Sketsa Iman, 14 September 2018
Bacaan 1 : Bil 21:4-9
Bacaan Injil : Yoh 3:13-17
Ulasan Kitab Suci :
3:13 Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. 3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Renungan :
Marilah kita meresapkan tanda kemenangan kita, Salib Kristus yang kita kenakan dengan gerakan tangan sebelum dan sesudah berdoa, dan juga tanda yang kita pakai dalam keseharian kita. Hari ini Gereja memperingati Pesta Salib Suci, yang dengannya, Kristus mengalahkan dunia. Dalam bacaan Injil kita diberikan kilas balik peristiwa di Perjanjian Lama ketika Musa diperintahkan Tuhan membuat ular tembaga bagi orang - orang yang dipatuk ular, supaya ketika mereka melihatnya, mereka tetap selamat.
Pada zaman Yesus, salib adalah salah satu bentuk hukuman yang sangat hina, sedemikian hingga orang-orang Romawi menolak hukuman ini diberikan kepada bangsanya sendiri betapapun jahatnya orang itu. Namun, Tuhan Yesus memilih salib sebagai tanda yang baru, yaitu tanda keselamatan. Salib juga lah yang pada akhirnya menghubungkan kita dengan Bapa dan dengan sesama manusia.
Kepada murid-muridNya sendiri, dan sekarang kepada kita semua, Tuhan Yesus meminta jika kita mau mengikuti Dia, maka kita harus memanggul salib kita juga. Salib disini berarti kita memanggul penyangkalan diri kita, bahwa kita mau belajar melepaskan ego kita , keduniawian kita dan memandang kepada Kristus senantiasa.
Bapa Suci, Paus Fransiskus, mengajak kita membuat tanda salib saat kita bangun tidur, sebelum makan, sebelum melakukan hal yang berbahaya, untuk melawan kejahatan, pada malam hari sebelum tidur. Bagi Sri Paus, hal ini berarti memberitahukan kepada diri kita sendiri dan orang lain tentang siapa kita dan apa keinginan kita.
Doa :
Allah, Bapa yang penuh kasih, kami berterima kasih atas tanda kemenangan kami, yaitu tanda salib yang dicurahkan oleh Yesus PuteraMu lewat pengorbanannya buat kami. Semoga kami rajin dan setia memaknai salib ini sebagai identitas dan juga panggilan hidup kami untuk berbuat baik seturut teladan Tuhan Yesus. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : Bil 21:4-9
Bacaan Injil : Yoh 3:13-17
Ulasan Kitab Suci :
3:13 Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. 3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Renungan :
Marilah kita meresapkan tanda kemenangan kita, Salib Kristus yang kita kenakan dengan gerakan tangan sebelum dan sesudah berdoa, dan juga tanda yang kita pakai dalam keseharian kita. Hari ini Gereja memperingati Pesta Salib Suci, yang dengannya, Kristus mengalahkan dunia. Dalam bacaan Injil kita diberikan kilas balik peristiwa di Perjanjian Lama ketika Musa diperintahkan Tuhan membuat ular tembaga bagi orang - orang yang dipatuk ular, supaya ketika mereka melihatnya, mereka tetap selamat.
Pada zaman Yesus, salib adalah salah satu bentuk hukuman yang sangat hina, sedemikian hingga orang-orang Romawi menolak hukuman ini diberikan kepada bangsanya sendiri betapapun jahatnya orang itu. Namun, Tuhan Yesus memilih salib sebagai tanda yang baru, yaitu tanda keselamatan. Salib juga lah yang pada akhirnya menghubungkan kita dengan Bapa dan dengan sesama manusia.
Kepada murid-muridNya sendiri, dan sekarang kepada kita semua, Tuhan Yesus meminta jika kita mau mengikuti Dia, maka kita harus memanggul salib kita juga. Salib disini berarti kita memanggul penyangkalan diri kita, bahwa kita mau belajar melepaskan ego kita , keduniawian kita dan memandang kepada Kristus senantiasa.
Bapa Suci, Paus Fransiskus, mengajak kita membuat tanda salib saat kita bangun tidur, sebelum makan, sebelum melakukan hal yang berbahaya, untuk melawan kejahatan, pada malam hari sebelum tidur. Bagi Sri Paus, hal ini berarti memberitahukan kepada diri kita sendiri dan orang lain tentang siapa kita dan apa keinginan kita.
Doa :
Allah, Bapa yang penuh kasih, kami berterima kasih atas tanda kemenangan kami, yaitu tanda salib yang dicurahkan oleh Yesus PuteraMu lewat pengorbanannya buat kami. Semoga kami rajin dan setia memaknai salib ini sebagai identitas dan juga panggilan hidup kami untuk berbuat baik seturut teladan Tuhan Yesus. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar