Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Mari meneguhkan hati kepada Yesus

Sketsa Iman, 9 Juli 2018

Bacaan 1 : Hos 2:13.14b-15.18-19
Bacaan Injil : Mat 9:18-26

Ulasan Kitab Suci : 

9:18 Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." 9:19 Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. 9:20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. 9:21 Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 9:22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. 9:23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, 9:24 berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia. 9:25 Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. 9:26 Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.
Renungan : 

Tuhan Yesus selalu mengedepankan aspek iman dari orang-orang yang mau disembuhkan. Bacaan hari ini pun memuat 2 cerita yang terhubung dengan aspek iman tersebut untuk mendapatkan kesembuhan total. Yang pertama adalah seorang kepala rumah ibadat. Sebagai seorang pengurus rumah ibadat, ia tentu cukup dekat dengan Yesus, karena Yesus seringkali setiap hari sabat mengajar di rumah-rumah ibadat. Situasinya mungkin mirip dengan kedekatan antara Pastor dengan para misdinar, lektor-lektris, koster yang bertugas bersama-sama untuk Misa. Jadi, Yesus dan kepala rumah ibadat ini tentu cukup saling mengenal.

Terbiasa mendengarkan kotbah-kotbah Yesus, benih-benih iman dan sabda tentu mulai berakar kuat di dalam hatinya sehingga ketika anaknya meninggal dia datang kepada Yesus dengan penuh pengharapan dan keyakinan. Dia bahkan tahu apa yang akan dia minta kepada Yesus : " ... tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." Dia percaya bahwa anaknya yang sudah meninggal akan mengalami kehidupan yang baru.

Sementara berjalan menuju ke rumah kepala rumah ibadat ini, seorang perempuan pun juga dengan keyakinan kuat di dalam hatinya berpikir untuk menyentuh saja jubah Yesus. Pada waktu itu, kaum perempuan seperti kaum kelas dua dibandingkan laki - laki, dan segala macam sakit penyakit dianggap sebuah kenajisan. Jadi tindakannya termasuk salah satu tindakan paling berani yang ia lakukan ketika ia menjamah jubah Yesus.

Disinilah terjadi perubahan juga, karena bukannya kekudusan dan kuasa penyembuhan Yesus mengalir ke dalam diri perempuan ini, dan dia sembuh. Juga Yesus tak lupa menyapanya, " Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Seketika itu juga ia sembuh!

Nah, para pembaca yang terkasih, marilah merenungkan saat ini, adakah hal-hal dalam hidup kita yang masih kita simpan sendiri dan dengan sengaja, tidak kita serahkan kepada Yesus ? Apakah kita malu - malu dan tidak ingin mengungkapkan kelemahan dan dosa - dosa kita kepadaNya ? Bawalah semuanya itu. Kehidupan sendiri bisa bukan hanya kehidupan secara fisik, tetapi juga kehidupan secara rohani. Bisa saja dengan pertolongan Yesus, kita memperoleh semangat dalam bekerja yang baru, kehangatan dalam keluarga yang tadinya mengalami masalah, kekuatan untuk melangkah ketika kita mau mencoba hal - hal baru.

Yesus menawarkan keselamatan, maukah anda menerimanya ?

Teladan Orang Kudus : Para Martir dari Oranye

Para martir dari Orange hidup pada abad kedelapan belas. Mereka terdiri dari tiga puluh dua orang biarawati. Selama Revolusi Perancis, para biarawati yang berasal dari beberapa ordo religius yang berbeda ini dipenjarakan di Orange, Perancis. Mereka adalah enam belas biarawati Ursulin, tiga belas biarawati Adorasi Sakramen Mahakudus, dua biarawati Bernardin dan seorang biarawati Benediktin.

Ketika pecah Revolusi Perancis, para biarawati ini diperintahkan untuk menyatakan sumpah setia pada para pemimpin Revolusi. Para biarawati percaya bahwa sumpah itu menentang Tuhan dan Gereja. Mereka semua menolak menandatangani sumpah dan karenanya digiring ke penjara Orange. Beberapa dari para biarawati tinggal dalam biara yang sama sebelum mereka dijebloskan ke dalam penjara. Sedangkan sebagian lainnya tidak saling mengenal hingga mereka bertemu di penjara. Para biarawati itu membentuk suatu komunitas dalam ruang penjara yang gelap serta pengap. Mereka berdoa bersama pada waktu-waktu tertentu setiap hari. Mereka saling menghibur serta saling menguatkan satu sama lain. Mereka semua terikat dalam kasih persaudaraan seperti yang dialami oleh Gereja Perdana yang mengalami penganiayaan.

Pada tanggal 6 Juli, biarawati pertama diajukan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Ia tidak pernah kembali. Setiap hari satu orang biarawati, terkadang dua orang biarawati diambil. Tak seorang pun tahu giliran siapa berikutnya. Komunitas biarawati semakin berkurang dalam jumlah, tetapi biarawati yang tinggal terus-menerus berdoa, terutama bagi mereka yang akan dihukum mati pada hari itu. Kemudian, bersama-sama mereka akan menyanyikan Te Deum, suatu nyanyian puji-pujian kepada Tuhan.

Akhir bulan Juli 1794, ketiga puluh dua orang biarawati semuanya telah dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan rakyat Orange, Perancis. Tiga puluh dua biarawati wafat sebagai martir. Ketika Revolusi Perancis telah berakhir, para hakim Orange dinyatakan bersalah atas apa yang telah mereka lakukan dan dijatuhi hukuman. Ketiga puluh dua biarawati yang dianggap sebagai para martir dari Orange dinyatakan “beata” oleh Paus Pius XI pada tahun 1925.

Ref :
http://yesaya.indocell.net/id230.htm

Doa : 

Ya Yesus yang penuh belas kasih dan cinta, ulurkanlah tanganMu dan letakkanlah tanganMu ke atas kami, supaya kamipun boleh mengalami sukacita dan hidup baru. Kami mau membawa segala beban, hambatan, dosa-dosa, pengharapan dan rencana hidup kami kepadaMu. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b

Pengenalan Kitab Suci - Iman bapa bangsa Israel (Bagian 1)

Pengenalan Kitab Suci - Iman Bapa Bangsa Israel (Bagian 1)  Abraham , Bapa Orang Beriman Pengantar Sejarah keselamatan umat manusia tidak lepas dari sejarah bangsa Israel, dimana Allah sendiri yang membentuk bangsa ini, dimulai dari satu orang yaitu Abraham. Kisah tentang pembentukan leluhur bangsa Israel bisa kita lihat dari Kejadian 12 - 50.  Pada bagian ini, kita sama - sama mau belajar dari iman para bapa bangsa Israel yaitu Abraham, Ishak, Yakub yang mencakup bagian ke - 2 dari kitab Kejadian. Tulisan - tulisan ini akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Iman Abraham (Bagian 1), Iman Yakub (Bagian 2) dan Iman Yusuf  (Bagian 3) yang berakhir ketika keluarga Israel menetap di Mesir. Bagian pertama ini, kita mau sama - sama belajar melihat proses jatuh bangun yang dialami oleh Abraham dan pertumbuhan imannya sehingga dia dan keturunannya mendapatkan berkat dari Tuhan.  Kisah Abraham, bapa para bangsa (Kej 12:1 - Kej 25:11) 1. Abram dipanggil Allah  Abram berasal dari Ur-kasdim, mengalami

Sletsa Iman - Tentang Kesesatan

Sketsa Iman, 30 September 2018 Bacaan 1 : Bil 11:25-29 Bacaan 2 : Yak 5:1-6 Bacaan Injil : Mrk 9:38-43,45,47-48 Ulasan Kitab Suci :  Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan  9:38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." 9:39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.9:40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. 9:41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."  Siapa yang menyesatkan orang  9:42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 9:43 Dan j

Sketsa Batin - Perumpamaan Tentang Mutiara Berharga

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus  MUTIARA INDAH  Bacaan Injil : Mat 13:45-46 13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. 13:46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." Pengantar Perumpamaan :  Kali ini kita akan membahas kelanjutan dari perumpamaan Yesus tentang harta terpendam. Perumpamaan ini membahas tentang Kerajaan Allah, dan sama seperti harta terpendam, mutiara yang berharga ini juga mau menunjukkan hal itu. Walaupun dianggap sebagai kembaran, ada perbedaan juga antara perumpamaan harta terpendam dan mutiara berharga. Perbedaannya, adalah orang itu menemukan harta di ladang, sedangkan pedagang itu mencari mutiara yang indah. Tidak dikatakan juga bahwa pedagang itu bersukacita setelah menemukan mutiara yang indah itu seperti orang yang menemukan harta di ladang. Dalam perumpamaan Yesus, ada seorang pedagang keliling yang me

Jalan Serta Yesus - New normal Orang Kristen

Menjelang awal bulan Juni, kita sering mendengarkan istilah "new normal", dimana masyarakat mulai diperbolehkan untuk beraktifitas seperti biasa, namun dengan tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan saat berada di luar rumah. Pusat - pusat perbelanjaan, dan kawasan industri dan perkantoran mendapatkan kelonggaran untuk menjalankan bisnisnya kembali. Singkat cerita, ada banyak penyesuaian - penyesuaian yang kita lakukan untuk menjalani aktifitas - aktifitas rutin kita secara baru.  Dampak perubahan pun juga merambah ke sisi rohani kita. Saat ini, kita masih terisolasi dirumah kita masing - masing. Dalam masa yang sulit bagi banyak orang ini, kita ditarik oleh Tuhan masuk ke suasana rohani yang baru pula. Sekarang ini, kita mengikuti Ekaristi secara online dan meresapkan Kristus lewat komuni batin. Ada banyak acara - acara rohani yang kita ikuti secara online seperti : pengajaran, pujian - pujian kepada Tuhan , sharing iman menggunakan sarana media sosial. Semua ini dil