Sketsa Iman, 6 September 2018
Bacaan 1 : 1Kor. 3:18-23
Bacaan Injil : Luk 5:1-11
Ulasan Kitab Suci :
5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. 5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. 5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. 5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." 5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." 5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. 5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. 5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." 5:9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; 5:10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." 5:11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.
Renungan :
Para pembaca terkasih, hari ini kita akan melihat kesinambungan yang indah antara bacaan 1 dengan bacaan Injil. Bacaan 1, merupakan kelanjutan nasihat St Paulus tentang hikmat. Paulus menekankan hikmat manusiawi kita berbeda dengan hikmat dari Allah. Dewasa ini, yang biasanya disebut para ahli adalah para ilmuwan, peneliti dan kaum terpelajar yang menciptakan banyak terobosan teknologi. Kadang-kadang, apa yang kita semua anggap penting berbeda jauh dengan apa yang dianggap penting oleh Allah.
Tidak semua teknologi berdaya guna besar untuk kita, misalkan penciptaan senjata-senjata yang membunuh manusia. Ada juga hal-hal yang bertentangan dengan martabat manusia seperti praktik bayi tabung, praktik aborsi, praktik eutanasia yang oleh Gereja Katolik ditentang keras. Maka, kita pun diajak untuk belajar.
Hari ini pun lewat Injil , Tuhan Yesus menunjukkan hikmat dari Allah itu. Ketika hendak mengajar, Yesus menemukan orang-orang yang saling berdesak-desakan untuk mendengarkan Dia. Yesus memiliki niat yang lebih mendalam lagi ketika Ia memutuskan naik ke perahu, dan bertolak sedikit ke tengah menjauhi orang - orang sebelum mulai mengajar mereka.
Setelah selesai dengan semuanya itu, Yesus pun berkata kepada Simon supaya dia menggerakkan perahunya ke tempat lebih dalam dan menebarkan jalanya disitu. Suatu mujizat pun terjadi, karena banyak ikan - ikan terjaring. Simon menjadi begitu takjub dan tersungkur dihadapan Yesus : " Tuhan pergilah daripadaku, sebab aku orang berdosa."
Simon berprofesi sebagai nelayan, tentu sudah sangat mahir dan tahu cara dan dimana menangkap ikan yang baik. Hikmat Simon seharusnya cukup besar dan baik terkait dengan ini, tetapi dia mengaku kepada Yesus bahwa ia sudah semalaman tidak dapat menangkap ikan seekorpun. Disinlah hikmat dan kuasa Yesus bekerja. Dengan bantuan dari Yesus, ikan - ikan pun dapat ditangkap.
Kejadian ini adalah simbol dan contoh kasus dari Yesus sebelum mengajak Simon menjadi penjala manusia. Persis kondisi yang akan dihadapi oleh para murid ke depan seperti itu saat mereka melayani. Diakhir ayat tertulis mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus. Itu termasuk juga hikmat mereka sendiri, pengetahuan mereka yang terbatas, supaya mereka bisa mengikuti teladan, belajar dari hikmat Yesus dan menjadi penjala manusia yang sejati.
Teladan Orang Kudus : B. Bertrand
Bertrand hidup di pertengahan akhir abad keduabelas dan pertengahan awal abad ketigabelas. Negerinya, Perancis, dikacaukan oleh perang agama; ada suatu kebingungan hebat mengenai ajaran Gereja. Orangtua Bertrand berhasil melewatkan hidup dalam damai dan mereka mengajarkan iman yang benar kepada putera mereka. Pada tahun 1200, biara-biara Cistercian diserang oleh suatu pasukan yang dipimpin oleh Raymond dari Toulouse. Raymond percaya akan suatu bidaah yang disebut Albigensianisme. Ia menganiaya orang-orang yang tidak memiliki kepercayaan yang sama dengannya. Teristimewa ia menganiaya biarawan-biarawan Cistercian. Para biarawan ini berupaya keras membantu umat untuk mengenal iman Katolik yang benar.
Bertrand menggabungkan diri dalam Ordo Cistercian dan menjadi seorang imam. Sekitar tahun 1208, ia bertemu dengan St Dominikus. Ini merupakan undangan Tuhan kepadanya untuk memulai suatu pelayanan yang amat penting. Bertrand adalah salah seorang dari keenam orang yang menggabungkan diri dengan Dominikus pada tahun 1215 untuk membentuk suatu kongregasi religius yang baru, Ordo Pengkhotbah. Mereka sering disebut “Dominikan” seturut nama pendirinya. Beato Bertrand diutus ke Paris untuk memulai ordo di sana. Selang tak lama kemudian, St Dominikus mengutus Biarawan Bertrand untuk pergi ke Bologna untuk mendirikan ordo di sana. Bertrand taat dengan senang hati. Sementara itu, Ordo Pengkhotbah semakin berkembang. Mereka mewartakan pesan Injil ke kota-kota dan desa-desa. Mereka ingin orang mengenal dan mencintai iman Katolik mereka. Pada tahun 1219, Beato Bertrand menemani St Dominikus dalam suatu perjalanan ke Paris. Ia sangat mengasihi serta mengagumi St Dominikus.
Pada tahun 1221 para Dominikan mengadakan suatu pertemuan besar yang disebut Kapitel Umum. Bertrand ada di sana. Ordo dibagi menjadi delapan provinsi agar para religius dan pelayanan mereka dapat lebih efektif. Bertrand ditetapkan sebagai Superior atau Provinsial Perancis selatan. Ia menghabiskan sisa hidupnya dengan berkhotbah dan membantu umat untuk semakin dekat pada Tuhan. Bertrand wafat pada tahun 1230 dan dimaklumkan sebagai “beato” oleh Paus Leo XIII pada tahun 1881.
Bacaan 1 : 1Kor. 3:18-23
Bacaan Injil : Luk 5:1-11
Ulasan Kitab Suci :
5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. 5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. 5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. 5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." 5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." 5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. 5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. 5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." 5:9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; 5:10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." 5:11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.
Renungan :
Para pembaca terkasih, hari ini kita akan melihat kesinambungan yang indah antara bacaan 1 dengan bacaan Injil. Bacaan 1, merupakan kelanjutan nasihat St Paulus tentang hikmat. Paulus menekankan hikmat manusiawi kita berbeda dengan hikmat dari Allah. Dewasa ini, yang biasanya disebut para ahli adalah para ilmuwan, peneliti dan kaum terpelajar yang menciptakan banyak terobosan teknologi. Kadang-kadang, apa yang kita semua anggap penting berbeda jauh dengan apa yang dianggap penting oleh Allah.
Tidak semua teknologi berdaya guna besar untuk kita, misalkan penciptaan senjata-senjata yang membunuh manusia. Ada juga hal-hal yang bertentangan dengan martabat manusia seperti praktik bayi tabung, praktik aborsi, praktik eutanasia yang oleh Gereja Katolik ditentang keras. Maka, kita pun diajak untuk belajar.
Hari ini pun lewat Injil , Tuhan Yesus menunjukkan hikmat dari Allah itu. Ketika hendak mengajar, Yesus menemukan orang-orang yang saling berdesak-desakan untuk mendengarkan Dia. Yesus memiliki niat yang lebih mendalam lagi ketika Ia memutuskan naik ke perahu, dan bertolak sedikit ke tengah menjauhi orang - orang sebelum mulai mengajar mereka.
Setelah selesai dengan semuanya itu, Yesus pun berkata kepada Simon supaya dia menggerakkan perahunya ke tempat lebih dalam dan menebarkan jalanya disitu. Suatu mujizat pun terjadi, karena banyak ikan - ikan terjaring. Simon menjadi begitu takjub dan tersungkur dihadapan Yesus : " Tuhan pergilah daripadaku, sebab aku orang berdosa."
Simon berprofesi sebagai nelayan, tentu sudah sangat mahir dan tahu cara dan dimana menangkap ikan yang baik. Hikmat Simon seharusnya cukup besar dan baik terkait dengan ini, tetapi dia mengaku kepada Yesus bahwa ia sudah semalaman tidak dapat menangkap ikan seekorpun. Disinlah hikmat dan kuasa Yesus bekerja. Dengan bantuan dari Yesus, ikan - ikan pun dapat ditangkap.
Kejadian ini adalah simbol dan contoh kasus dari Yesus sebelum mengajak Simon menjadi penjala manusia. Persis kondisi yang akan dihadapi oleh para murid ke depan seperti itu saat mereka melayani. Diakhir ayat tertulis mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus. Itu termasuk juga hikmat mereka sendiri, pengetahuan mereka yang terbatas, supaya mereka bisa mengikuti teladan, belajar dari hikmat Yesus dan menjadi penjala manusia yang sejati.
Teladan Orang Kudus : B. Bertrand
Bertrand hidup di pertengahan akhir abad keduabelas dan pertengahan awal abad ketigabelas. Negerinya, Perancis, dikacaukan oleh perang agama; ada suatu kebingungan hebat mengenai ajaran Gereja. Orangtua Bertrand berhasil melewatkan hidup dalam damai dan mereka mengajarkan iman yang benar kepada putera mereka. Pada tahun 1200, biara-biara Cistercian diserang oleh suatu pasukan yang dipimpin oleh Raymond dari Toulouse. Raymond percaya akan suatu bidaah yang disebut Albigensianisme. Ia menganiaya orang-orang yang tidak memiliki kepercayaan yang sama dengannya. Teristimewa ia menganiaya biarawan-biarawan Cistercian. Para biarawan ini berupaya keras membantu umat untuk mengenal iman Katolik yang benar.
Bertrand menggabungkan diri dalam Ordo Cistercian dan menjadi seorang imam. Sekitar tahun 1208, ia bertemu dengan St Dominikus. Ini merupakan undangan Tuhan kepadanya untuk memulai suatu pelayanan yang amat penting. Bertrand adalah salah seorang dari keenam orang yang menggabungkan diri dengan Dominikus pada tahun 1215 untuk membentuk suatu kongregasi religius yang baru, Ordo Pengkhotbah. Mereka sering disebut “Dominikan” seturut nama pendirinya. Beato Bertrand diutus ke Paris untuk memulai ordo di sana. Selang tak lama kemudian, St Dominikus mengutus Biarawan Bertrand untuk pergi ke Bologna untuk mendirikan ordo di sana. Bertrand taat dengan senang hati. Sementara itu, Ordo Pengkhotbah semakin berkembang. Mereka mewartakan pesan Injil ke kota-kota dan desa-desa. Mereka ingin orang mengenal dan mencintai iman Katolik mereka. Pada tahun 1219, Beato Bertrand menemani St Dominikus dalam suatu perjalanan ke Paris. Ia sangat mengasihi serta mengagumi St Dominikus.
Pada tahun 1221 para Dominikan mengadakan suatu pertemuan besar yang disebut Kapitel Umum. Bertrand ada di sana. Ordo dibagi menjadi delapan provinsi agar para religius dan pelayanan mereka dapat lebih efektif. Bertrand ditetapkan sebagai Superior atau Provinsial Perancis selatan. Ia menghabiskan sisa hidupnya dengan berkhotbah dan membantu umat untuk semakin dekat pada Tuhan. Bertrand wafat pada tahun 1230 dan dimaklumkan sebagai “beato” oleh Paus Leo XIII pada tahun 1881.
Ref :
http://yesaya.indocell.net/id239_b__bertrand.htm
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, curahkanlah ke dalam hati kami semangat untuk menggunakan akal budi kami , perasaan kami sesuai dengan kehendakMu. Biarlah hikmat-Mu menuntun kami senantiasa sehingga kami dapat berhasil dalam keseharian kami. Kami juga mau belajar mewartakan kasihMu kepada sesama. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, curahkanlah ke dalam hati kami semangat untuk menggunakan akal budi kami , perasaan kami sesuai dengan kehendakMu. Biarlah hikmat-Mu menuntun kami senantiasa sehingga kami dapat berhasil dalam keseharian kami. Kami juga mau belajar mewartakan kasihMu kepada sesama. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar