Sebuah padang gurun... dan kekeringannya
Kita tahu bahwa manusia adalah makhluk sosial. Tidak ada seorangpun manusia yang mampu bertahan sendirian untuk selama-lamanya dalam hidupnya. Kehidupan manusia tanpa komunitas, bagaikan hidup sebatang kara di sebuah padang gurun gersang yang kering dan panas.
Menurutku, bahkan ditengah - tengah masyarakat dan berinteraksi dengan orang-orang, kita bisa merasakan kekeringan didalam hati kita sendiri. Ada sesuatu yang hilang dan kurang lengkap jika hidup kita hanya rutinitas berulang duniawi, misalkan di pekerjaan : bangun pagi - mandi - sarapan - berangkat kerja - bekerja - pulang kerja (entah tepat waktu atau lembur) - makan malam - mandi - tidur.
Hidup kita mempunyai banyak bidang dan kita bisa punya banyak keinginan. Kita bisa sukses dalam banyak hal dan juga mengalami kegagalan dalam banyak hal, tetapi kita tetap merasa hati kita penuh dahaga, jika hanya itu saja : kesibukan duniawi ! yang menjadi fokus kegiatan kita sehari-hari.
Kita perlu memperhatikan keseluruhan hidup kita, untuk bertahan di dunia ini. Ibarat berada di padang gurun, kita perlu teknik survival yang mantap seperti bagaimana beristirahat dan berjalan ketika akan menjelajahi daerah itu. Kita juga harus paham tempat - tempat dimana kita bisa mengisi ulang logistik kita, yaitu di oase padang gurun.
Disamping aktifitas hidup kita yang padat dan variatif, kita mesti meluangkan waktu untuk recharge hidup kita. Dan proses recharge ini hanya bisa terwujud didalam kerohanian. Kita perlu mencari Tuhan, sang Pencipta supaya kita bisa mensyukuri hidup ini dan kita bisa merasakan kesegaran hidup yang baru. Tuhan adalah mata air yang ada di padang gurun! Ia adalah sumber kehidupan yang kita cari.
Menurutku, bahkan ditengah - tengah masyarakat dan berinteraksi dengan orang-orang, kita bisa merasakan kekeringan didalam hati kita sendiri. Ada sesuatu yang hilang dan kurang lengkap jika hidup kita hanya rutinitas berulang duniawi, misalkan di pekerjaan : bangun pagi - mandi - sarapan - berangkat kerja - bekerja - pulang kerja (entah tepat waktu atau lembur) - makan malam - mandi - tidur.
Hidup kita mempunyai banyak bidang dan kita bisa punya banyak keinginan. Kita bisa sukses dalam banyak hal dan juga mengalami kegagalan dalam banyak hal, tetapi kita tetap merasa hati kita penuh dahaga, jika hanya itu saja : kesibukan duniawi ! yang menjadi fokus kegiatan kita sehari-hari.
Kita perlu memperhatikan keseluruhan hidup kita, untuk bertahan di dunia ini. Ibarat berada di padang gurun, kita perlu teknik survival yang mantap seperti bagaimana beristirahat dan berjalan ketika akan menjelajahi daerah itu. Kita juga harus paham tempat - tempat dimana kita bisa mengisi ulang logistik kita, yaitu di oase padang gurun.
Disamping aktifitas hidup kita yang padat dan variatif, kita mesti meluangkan waktu untuk recharge hidup kita. Dan proses recharge ini hanya bisa terwujud didalam kerohanian. Kita perlu mencari Tuhan, sang Pencipta supaya kita bisa mensyukuri hidup ini dan kita bisa merasakan kesegaran hidup yang baru. Tuhan adalah mata air yang ada di padang gurun! Ia adalah sumber kehidupan yang kita cari.
Oase rohani : Komunitas
Mata air yang menjadi sumber kehidupan ini membentuk sebuah oase, yaitu daerah subur yang banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon. Oase ini merupakan sebuah lingkungan khusus yang sangat berbeda dengan padang gurun yang gersang dan tandus. Oase ini bisa juga menjadi habitat hidup hewan - hewan dan juga manusia jika daerahnya, cukup luas.
Oase rohani ala Kristus adalah oase yang menjadi tempat bersandarnya hidup kita masing - masing. Kita bisa berjalan ke sana kemari di padang gurun itu, tetapi kita harus secara berkala kembali ke oase ini untuk recharge hidup kita. Oase ini adalah komunitas rohani.
Komunitas yang besar adalah Gereja, sementara komunitas yang paling kecil adalah keluarga kita. Semuanya ini adalah lingkungan khusus yang Tuhan sediakan sebagai arena pertumbuhan kita, dari waktu ketika kita lahir, hingga kita tua dan mati, komunitas ini hendaknya menjadi bagian dari hidup kita.
Lewat spiritualitas yang kaya dari Gereja Katolik, lahirlah komunitas-komunitas rohani yang mempunyai ciri khasnya sendiri. Komunitas - komunitas yang ada antara lain : LOJF (Light of Jesus Family), Legio Maria, Domus Cordis, John Paul II Foundation (JPII), Choice, Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) maupun Persekutuan Doa paroki - paroki Gereja, dan masih banyak lagi.
Model komunitas ini menawarkan kepada kita kebersamaan, dengan tujuan yang sama untuk membangun kerohanian kita. Kita mencari Tuhan dan kita bertumbuh bersama-sama lewat komunitas - komunitas ini.
Oase rohani ala Kristus adalah oase yang menjadi tempat bersandarnya hidup kita masing - masing. Kita bisa berjalan ke sana kemari di padang gurun itu, tetapi kita harus secara berkala kembali ke oase ini untuk recharge hidup kita. Oase ini adalah komunitas rohani.
Komunitas yang besar adalah Gereja, sementara komunitas yang paling kecil adalah keluarga kita. Semuanya ini adalah lingkungan khusus yang Tuhan sediakan sebagai arena pertumbuhan kita, dari waktu ketika kita lahir, hingga kita tua dan mati, komunitas ini hendaknya menjadi bagian dari hidup kita.
Lewat spiritualitas yang kaya dari Gereja Katolik, lahirlah komunitas-komunitas rohani yang mempunyai ciri khasnya sendiri. Komunitas - komunitas yang ada antara lain : LOJF (Light of Jesus Family), Legio Maria, Domus Cordis, John Paul II Foundation (JPII), Choice, Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) maupun Persekutuan Doa paroki - paroki Gereja, dan masih banyak lagi.
Model komunitas ini menawarkan kepada kita kebersamaan, dengan tujuan yang sama untuk membangun kerohanian kita. Kita mencari Tuhan dan kita bertumbuh bersama-sama lewat komunitas - komunitas ini.
Memiliki keluarga kedua
Para pembaca yang terkasih, saya dengan yakin berani mengatakan kepada anda, bahwa jika kita berada di dalam komunitas rohani ini, kita menemukan keluarga baru kita. Bila kita punya sahabat-sahabat karib yang menjadi tempat curhat kita setiap waktu, bagaimana mereka bisa menguatkan kita, memberikan kita nasihat hidup dan dorongan semangat, di dalam komunitas - komunitas ini, kita juga bisa menemukan hal yang sama.
Kekuatan komunitas ada pada kesatuan anggotanya, dengan visi - misi dan spiritualitas yang dijaga penuh oleh para pendiri dan pengelolanya, kita masuk ke dalam sebuah lingkungan oase yang sehat, dan kita bisa belajar bertumbuh.
Kegiatan - kegiatan rohani pun menjadi hal - hal yang tidak asing bagi kita lagi. Kita mulai diajak ikut kegiatan kepanitiaan dengan acara bertema sosial seperti bakti sosial, mengunjungi orang sakit, mengunjungi dan mengajak rekreasi anak-anak yatim piatu, dll. Tiba - tiba kita bisa membuat gerakan! tiba-tiba kita dapat akses pengalaman berharga dalam pelayanan kita. Dengan banyaknya peran organisasi yang kita jalankan, kita menjadi semakin cakap.
Oase rohani ini juga membimbing kita mencintai kitab suci, melibatkan Yesus dalam hidup harian kita. Mata kita dibuka dengan seminar-seminar, ret-ret, pertemuan rutin dan juga acara-acara kebersamaan yang membangun ikatan hati ke Yesus dan ke sesama.
Ketika Yesus menawarkan oase itu padaku
Saya mau menceritakan pengalaman saya menemukan oase saya. Dulu ketika masih kecil hingga selesai kuliah, saya tidak pernah mengikuti kegiatan komunitas. Saya tidak aktif di Gereja, tidak kenal banyak orang, dan walaupun sisi rohani saya berkembang juga, sulit untuk mendapatkan pelajaran agama yang benar jika seorang diri.
Menjelang kerja, saya mulai memikirkan berbagai hal. Saya sudah memprediksi, bagaimana rutinitas pekerjaan, dan berbagai tantangan - tantangan lain kota besar akan saya rasakan. Jadi jika saya tidak mencari komunitas, saya pasti lemah. Puji Tuhan, saya bisa menemukan oase rohani saya beberapa bulan kemudian.
Saya bergabung di KTM (Komunitas Tritunggal Mahakudus) pada tahun 2012, dan sampai sekarang saya masih sangat mencintai komunitas ini. Komunitas ini telah menjadi oase pertumbuhan yang sangat indah buat saya. Buah-buahnya adalah : saya menjadi rajin mengikuti misa harian dan misa kudus mingguan, rutin membaca kitab suci, berdoa, ikut dalam kegiatan pelayanan dan saya merasakan saya bisa berbuat banyak untuk orang-orang di masa muda saya.
Selengkapnya tentang ini, anda bisa membacanya melalui tulisan saya yang lain: https://penarohani.blogspot.com/2018/01/jalan-serta-yesus-perjalanan.html
Ada beberapa waktu ketika saya benar-benar kesulitan, seperti berada di padang gurun yang tandus itu. Saya lembur beberapa hari seminggu dan siklus ini berjalan beberapa bulan. Emosi meningkat, rasa lelah menghadang, benar-benar orang yang kehausan. Tetapi KTM menjadi tempat saya recharge kembali. KTM mempunyai sistem pertemuan bernama sel, dimana didalamnya kita bekumpul setiap minggu : memuji memuliakan Tuhan, menyembah Tuhan dalam Roh Kudus, mendengarkan pengajaran, berdoa bersama. Ternyata ini menjadi obat saya. Saya merasa disentuh, dikasihi oleh Tuhan dan saya dapat tetap kuat menghadapi segala beban pekerjaan yang ada.
Temukan oasemu, kawan!
Para pembaca yang terkasih. Saya mengundang anda, untuk ikut bersama - sama di dalam oase rohani ini. Jika anda seorang Katolik dan belum punya komunitas, mari, ikutlah bergabung di dalam komunitas-komunitas Gereja Katolik. Bagi anda yang telah memiliki komunitas, silahkan tentukan mana yang paling mampu memberikan pertumbuhan terbaik dan menghasilkan buah - buah terbanyak.
Apapun pilihannya, Tuhan telah mengaruniakan kita kekayaan rohani yang begitu besar, yang menjadi sarana peetumbuhan kita. Semoga kita semua menemukan oase hidup yang membimbing kerohanian kita. Temukan oasemu, kawan!
Menjelang kerja, saya mulai memikirkan berbagai hal. Saya sudah memprediksi, bagaimana rutinitas pekerjaan, dan berbagai tantangan - tantangan lain kota besar akan saya rasakan. Jadi jika saya tidak mencari komunitas, saya pasti lemah. Puji Tuhan, saya bisa menemukan oase rohani saya beberapa bulan kemudian.
Saya bergabung di KTM (Komunitas Tritunggal Mahakudus) pada tahun 2012, dan sampai sekarang saya masih sangat mencintai komunitas ini. Komunitas ini telah menjadi oase pertumbuhan yang sangat indah buat saya. Buah-buahnya adalah : saya menjadi rajin mengikuti misa harian dan misa kudus mingguan, rutin membaca kitab suci, berdoa, ikut dalam kegiatan pelayanan dan saya merasakan saya bisa berbuat banyak untuk orang-orang di masa muda saya.
Selengkapnya tentang ini, anda bisa membacanya melalui tulisan saya yang lain: https://penarohani.blogspot.com/2018/01/jalan-serta-yesus-perjalanan.html
Ada beberapa waktu ketika saya benar-benar kesulitan, seperti berada di padang gurun yang tandus itu. Saya lembur beberapa hari seminggu dan siklus ini berjalan beberapa bulan. Emosi meningkat, rasa lelah menghadang, benar-benar orang yang kehausan. Tetapi KTM menjadi tempat saya recharge kembali. KTM mempunyai sistem pertemuan bernama sel, dimana didalamnya kita bekumpul setiap minggu : memuji memuliakan Tuhan, menyembah Tuhan dalam Roh Kudus, mendengarkan pengajaran, berdoa bersama. Ternyata ini menjadi obat saya. Saya merasa disentuh, dikasihi oleh Tuhan dan saya dapat tetap kuat menghadapi segala beban pekerjaan yang ada.
Temukan oasemu, kawan!
Para pembaca yang terkasih. Saya mengundang anda, untuk ikut bersama - sama di dalam oase rohani ini. Jika anda seorang Katolik dan belum punya komunitas, mari, ikutlah bergabung di dalam komunitas-komunitas Gereja Katolik. Bagi anda yang telah memiliki komunitas, silahkan tentukan mana yang paling mampu memberikan pertumbuhan terbaik dan menghasilkan buah - buah terbanyak.
Apapun pilihannya, Tuhan telah mengaruniakan kita kekayaan rohani yang begitu besar, yang menjadi sarana peetumbuhan kita. Semoga kita semua menemukan oase hidup yang membimbing kerohanian kita. Temukan oasemu, kawan!
Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. 12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. 12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. (1 Kor 12:12-14)
Komentar
Posting Komentar