Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Sigap meraih kesempatan pertumbuhan dari Tuhan

Sketsa Iman, 27 Juli 2018

Bacaan 1: Yer. 3:14-17
Bacaan Injil : Mat 13:18-23

Ulasan Kitab Suci : 

13:18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. 13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. 13:20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. 13:21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. 13:22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 13:23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."


Renungan : 
Marilah kita sejenak meluangkan waktu untuk menilai diri kita sendiri. Kita melihat segala berkat rohani dan fisik dari Tuhan.  Semua itu diberikan oleh Tuhan sebagai sebuah modal utama, dan inilah tanah itu yaitu diri kita sendiri. Benih yang ditaburkan Tuhan dalam bacaan hari ini adalah Sabda Allah dan kesempatan hidup, yang menuntun hidup kita sehingga kita bisa menghasilkan buah yang baik.

Semua benih adalah benih berkualitas yang pasti menghasilkan buah, tetapi yang dapat menghambat dan menggagalkan pertumbuhan benih itu adalah tanah dan kondisi lingkungan hidup tempat dimana benih itu ditanam. Begitulah dengan hidup kita. Jika kita hidup ditengah-tengah orang-orang dengan karakter dan gaya hidup serupa, kita akan cenderung mengikutinya. 

Marilah kita mengambil contoh dari skala kecil dan skala besar. Di skala kecil, dalam keluarga, jika papa mama kita saling mengasihi dan saling menyapa, kita pun akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah tersenyum dan mengasihi sesama. Jika dalam praktik rohani, keluarga sering berdoa bersama, kita pun secara pribadi juga ikut berdoa sendiri misalkan ketika mensyukuri makanan yang kita terima, memulai pekerjaan dsb. Di skala besar, marilah kita melihat kedisiplinan orang-orang Jepang, budaya malu dan sikap tegas mereka, atau di negara Singapur dengan kebersihannya. 

Di bagian awal, saya meminta kita untuk melihat segala berkat rohani dan fisik. Tujuannya, adalah supaya kita melihat kandungan "tanah" yang bisa dipakai oleh Tuhan. Jika kita serupa dengan tanah, yang mengandung segala mineral dan zat-zat untuk pertumbuhan hidup benih, maka kita harus memberikan diri kita dipakai oleh Tuhan. Semakin banyak peluang yang kita buka, saat kita membeirkan diri kita, semakin kita bisa maksimal dalam karya kepada orang lain. 

Ada jenis tanah yang keras, yang berbatu-batu, butuh dibersihkan, dipupuk, diolah oleh Tuhan supaya bisa menjadi tempat yang baik untuk ditanam. Begitupun hidup kita, harus dibersihkan dari batu-batu dosa, kerikil-kerikil lingkungan yang jelek, luka-luka batin, kelemahan-kelemahan baru kita siap untuk melayani Tuhan. Ada jenis tanah yang baik, subur dan mudah ditumbuhi oleh berbagai macam benih. Bukalah diri kita, persembahkan itu kepada Tuhan sehingga Tuhan bisa memilihkan, benih-benih hidup apa yang mau Ia berikan untuk kebaikan orang banyak. 

Marilah menjadi tanah yang siap digarap oleh Tuhan, sang Penabur Agung yang menanamkan kesempatan untuk berbuah besar dan banyak sesuai dengan kehendakNya. 

Teladan Orang Kudus : St Pantaleon 

Pantaleon datang dari Nicomedia, dekat Lautan Hitam di Asia. Ia hidup pada abad keempat. Pantaleon seorang dokter yang amat terkenal hingga Kaisar Galerius Maximian memilihnya untuk menjadi dokter pribadi kaisar. Di sana, di istana yang jahat dan kafir, Pantaleon terjerumus ke dalam masalah. Ia seorang Kristiani, namun sedikit demi sedikit, ia membiarkan teladan buruk sekelilingnya merusakkan dia juga. Ia mulai sependapat dengan kebijaksanaan palsu yang dipuja orang-orang kafir. Ahirnya, ia melakukan dosa berat dengan sepenuhnya meninggalkan iman Kristiani.

Seorang imam yang kudus bernama Hermolaos teramat sedih melihat dokter yang temashyur ini meninggalkan Yesus. Ia datang menemuinya. Dengan kata-kata yang bijaksana dan lemah lembut, sang imam berhasil menyadarkan Pantaleon akan dosa yang telah dilakukannya. Pantaleon mendengarkan nasehatnya dan mengakui bahwa ia telah sungguh keliru. Ia mengaku dosa dan bergabung kembali dengan Gereja. Guna menyilih apa yang telah dilakukannya, Pantaleon memiliki kerinduan yang berkobar untuk menderita dan mati bagi Yesus. Sementara itu, ia meneladani belas kasih Yesus dengan merawat orang-orang miskin yang sakit tanpa memungut bayaran.

Ketika Kaisar Diocletian memulai penganiayaan, Pantaleon segera membagikan segala yang ia miliki kepada orang-orang miskin. Tak lama kemudian, beberapa dokter yang iri hati mengadukannya sebagai seorang Kristiani. Kepada Pantaleon diberikan pilihan untuk menyangkal iman atau dihukum mati. Pantaleon sama sekali menolak memaklumkan bahwa ia bukan seorang pengikut Kristus; dan tak ada suatu aniaya pun yang dapat memaksanya untuk melakukan hal itu. St Pantaleon wafat sebagari martir pada tahun 305. Di masa lampau terdapat suatu devosi yang kuat kepada orang kudus ini. Di Timur, ia disebut sebagai “martir besar dan pekerja ajaib”.

Ref : 

Doa : 

Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, kami bersyukur atas kesempatan untuk berkembang. Kami adalah tanah yang Engkau jadikan, segala bakat kami, rohani maupun non-rohani adalah buah karyaMu. Semoga kami juga mau memaksimalkan diri kami dengan menerima benih Sabda dan juga kesempatan pelayanan yang Engkau nyatakan kepada kami. Demi Kristus,Tuhan dan pengantara kami. Amin 

Komentar