Sketsa Iman, 23 September 2018
Bacaan 1 : Keb. 2:12,17-20
Bacaan 2 : Yak. 3:16-4:3
Bacaan Injil : Mrk 9:30-37
9:30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; 9:31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." 9:32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.
9:33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" 9:34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. 9:35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." 9:36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: 9:37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."
Renungan :
Penginjil Markus, menceritakan satu sisi kelemahan manusia yang berusaha mencari tahu kehendak Tuhan dalam hidup mereka masing - masing, tentang bagaimana berkontribusi untuk menjadi yang terbaik. Jika dilihat secara positif, murid-murid ingin mendapatkan tempat terlayak di dekat Yesus. Dan Yesus sebenarnya sejak awal telah menunjukkan hal - hal itu lewat tindakan dan pemberitahuan, namun belum dapat dimengerti oleh para murid.
Maka, disini kita belajar 2 hal yang ditunjukkan oleh Yesus tentang bagaimana berusaha menjadi pribadi yang berkenan bagi Tuhan, dengan usaha terbaik. Pertama, adalah lewat pernyataan Yesus akan penderitaanNya yang kedua. Ia mengatakan : Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit. Dengan demikian, Yesus sebenarnya mau menunjukkan keteladanan besar dimana Ia akan menjadi penyelamat manusia dengan mengorbankan diriNya.
Satu hal yang unik, terkadang kita sendiri menerima pesan - pesan dan petunjuk dari Tuhan, tetapi kita sendiri segan untuk menanyakan hal itu kepada Tuhan. Oleh karena itu, kita semua diajarkan untuk berani bersikap selektif untuk membeda-bedakan mana yang benar-benar petunjuk dari Tuhan, mana yang dari diri kita sendiri dan mana yang dari sijahat. Semua ini bisa dicapai dengan pertolongan Roh Kudus.
Nah, lanjut ke hal kedua adalah sikap dari para murid sendiri. Mereka mempertengkarkan tentang bagaimana menjadi yang terbaik itu namun mereka melihatnya dari kacamata duniawi. Yesus tentu tahu, dan Ia sengaja bertanya apa yang mereka pertengkarkan dijalan tadi ? Ia pun berkata bahwa mereka wajib menjadi pelayan diantara sesama. Ini juga adalah sikap mau berkorban yang nyata.
Lalu tak lupa, bagian terakhir juga tak kalah pentingnya yaitu kita semua , harus menyambut Yesus seperti seorang anak kecil. Kita menyambut Yesus dengan antusiasme anak kecil yang haus akan kasih sayang, cinta, perlindungan dan juga kegembiraan dari orang-orang dewasa yang mengasihinya. Dari sini, kita belajar berpasrah dan percaya. Hanya dengan cara itulah kita baru bisa menjadi pelayan yang baik bagi sesama.
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, terima kasih atas pelajaran kepemimpinan yang positif yang kami terima hari ini. Kami harus belajar mau berkorban, bersikap rendah hati seperti pelayan yang setia dan juga kami harus menyambut Yesus dengan sungguh - sungguh layaknya anak kecil. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar