Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Yesus datang untuk membawa penyembuhan total

Sketsa Iman, 6 Juli 2018

Bacaan 1 : Am. 8:4-6,9-12
Bacaan Injil : Mat 9:9-13

Ulasan Kitab Suci : 

9:9 Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. 9:10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. 9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 9:12 Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. 9:13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Renungan :

Sudah menjadi hal umum, ketika kita sedang sakit, kita datang ke dokter untuk berobat. Dokter akan mendiagnosa penyakit kita, lalu dia memberikan resep obat yang baik, disertai dengan saran-saran positif supaya kita bisa lekas sembuh dan bisa beraktifitas normal lagi. Terkait dengan hal ini, kemarin sore saya mendapatkan sebuah pesan di aplikasiWhatsapp yang menceritakan bagaimana seorang dokter menyarankan agar kita menggunakan pertanyaan yang tepat. Pertanyaannya adalah "mengapa saya bisa jatuh sakit ?" dan bukan sekedar "bagaimana saya bisa sembuh". Jika bertanya "bagaimana saya bisa sembuh", hanya akan memikirkan obat apa yang harus diminum, tapi ketika bertanya mengapa ? maka yang dicari adalah penyebab sakit itu dan memastikan sakit itu tidak datang lagi.

Hari ini, bacaan Injil mengungkapkan hal yang serupa. Yesus adalah dokter bagi keseluruhan diri kita : jiwa dan raga kita. Secara fisik, sakit penyakit, boleh dibawa kepada Yesus. Secara rohani, dosa-dosa kita perlu dihapuskan. Kita tidak mampu, dengan kekuatan diri sendiri melawan kuasa maut dan dosa, karena kita sudah jatuh dan sakit secara rohani sejak awal. Kejatuhan manusia, telah menyeret dan merusak kehidupan sehingga muncullah banyak kemalangan dan penderitaan.

Dengan kuasa dan cara-cara yang efektif penuh belas kasih, Yesus telah memberantas penyakit rohani utama kita, yaitu dosa. Ia juga memberikan saran-saran supaya kita jangan jatuh lagi dalam dosa yang sama dan terpisah selamanya dari Allah. Praktik hidup sehat secara rohani adalah praktik hidup kudus. Cara awalnya adalah : menyangkal diri, bertobat secara penuh dan percaya kepada Yesus.

Selanjutnya, kita harus hidup dengan pola yang sehat. Mengapa kita bisa jatuh dalam dosa ? Kita bisa melihat dari 7 dosa pokok : kesombongan, kikir atau tamak, iri hati, percabulan, gelojoh atau rakus, marah dan malas. Ini semua adalah akar dosa. Kita berefleksi batin dan bertanya, Mengapa saya mudah jatuh dalam dosa ini, dan hal-hal apa yang membuat saya mudah jatuh. 

Beruntunglah kita semua, karena Injil ini bukan hanya sekedar bacaan saja. Kita bisa melihat bahwa Yesus, sang Tabib Ajaib mau terlibat langsung dalam terapi rohani kita. Kuncinya ada pada sabda Yesus : "Ikutlah Aku", saat Ia mengajak Matius, pemungut cukai. Bahkan ketika Matius mengajak teman-temannya untuk makan bersama Yesus dan orang-orang Farisi protes, Yesus mengatakan kalau Ia harus berada ditengah-tengah orang berdosa.  

Yesus  bersedia menawarkan kehadiranNya dalam hidup kita. Jadi, syarat utama setelah kita merenungkan alasan-alasan yang menyebabkan kita jatuh, kita datang kepada Yesus, bawa resolusi dan sikap tobat penuh kita dan berjalan bersama Dia dalam perjuangan untuk sembuh ini. Yesus sanggup koq untuk mematahkan belenggu - belenggu dosa dan kelemahan - kelemahan kita. 

Teladan Orang Kudus : St Maria Goretti

Hari ini, kita memperingati St Maria Goretti, seorang kudus yang wafat ketika baru berusia 11 tahun demi melawan dosa - dosa ketidak murnian dan mengikuti nasihat ibunya agar jangan pernah berbuat dosa , apapun alasannya.

Supaya bisa lebih dapat meresapkan kisahnya, silahkan membaca kisah lengkapnya di referensi berikut  : http://yesaya.indocell.net/id146.htm

Doa : 

Ya Yesus yang baik, tabib ajaib bagi hidup kami. Sembuhkanlah kami dari sakit penyakit kami, baik fisik dan rohani. Berilah kami semangat, agar , mulai hari ini kami menemukan titik baru pertobatan kami dan kami bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terima kasih, ya Tuhan. Amin


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teladan Kemuridan

Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid - muridNya kepadaNya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebutNya rasul : Simon yang juga diberiNya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.  Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-muridNya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. (Luk 6 : 12 - 19) Bacaan 1 : Ef 2 : 19 - 22 Bacaan 2 : Luk 6 : 12 - 19 29 Oktober 2017 - Teladan Kemuridan Injil mengisahkan bagaimana Yesus memilih keduabelas para rasul yang akan mendampingi Dia mewartakan kerajaan Surga. Setelah Yesus mengumpulkan sekian ba...

Sketsa Iman - Sigap melihat pertolongan Tuhan

Sketsa Iman - 6 Januari 2021 Bacaan 1 : 1 Yoh 4 : 11 - 18 Bacaan Injil : Mrk 6 : 45- 52 6:45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 6:46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. 6:47 Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. 6:48 Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. 6:49 Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, 6:50 sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" 6:51 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, 6...

Sketsa Iman - Pekerjaan sang Penghibur

Sketsa Iman, 8 Mei 2018 Bacaan 1 : Kis 16 : 22 - 34 Bacaan Injil : Yoh 16:5-11 Ulasan Kitab Suci : 16:5 tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? 16:6 Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. 16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. 16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 16:9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 16:10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 16:11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.(Yoh 16:5-11) Renungan :  Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Seb...

Sketsa Iman - Pelajaran toleransi dari Yesus

Sketsa Iman, 23 Mei 2018 Bacaan 1: Yak. 4:13-17 Bacaan Injil : Mat 9:38-40, 10:13-14 Ulasan Kitab Suci :  9:38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." 9:39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.9:40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Renungan :  Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Manusia, cenderung suka melakukan penggolongan - penggolongan. Di masa Yesus hadir pun, para murid merasa sebagai satu-satunya golongan "eksklusif" yang dekat dengan Yesus. Jadi, seolah - olah yang bisa dan boleh mengadakan mujizat dalam nama Yesus selain mereka, harus dicegah. Mungkin saja, untuk mencegah hal - hal yang tidak diinginkan. Tetapi Yesus menepis keragu-raguan itu, dengan berkata : ...