Sketsa Iman, 13 September 2018
Bacaan 1 :1Kor. 8:1b-7,11-13
Bacaan Injil : Luk 6:27-38
Ulasan Kitab Suci :
Kasihilah Musuhmu
6:27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; 6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. 6:29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. 6:30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. 6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. 6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. 6:33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. 6:34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. 6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. 6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
Hal Menghakimi
6:37 "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
Ya Allah, sumber Keadilan yang sejati. Ajarilah kami penerapan hukum cinta KasihMu yang radikal supaya kami benar-benar bisa berbuat kebaikan dengan sesama. Ini sungguh merupakan hal yang sulit bagi kami, tapi kami tahu tak ada yang mustahil bagiMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 :1Kor. 8:1b-7,11-13
Bacaan Injil : Luk 6:27-38
Ulasan Kitab Suci :
Kasihilah Musuhmu
6:27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; 6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. 6:29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. 6:30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. 6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. 6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. 6:33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. 6:34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. 6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. 6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
Hal Menghakimi
6:37 "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
Renungan :
Injil hari ini dimulai dengan Sabda : "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku..." mengawali serangkaian nasihat Yesus tentang bagaimana kita bersikap terhadap berbagai tantangan dan ketidakadilan dalam berelasi dengan sesama. Disini, kata "mendengarkan" adalah menyimak dengan empati. Kita memberikan perhatian penuh kepada sesama kita, sebuah rangkaian cinta yang radikal!
Jangkauan kasih radikal ini, tidak hanya ke orang-orang terdekat kita yang mengasihi kita saja, tetapi juga ke orang-orang yang membenci kita, yang mencaci kita, yang mengambil keuntungan dari diri kita. Ada 4 seruan kasih : mengasihi musuh, berbuat baik kepada mereka yang membenci, memberkati yang mengutuk, dan berdoa bagi yang mencaci. Semua ini dirangkum ke dalam 1 sikap yang kita lihat di ayat 36 : "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
Pelajaran kedua adalah penerapan Golden Rule Yesus, dengan 3 ilustrasi lanjutan (31-34). Semuanya diakhiri dengan pertanyaan penting "Apakah jasamu" ? Kasih radikal dari orang-orang yang mendengarkan Yesus, melebihi kasih standar itu, yang hanya melihat hal-hal yang positif saja.
Injil pun berbicara tentang "Hal Menghakimi" (37-38) dan ada 4 hal yang perlu kita perhatikan juga : hati-hati dalam menghakimi, jangan menghukum sesama, belajar mengampuni, banyak memberi. Injil telah meminta kita untuk berhati-hati mengambil tolak ukur karena semua hal - hal itu juga dipakai untuk kita. Kita juga bisa dihakimi, dihukum, tidak mudah diampuni dan tidak mendapatkan apa-apa. Dengan belajar hal ini, kita bersikap terukur dan hati - hati dengan orang lain.
Semua bagian dari Injil hari ini mengandung begitu banyak nasihat-nasihat besar. Untuk itu kita mesti memiliki hati yang besar juga supaya bisa mengasihi dan juga pikiran dan belarasa keadilan yang besar supaya kita bisa seimbang dalam pola pikir kita. Bagaimana caranya ? Dengarkanlah Tuhan, ikutilah bimbingan Roh Kudus.
Khusus untuk bagian yang terakhir, saya sering mendapati pengalaman tentang menghakimi. Ketika saya bersama dengan sekelompok tim mengerjakan sesuatu hal, jika ada kesalahan, saya belajar dari pengalaman untuk tidak cepat menuduh ini kesalahan siapa. Dengan memikirkan bersama solusinya dan kemudian memberikan himbauan yang tepat tanpa memojokkan orang yang bersalah, tim bisa berkembang menjadi solid. Seringkali, dengan emosi berlebihan seseorang bisa salah menuduh dan pun jika tuduhan itu benar, kita mendapati orang yang dipersalahkan itu akan menutup diri dan protes. Kita belajar untuk tidak mempermalukan orang lain, tetapi belajar untuk memberikan kesempatan kepadanya supaya dia bisa berubah.
Injil hari ini dimulai dengan Sabda : "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku..." mengawali serangkaian nasihat Yesus tentang bagaimana kita bersikap terhadap berbagai tantangan dan ketidakadilan dalam berelasi dengan sesama. Disini, kata "mendengarkan" adalah menyimak dengan empati. Kita memberikan perhatian penuh kepada sesama kita, sebuah rangkaian cinta yang radikal!
Jangkauan kasih radikal ini, tidak hanya ke orang-orang terdekat kita yang mengasihi kita saja, tetapi juga ke orang-orang yang membenci kita, yang mencaci kita, yang mengambil keuntungan dari diri kita. Ada 4 seruan kasih : mengasihi musuh, berbuat baik kepada mereka yang membenci, memberkati yang mengutuk, dan berdoa bagi yang mencaci. Semua ini dirangkum ke dalam 1 sikap yang kita lihat di ayat 36 : "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
Pelajaran kedua adalah penerapan Golden Rule Yesus, dengan 3 ilustrasi lanjutan (31-34). Semuanya diakhiri dengan pertanyaan penting "Apakah jasamu" ? Kasih radikal dari orang-orang yang mendengarkan Yesus, melebihi kasih standar itu, yang hanya melihat hal-hal yang positif saja.
Injil pun berbicara tentang "Hal Menghakimi" (37-38) dan ada 4 hal yang perlu kita perhatikan juga : hati-hati dalam menghakimi, jangan menghukum sesama, belajar mengampuni, banyak memberi. Injil telah meminta kita untuk berhati-hati mengambil tolak ukur karena semua hal - hal itu juga dipakai untuk kita. Kita juga bisa dihakimi, dihukum, tidak mudah diampuni dan tidak mendapatkan apa-apa. Dengan belajar hal ini, kita bersikap terukur dan hati - hati dengan orang lain.
Semua bagian dari Injil hari ini mengandung begitu banyak nasihat-nasihat besar. Untuk itu kita mesti memiliki hati yang besar juga supaya bisa mengasihi dan juga pikiran dan belarasa keadilan yang besar supaya kita bisa seimbang dalam pola pikir kita. Bagaimana caranya ? Dengarkanlah Tuhan, ikutilah bimbingan Roh Kudus.
Khusus untuk bagian yang terakhir, saya sering mendapati pengalaman tentang menghakimi. Ketika saya bersama dengan sekelompok tim mengerjakan sesuatu hal, jika ada kesalahan, saya belajar dari pengalaman untuk tidak cepat menuduh ini kesalahan siapa. Dengan memikirkan bersama solusinya dan kemudian memberikan himbauan yang tepat tanpa memojokkan orang yang bersalah, tim bisa berkembang menjadi solid. Seringkali, dengan emosi berlebihan seseorang bisa salah menuduh dan pun jika tuduhan itu benar, kita mendapati orang yang dipersalahkan itu akan menutup diri dan protes. Kita belajar untuk tidak mempermalukan orang lain, tetapi belajar untuk memberikan kesempatan kepadanya supaya dia bisa berubah.
Teladan Orang Kudus : St Yohanes Krisostomus
St. Yohanes Krisostomus dilahirkan di Antiokhia sekitar tahun 344. Ayahnya meninggal ketika ia masih bayi. Ibunya memilih untuk tidak menikah lagi. Ia mencurahkan seluruh perhatiannya untuk membesarkan putra dan putrinya. Ibunya banyak berkorban agar Yohanes kelak dapat menjadi salah seorang guru yang terbaik. Yohanes seorang anak yang amat cerdas dan kelak pasti dapat menjadi seorang yang hebat. Jika Yohanes bercerita, semua orang senang mendengarkannya. Sesungguhnya, namanya, Krisostomus berarti “Bermulut emas.” Namun demikian, Yohanes ingin memberikan dirinya seutuhnya kepada Tuhan. Ia menjadi seorang imam dan di kemudian hari diangkat menjadi uskup kota besar Konstantinopel.
St. Yohanes adalah seorang uskup yang mengagumkan. Meskipun ia selalu sakit, ia melakukan begitu banyak karya yang mengagumkan. Ia berkhotbah satu atau dua kali sehari, memberi makan fakir miskin serta memberikan perhatian kepada yatim piatu. Ia memperbaiki kebiasaan umat berbuat dosa serta menghentikan pertunjukan-pertunjukkan yang tidak layak dipertontonkan. Ia mengasihi semua orang, namun demikian ia tidak takut untuk menegur mereka, bahkan ratu sekalipun, apabila mereka berbuat salah.
Karena memerangi dosa, St. Yohanes mempunyai banyak musuh - bahkan ratu sendiri. Ratu mengusirnya dari Konstantinopel. Dalam perjalanan, St Yohanes menderita demam yang hebat, kekurangan makan serta kurang istirahat. Meskipun begitu, ia berbahagia dapat menderita bagi Yesus. Sesaat sebelum kematiannya, ia berseru, “Kemuliaan kepada Allah!”
St. Yohanes Krisostomus dilahirkan di Antiokhia sekitar tahun 344. Ayahnya meninggal ketika ia masih bayi. Ibunya memilih untuk tidak menikah lagi. Ia mencurahkan seluruh perhatiannya untuk membesarkan putra dan putrinya. Ibunya banyak berkorban agar Yohanes kelak dapat menjadi salah seorang guru yang terbaik. Yohanes seorang anak yang amat cerdas dan kelak pasti dapat menjadi seorang yang hebat. Jika Yohanes bercerita, semua orang senang mendengarkannya. Sesungguhnya, namanya, Krisostomus berarti “Bermulut emas.” Namun demikian, Yohanes ingin memberikan dirinya seutuhnya kepada Tuhan. Ia menjadi seorang imam dan di kemudian hari diangkat menjadi uskup kota besar Konstantinopel.
St. Yohanes adalah seorang uskup yang mengagumkan. Meskipun ia selalu sakit, ia melakukan begitu banyak karya yang mengagumkan. Ia berkhotbah satu atau dua kali sehari, memberi makan fakir miskin serta memberikan perhatian kepada yatim piatu. Ia memperbaiki kebiasaan umat berbuat dosa serta menghentikan pertunjukan-pertunjukkan yang tidak layak dipertontonkan. Ia mengasihi semua orang, namun demikian ia tidak takut untuk menegur mereka, bahkan ratu sekalipun, apabila mereka berbuat salah.
Karena memerangi dosa, St. Yohanes mempunyai banyak musuh - bahkan ratu sendiri. Ratu mengusirnya dari Konstantinopel. Dalam perjalanan, St Yohanes menderita demam yang hebat, kekurangan makan serta kurang istirahat. Meskipun begitu, ia berbahagia dapat menderita bagi Yesus. Sesaat sebelum kematiannya, ia berseru, “Kemuliaan kepada Allah!”
St. Yohanes wafat di Turki pada tanggal 14 September 407. Hujan es dan angin ribut yang dahsyat menyerang Konstantinopel pada saat ia meninggal. Empat hari kemudian, ratu yang jahat itu pun meninggal juga. Puteranya menghormati jenasah St. Yohanes dan menunjukkan betapa ia menyesal atas apa yang telah diperbuat ibunya.
Doa :
Ya Allah, sumber Keadilan yang sejati. Ajarilah kami penerapan hukum cinta KasihMu yang radikal supaya kami benar-benar bisa berbuat kebaikan dengan sesama. Ini sungguh merupakan hal yang sulit bagi kami, tapi kami tahu tak ada yang mustahil bagiMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar