Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Pewartaan dalam bingkai teknologi informasi

Dulu, Yesus berkata agar para murid-muridNya setia mengabarkan Injil dari rumah ke rumah, dan meyakinkan orang-orang bahwa Ialah Mesias, Juruselamat dunia yang datang untuk membebaskan orang-orang dari dosa. Kabar baik disampaikan dari mulut ke mulut, lalu dilakukan dengan bantuan tulisan dan dijaga dalam lingkup komunitas agar tetap lestari hingga saat ini.

Namun, belum pernah ada sebelumnya, kecanggihan teknologi yang sanggup untuk melampaui ruang dan waktu seperti sekarang ini. Seseorang di belahan dunia yang berbeda waktu sangat jauh, mampu berkomunikasi dengan orang lain dibelahan dunia lainnya tanpa perlu bertatap muka. Kabar baik bisa disampaikan kepada siapa saja, di "viral" kan dan semua dapat langsung tahu.

Kemudahan dalam berkomunikasi ini adalah sarana pewartaan yang sangat efektif untuk menyampaikan kabar baik, kesaksian-kesaksian hidup akan betapa baiknya Tuhan dan karya-karya nyata para pelayan Tuhan untuk konsumsi semua orang. Terang yang hadir di dunia, kini bisa semakin menyebar dan disampaikan ke segala penjuru seperti yang tertulis dalam Mat 10:27.

Sisi positif dan negatif, tentu secara berimbang ada dalam budaya baru ini. Secara positif, media-media pewartaan, informasi yang baik dapat disajikan dalam berbagai bentuk. Sisi negatif, kabar buruk cepat menyebar, issue-issue maupun hoax tak bertanggung jawab juga dapat viral.

Bagaimana sikap kita, umat Allah dalam menanggapi kedatangan era informasi digital ini ? 

Peran dalam menggunakan teknologi, khususnya aspek media sosial, jejaring sosial setidaknya ada 2. Pertama, sebagai konsumen dan kedua sebagai produsen informasi. Setiap bagian harus diatur secara seimbang untuk bisa memberikan kebaikan - kebaikan.

Sebagai konsumen, setiap orang dituntut untuk menyaring dan memilih informasi-informasi yang ingin diperoleh. Seseorang bisa menjadi konsumen pasif, korban dari promisi dan dokrin sistematik yang disebarkan oleh orang - orang lain lalu menjadi radikal, kecanduan dan tidak bertanggung jawab.

Seseorang harus bisa mengatur waktu dengan seimbang, misalkan seseorang yang kecanduan nonton drama dari pukul 6 sore sampai jam 1 subuh, yang berakibat pada dilalaikannya tugas dan tanggung jawabnya keesokan harinya. Atau seseorang bisa dengan mudah begitu tergiur akan informasi promo belanja yang mendorong ke perilaku konsumtif yang tidak sehat.

Sebagai produsen, kita juga berpartisipasi dalam menyebarkan informasi, trend berita, tulisan pribadi di blog, dan bentuk dukungan "like" pada status atau gerakan petisi online yang berpengaruh. Media yang ditawarkan seharusnya tunduk pada sisi etis, apakah pesan yang kita berikan bersifat memberikan damai sejahtera, mengandung nilai - nilai yang baik atau justru merusak, meresahkan dan menghancurkan hubungan dan pribadi.

Apa saja dampak nyata dari teknologi terhadap hidup manusia secara keseluruhan ?  

Secara sederhana, ada kontras yang terjadi dalam hidup manusia. Disisi lain, kehadiran teknologi membantu melintasi ruang dan waktu sehingga kita bisa mendapatkan kabar , berkomunikasi dengan mudah dengan siapa saja. Tetapi disisi lain, kehadiran sarana teknologi ini mampu merusak dan membuat ancaman psikologis yang nyata.

Marilah kita melihat dampak positifnya, ketika sebuah kisah kesaksian bisa dibagikan dan menguatkan hidup orang-orang. Ketika praktik - praktik hidup dan seminar - seminar rohani didukung dengan perangkat media teknologi yang baik : video streaming, dll. Orang-orang bisa lebih mudah memahami informasi yang disajikan.

Sekarang untuk dampak negatif, orang menjadi cuek, apatis, kehilangan bela rasa dan menjadi mudah tertekan. Contoh sederhana, adalah berapa banyak kita menghabiskan waktu menggunakan gadget HP kita dibanding aktifitas yang lain ? Seberapa sering ketika berkumpul bersama keluarga, setiap anggota keluarga memegang HP masing-masing dan tidak lagi memiliki waktu keluarga yang berkualitas ?

Contoh lain pengaruh negatif media sosial adalah tentang kebahagiaan semu yang menyebabkan orang lain merasa kesepian dalam hidupnya. Saat seseorang melihat keberhasilan, kesuksesan, kenikmatan orang lain ditonjolkan secara terus menerus, maka orang ini akan kehilangan damai sejahtera dihati. Padahal sih, tidak semua hal yang diperlihatkan dimedia sosial benar-benar adalah kondisi nyata kehidupan orang itu. Tidak ada yang mengetahui pasti apakah orang tersebut benar-benar berbahagia atau bersedih ? 

Mari mewartakan dengan semangat Injil yang benar

Di abad modern ini, kita bisa saja memiliki sejumlah besar terobosan teknologi yang memudahkan akses informasi. Tetapi ada satu hal yang tidak boleh kita lupakan, yaitu kita harus memiliki standar sosial yang sesuai dengan kasih Allah.

Apakah kita mengasihi orang-orang terdekat kita, jika kita memamerkan permusuhan, perasaan sedih, jengkel marah kita terhadap anggota keluarga atau sahabat kita di media sosial ? Apakah kita mengasihi jika kita menggunakan media untuk bergosip atau menantang orang lain ? Apakah lebih baik bagi kita membuat video tentang kecelakaan daripada menolong orang itu ?

Marilah kita juga melihat dampak dari setiap interaksi digital yang kita buat dengan teknologi ini. Kita melakukan introspeksi diri terhadap penggunaan teknologi, dikaitkan dengan aktifitas fisik kita sendiri. Semoga dengan demikian, kita tahu bahwa kita harus seimbang dalam pewartaan kita.

Sekarang ini, semua orang dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran yang nyata. Beranilah bersuara untuk ketidakadilan, berilah komentar yang positif dan dukungan yang baik terhadap karya - karya nyata yang diberikan dalam berbagai bentuk dengan bantuan teknologi. Silahkan gunakan waktu untuk mempergunakan teknologi informasi untuk pertumbuhan iman dan kebaikan sesama.

Pena Rohani adalah salah satu bentuk sumbangsih pewartaan sederhana dengan renungan-renungan harian. Katolik Vidgram menyajikan pesan sederhana di media Instagram secara rutin. Situs Katolisitas.org, dikelola secara profesional dengan menyajikan katekese digital yang baik, situs Yesaya.Indocell.org menampilkan kalender liturgi dan bacaan riwayat santo - santa. Bahkan Bapa Suci , Paus Fransiskus punya akun twitter @Pontifex yang punya jutaan pengikut.


Pilihannya ada pada kita semua, dan landasannya adalah kasih.  Selamat berkarya, selamat mewartakan, selamat berselancar sehat dalam arus teknologi informasi yang baru ini.

Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. (Mat 10:27)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Kristus, sang Batu Penjuru

Sketsa Iman, 4 Juni 2018 Bacaan 1 : 2 Ptr 1: 1-7 Bacaan Injil : Mrk 12:1-12 Ulasan Kitab Suci :  12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya ...

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b...

Sketsa Iman - Yesus menyucikan Bait Allah

Sketsa Iman, 9 November 2017 Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran Bacaan 1 : 1 Kor. 3:9b-11,16-17 Bacaan 2 : Yoh 2 : 13 - 22 Ulasan Kitab Suci : Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam bait Suci didapatiNya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkanNya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkanNya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata:"Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah bapaKu menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-muridNya, bahwa ada tertulis:"Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya:"Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka:"Rombak Bait Alla...

Sketsa Iman - Penguatan dalam masa penantian

Sketsa Iman, 6 April 2018 Bacaan 1 : Kis 4:1-12 Bacaan Injil : Luk 21:1-14 Ulasan Kitab Suci : 21:1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. 21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 21:5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." 21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka men...

Sketsa Batin - Doa Orang Farisi dan Pemungut cukai

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus DOA ORANG FARISI DAN PEMUNGUT CUKAI Bacaan Injil : Luk 18:9-14 18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Seb...