkan oleh seorang wanita Kanaan kepada Yesus. Ia datang dengan sebuah kepasrahan total dan keyakinan penuh bahwa Tuhan mampu menjawab doanya. Ia meminta pertolongan supaya anaknya yang kerasukan setan dapat dipulihkan.  Injil mula - mula mencatat kedatangan Yesus di daerah Tirus dan Sidon. Kita tahu juga bahwa Yesus selalu mengadakan karya pelayanan dimanapun Ia berada, dan Ia tidak membeda-bedakan orang - orang yang datang kepadaNya, entah itu anak kecil atau kaum wanita yang biasanya tersingkir, orang - orang miskin , janda dan bahkan para pendosa.  Adapun, perempuan Kanaan ini disebut kafir karena tidak percaya kepada Tuhan.  Mari kita lihat intensitas perjuangan dari wanita ini. Ia datang dan berseru, meminta belas kasihan kepada Yesus. Ia menarik garis persahabatan denga...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Hidup yang baru

Sketsa Iman, 15 Januari 2018 Bacaan 1 : 1 Sam 15:16 -23 Bacaan Injil : Mrk 2 : 18-22 Ulasan Kitab Suci : Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga...

Sketsa Iman - Merenungkan hal - hal penting dalam pelayanan

Sketsa Iman - 18 Oktober 2021 Bacaan : 2 Tim 4:10-17b | Luk 10:1-9 Renungan :  Karya pelayanan para murid senantiasa menjadi model pelayanan yang tetap relevan hingga zaman sekarang. Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari bacaan itu antara lain :  1. Yesus mengutus para muridNya berdua - dua  Pelayanan bersama biasanya tidak dilakukan seorang diri. Keberadaan rekan lain bisa sangat menolong dalam banyak situasi. Karena itu, hendaknya kita saling bahu membahu satu sama yang lain untuk saling menguatkan dan saling melayani. 2. Meminta kepada Allah para pekerja di ladang Tuhan  Tugas pelayanan mencakup juga panggilan dari Allah. Manusia boleh berupaya dan berusaha sebaik - baiknya, namun yang bisa mengubah hati seseorang hanyalah Tuhan. Karena itu, tidak ada hal yang lebih baik selain percaya kepada Tuhan dan berpasrah kepadaNya.  3. Diutus seperti anak domba ditengah serigala namun memiliki semangat kelepasan  Walaupun sulit, setiap orang yang menjadi pe...