Sketsa Iman, 21 Juli 2018
Bacaan 1 : Mi. 2:1-5
Bacaan Injil : Mat 12:14-20
12:14 Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia.
12:15 Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana.(12-15b) Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. 12:16 Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, 12:17 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: 12:18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. 12:19 Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. 12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. 12:21 Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."
Renungan :
Para pengikut Yesus senantiasa mendapatkan penyembuhan dan kebebasan, karena itu mereka mengikuti Dia, sementara kontras dengan itu, orang-orang Farisi malah bersepakat untuk membunuhNya. Yesus sebenarnya sedang melaksanakan misi rahasiaNya sebagai Mesias yang menyelamatkan. Tetapi, ada satu sisi dari Mesias ini sendiri yang patut dijaga kerahasiaannya, yaitu bahwa untuk menyelamatkan manusia, Ia harus rela menderita, wafat dan bangkit untuk mengalahkan maut dan dosa. Maka, di ayat yang ke 16, Yesus melarang orang-orang memberitahukan siapa dia.
Pada ayat yang ke 17 sampai ayat yang ke 20, Yesus menyatakan bahwa sebagai Mesias juga, Ia menggenapi Hukum Taurat dan nubuat-nubuat para nabi, khususnya dari Yesaya tentang sosok Hamba Allah yang menderita. Hamba ini, adalah seorang yang dipilih dan dikasihi oleh Allah. Dikatakan juga bahwa Roh Allah hinggap di atasNya dan kepada Hamba ini, dipermaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.
Dari Injil banyak dinyatakan beberapa hal, yang sudah kita tahu. Sejak lahir, Yesus disebut Immannuel : "Allah beserta kita", lalu ketika dibabtis : Yesus juga dimaklumkan Bapa bahwa Ia adalah Anak yang dikasihi. Kita harus mendengarkan Yesus yang diutus oleh Bapa dan yang benar-benar siap melayani kita semua, itulah sebabnya Dia juga adalah Hamba.
Karena Yesus datang untuk menolong bangsa-bangsa, maka harapan terkecil sekalipun yang nampak untuk menyelamatkan orang-orang yang digambarkan sebagai buluh yang sudah terkulai ataupun sumbu yang nyalanya hampir pudar tidak akan diputuskan dan dipadamkan. Karena itulah kesimpulannya bangsa-bangsa akan berharap kepadaNya.
Lewat Yesus, semua bangsa menjadi umat pilihan Allah, dan keselamatan terbuka buat semua orang. Kita semua menjadi keluarga besar dan menerima status baru sebagai bangsa yang diberkati karena Yesus. Maka Yesus akan berhasil menyelamatkan kita semua.
Teladan Orang Kudus : St. Laurentius dari Brindisi
Caesar Rossi dilahirkan di Brindisi, Italia, pada tahun 1559. Brindisi adalah bagian dari Kerajaan Naples, Italia. Caesar mengambil nama Laurentius ketika ia menjadi seorang Fransiskan Kapusin pada usia enambelas tahun. Ia diutus ke Universitas Padua untuk belajar teologi. Laurentius mengejutkan banyak orang dengan belajar juga enam bahasa asing. Bahasa ibunya adalah bahasa Italia. Ia fasih berbahasa Perancis, Jerman, Yunani, Spanyol, Syriac dan Ibrani. Pula, St Laurentius memiliki pengetahuan mendalam tentang Kitab Suci. Setelah ditahbiskan sebagai imam, ia menjadi seorang pengkhotbah yang popular. Karena kemampuannya berbahasa Ibrani, ia berkarya demi pertobatan orang-orang Yahudi yang tinggal di Roma. Di kemudian hari, St Laurentius diutus untuk mendirikan ordonya di Austria. Kaisar Rudolf II tidak menghendaki kedatangan mereka. Tetapi, kelemah-lembutan Laurentius dalam merawat para korban wabah penyakit di sana melunakkan hati kaisar.
Kaisar meminta Laurentius untuk membujuk para bangsawan Jerman agar melawan pasukan Turki. Kala itu, pasukan Turki sedang berusaha menghapuskan kekristenan. Laurentius berhasil meyakinkan para bangsawan. Tetapi, para pemimpin mereka mendesak agar sang imam ikut serta bersama pasukan ke medan perang guna menjamin kemenangan. Ketika para prajurit melihat betapa besar bala tentara Turki, mereka ketakutan dan bermaksud mengundurkan diri. Jadi, St Laurentius sendiri yang memimpin pasukan. Ia hanya bersenjatakan salib. Para prajurit Kristiani menjadi percaya dan bertempur dengan gagah berani. Pasukan Turki berhasil ditaklukkan dengan mutlak. St Laurentius disanjung, tetapi ia tidak berbangga diri atas keberhasilannya. Ia menyerahkan segalanya pada Tuhan dan memanjatkan pujian kemuliaan bagi-Nya.
Pada tahun 1602, St Laurentius menjadi Superior Jenderal ordonya. Ia berkarya, berkhotbah dan menulis guna menyebarluaskan Kabar Gembira. Ia pergi dalam misi-misi perdamaian yang penting ke Munich, Jerman dan Madrid, Spanyol. Para penguasa wilayah-wilayah tersebut mendengarkan nasehatnya dan misinya berhasil gemilang. Tetapi St Laurentius terserang sakit parah. Ia kecapaian karena medan perjalanan yang berat dan beban tugas yang menegangkan. Ia wafat tepat pada hari ulangtahunnya, pada tanggal 22 Juli 1619. St Laurentius dinyatakan kudus oleh Paus Leo XIII pada tahun 1881. Ia dihormati sebagai “Doktor Apostolik” oleh Paus Yohanes XXIII pada tahun 1959.
Ref :
http://yesaya.indocell.net/id230_laurentius_dari_brindisi.htm
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, terima kasih karena Yesus, PuteraMu adalah penggenapan seluruh Perjanjian Lama, dan yang dinyatakan oleh para nabi kepada kami sejak lama. Melalui kehadiranNya, segala kelemahan kami dilenyapkan, dosa - dosa kami dihapuskan dan hubungan kami kepadaMu dipulihkan. Semoga kami senantiasa berfokus dan menyandarkan hidup kami kepadaMu dengan sungguh-sungguh. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, terima kasih karena Yesus, PuteraMu adalah penggenapan seluruh Perjanjian Lama, dan yang dinyatakan oleh para nabi kepada kami sejak lama. Melalui kehadiranNya, segala kelemahan kami dilenyapkan, dosa - dosa kami dihapuskan dan hubungan kami kepadaMu dipulihkan. Semoga kami senantiasa berfokus dan menyandarkan hidup kami kepadaMu dengan sungguh-sungguh. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar