Sketsa Iman, 6 Juli 2018
Bacaan 1 : Am. 8:4-6,9-12
Bacaan Injil : Mat 9:9-13
Ulasan Kitab Suci :
Sudah menjadi hal umum, ketika kita sedang sakit, kita datang ke dokter untuk berobat. Dokter akan mendiagnosa penyakit kita, lalu dia memberikan resep obat yang baik, disertai dengan saran-saran positif supaya kita bisa lekas sembuh dan bisa beraktifitas normal lagi. Terkait dengan hal ini, kemarin sore saya mendapatkan sebuah pesan di aplikasiWhatsapp yang menceritakan bagaimana seorang dokter menyarankan agar kita menggunakan pertanyaan yang tepat. Pertanyaannya adalah "mengapa saya bisa jatuh sakit ?" dan bukan sekedar "bagaimana saya bisa sembuh". Jika bertanya "bagaimana saya bisa sembuh", hanya akan memikirkan obat apa yang harus diminum, tapi ketika bertanya mengapa ? maka yang dicari adalah penyebab sakit itu dan memastikan sakit itu tidak datang lagi.
Hari ini, bacaan Injil mengungkapkan hal yang serupa. Yesus adalah dokter bagi keseluruhan diri kita : jiwa dan raga kita. Secara fisik, sakit penyakit, boleh dibawa kepada Yesus. Secara rohani, dosa-dosa kita perlu dihapuskan. Kita tidak mampu, dengan kekuatan diri sendiri melawan kuasa maut dan dosa, karena kita sudah jatuh dan sakit secara rohani sejak awal. Kejatuhan manusia, telah menyeret dan merusak kehidupan sehingga muncullah banyak kemalangan dan penderitaan.
Dengan kuasa dan cara-cara yang efektif penuh belas kasih, Yesus telah memberantas penyakit rohani utama kita, yaitu dosa. Ia juga memberikan saran-saran supaya kita jangan jatuh lagi dalam dosa yang sama dan terpisah selamanya dari Allah. Praktik hidup sehat secara rohani adalah praktik hidup kudus. Cara awalnya adalah : menyangkal diri, bertobat secara penuh dan percaya kepada Yesus.
Selanjutnya, kita harus hidup dengan pola yang sehat. Mengapa kita bisa jatuh dalam dosa ? Kita bisa melihat dari 7 dosa pokok : kesombongan, kikir atau tamak, iri hati, percabulan, gelojoh atau rakus, marah dan malas. Ini semua adalah akar dosa. Kita berefleksi batin dan bertanya, Mengapa saya mudah jatuh dalam dosa ini, dan hal-hal apa yang membuat saya mudah jatuh.
Beruntunglah kita semua, karena Injil ini bukan hanya sekedar bacaan saja. Kita bisa melihat bahwa Yesus, sang Tabib Ajaib mau terlibat langsung dalam terapi rohani kita. Kuncinya ada pada sabda Yesus : "Ikutlah Aku", saat Ia mengajak Matius, pemungut cukai. Bahkan ketika Matius mengajak teman-temannya untuk makan bersama Yesus dan orang-orang Farisi protes, Yesus mengatakan kalau Ia harus berada ditengah-tengah orang berdosa.
Yesus bersedia menawarkan kehadiranNya dalam hidup kita. Jadi, syarat utama setelah kita merenungkan alasan-alasan yang menyebabkan kita jatuh, kita datang kepada Yesus, bawa resolusi dan sikap tobat penuh kita dan berjalan bersama Dia dalam perjuangan untuk sembuh ini. Yesus sanggup koq untuk mematahkan belenggu - belenggu dosa dan kelemahan - kelemahan kita.
Teladan Orang Kudus : St Maria Goretti
Hari ini, kita memperingati St Maria Goretti, seorang kudus yang wafat ketika baru berusia 11 tahun demi melawan dosa - dosa ketidak murnian dan mengikuti nasihat ibunya agar jangan pernah berbuat dosa , apapun alasannya.
Supaya bisa lebih dapat meresapkan kisahnya, silahkan membaca kisah lengkapnya di referensi berikut : http://yesaya.indocell.net/id146.htm
Doa :
Ya Yesus yang baik, tabib ajaib bagi hidup kami. Sembuhkanlah kami dari sakit penyakit kami, baik fisik dan rohani. Berilah kami semangat, agar , mulai hari ini kami menemukan titik baru pertobatan kami dan kami bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terima kasih, ya Tuhan. Amin
Komentar
Posting Komentar