Sketsa Iman, 8 Juli 2018
Bacaan 1 : Yeh 2:2-5
Bacaan 2 : 2 Kor 12:7-10
Bacaan Injil : Mrk 6:1-6
Ulasan Kitab Suci :
12:7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblisuntuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. 12:8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 12:10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran,di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Renungan :
Rasul Paulus adalah seorang terpandang pada masa jemaat Gereja perdana, karena kemampuannya untuk mewartakan kabar baik di kalangan orang-orang non Yahudi yang begitu luar biasa. Dalam suratnya kali ini, Rasul Paulus menekankan pentingnya tetap berfokus kepada Kristus daripada kepentingan dan keberhasilan pribadi.
Semua sanjungan dan pujian dipersembahkan kepada Allah. Bahkan ketika St Paulus memiliki permasalahan yang disebutnya "duri dalam daging", ia tetap memandang secara positif bahwa itu adalah pengingat supaya ia tidak menjadi sombong. Jadi sebenarnya, Paulus berusaha berlatih bagaimana menjadi rendah hati dalam apa yang dia kerjakan.
Dari Paulus, kita belajar untuk seimbang dalam mengenal diri kita sendiri. Kita mesti tahu potensi terbaik kita, tetapi juga kelemahan kita dan juga "duri-duri" yang ada di dalam hidup kita supaya kita tetap mengingat kasih Allah dan pertolongan nyataNya dalam hidup kita.
Ada dua sikap yang perlu kita waspadai dari kisah ini. Pertama, terlalu merasa baik dan hebat, maka semua sanjungan dan pujian orang akan menjadi racun dan menjadikan kita sombong. Kedua, terlalu merasa diri lemah, hanya berfokus pada kelemahan dan hal-hal yang menyulitkan akan membuat hati kita juga tak pernah tenang, sering menyalahkan dan merasa sebagai orang yang ditinggalkan Tuhan.
Satu rahasia kunci yang penting kita ingat adalah bagian sabda ini : ...Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Ini adalah bukti kepasrahan dan kepercayaan kepada Tuhan. Segala sesuatu yang tidak sanggup kita kerjakan dan diluar kendali kita, adalah ranah Tuhan. Itu adalah zona kuasa penuh dari Allah dalam hidup kita. Jadi, apa yang perlu kita khawatirkan ? Jika disatu sisi kita berusaha sebaik-baiknya bekerja dan disisi lain segala yang tidak sanggup kita kerjakan, adalah bagian Allah, maka hasilnya adalah sebuah karya yang indah bagi Allah dan sesama.
Doa :
Ya Allah, bantulah kami mengenali diri kami , yaitu potensi kelebihan dan kekurangan kami supaya kami pun bisa menyadari bagian - bagian yang harus kami serahkan sepenuhnya kepadaMu dan bagian yang dapat kami kerjakan sungguh-sungguh dengan seluruh kekuatan kami. Semoga kami bisa menghasilkan buah - buah karya yang baik bagi sesama. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : Yeh 2:2-5
Bacaan 2 : 2 Kor 12:7-10
Bacaan Injil : Mrk 6:1-6
Ulasan Kitab Suci :
12:7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblisuntuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. 12:8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 12:10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran,di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Renungan :
Rasul Paulus adalah seorang terpandang pada masa jemaat Gereja perdana, karena kemampuannya untuk mewartakan kabar baik di kalangan orang-orang non Yahudi yang begitu luar biasa. Dalam suratnya kali ini, Rasul Paulus menekankan pentingnya tetap berfokus kepada Kristus daripada kepentingan dan keberhasilan pribadi.
Semua sanjungan dan pujian dipersembahkan kepada Allah. Bahkan ketika St Paulus memiliki permasalahan yang disebutnya "duri dalam daging", ia tetap memandang secara positif bahwa itu adalah pengingat supaya ia tidak menjadi sombong. Jadi sebenarnya, Paulus berusaha berlatih bagaimana menjadi rendah hati dalam apa yang dia kerjakan.
Dari Paulus, kita belajar untuk seimbang dalam mengenal diri kita sendiri. Kita mesti tahu potensi terbaik kita, tetapi juga kelemahan kita dan juga "duri-duri" yang ada di dalam hidup kita supaya kita tetap mengingat kasih Allah dan pertolongan nyataNya dalam hidup kita.
Ada dua sikap yang perlu kita waspadai dari kisah ini. Pertama, terlalu merasa baik dan hebat, maka semua sanjungan dan pujian orang akan menjadi racun dan menjadikan kita sombong. Kedua, terlalu merasa diri lemah, hanya berfokus pada kelemahan dan hal-hal yang menyulitkan akan membuat hati kita juga tak pernah tenang, sering menyalahkan dan merasa sebagai orang yang ditinggalkan Tuhan.
Satu rahasia kunci yang penting kita ingat adalah bagian sabda ini : ...Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Ini adalah bukti kepasrahan dan kepercayaan kepada Tuhan. Segala sesuatu yang tidak sanggup kita kerjakan dan diluar kendali kita, adalah ranah Tuhan. Itu adalah zona kuasa penuh dari Allah dalam hidup kita. Jadi, apa yang perlu kita khawatirkan ? Jika disatu sisi kita berusaha sebaik-baiknya bekerja dan disisi lain segala yang tidak sanggup kita kerjakan, adalah bagian Allah, maka hasilnya adalah sebuah karya yang indah bagi Allah dan sesama.
Doa :
Ya Allah, bantulah kami mengenali diri kami , yaitu potensi kelebihan dan kekurangan kami supaya kami pun bisa menyadari bagian - bagian yang harus kami serahkan sepenuhnya kepadaMu dan bagian yang dapat kami kerjakan sungguh-sungguh dengan seluruh kekuatan kami. Semoga kami bisa menghasilkan buah - buah karya yang baik bagi sesama. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar