Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Mendengarkan, menyimpan dan mengeluarkan buah dalam ketekunan

Sketsa Iman, 22 September 2018 

Bacaan 1: 1Kor. 15:35-37,42-49
Bacaan Injil : Luk 8:4-15

Ulasan Kitab Suci : 

8:4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: 8:5 "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. 8:6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. 8:7Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. 8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 8:9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. 8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. 8:11Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. 8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. 8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. 8:14Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. 8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
Renungan : 

Kita sudah sangat sering mendengarkan perumpamaan tentang penabur dan sampai sekarang, hati kita menjadi tempat pertentangan yang senantiasa menarik kita kepada Tuhan atau menjauhkan kita lewat berbagai godaan - godaan dan tawaran - tawaran yang menggiurkan diluar Tuhan. Tak dapat disangkal bahwa kehidupan kita juga mendapatkan banyak tarik menarik antara mengedepankan sisi rohani kita dengan hal - hal duniawi.

Benih yang ditaburkan, yaitu Firman Allah memiliki potensi terbaik untuk bertumbuh menjadi pohon yang kuat dengan akar dan buah yang berlimpah. Namun, potensi ini akan hilang kalau tidak didukung dengan situasi perawatan yang baik, entah dari dalam yaitu dari kondisi tanahnya maupun dari luar, yaitu dari sengatan matahari atau burung-burung. Mau yang manapun, kuncinya adalah bagaimana kita menanggapi ini semua.

Ayat ke 15 mengatakan :  Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan. Jadi ini adalah 3 langkah kunci bila kita mau menjadi seperti tanah yang baik dan yang menjadi fokus permenungan kita hari ini.

Pertama, mendengar Firman Tuhan berarti kita tidak hanya memenuhi kewajiban kita hadir di Misa Kudus, mendengarkan pembacaan Kitab Suci dan homili lalu semuanya itu berlalu begitu saja. Kita juga mesti berusaha secara aktif mau mengerti dan menemukan sapaan Tuhan untuk kita setiap hari. Dalam bacaan ini, sebenarnya ada "demonstrasi nyata" dari para murid yaitu mereka meminta kepada Tuhan untuk menjelaskan perumpamaan itu. Inilah usaha nyata para murid yang harus kita contoh untuk mau belajar.

Kedua, menyimpan dalam hati berarti kita mau sungguh-sungguh memperhatikannya. Apa yang ada di hati kita biasanya apa yang paling kita sukai. Kita menyimpan kenangan, perasaan - perasaan dan keinginan - keinginan yang baik di dalam hati kita. Yesus juga menyimpan cinta kasih dan segala kebaikan di dalam hatiNya. Begitu sering kita bahwa hati Yesus tergerak oleh belas kasih saat Ia mau menolong orang lain.

Ketiga, mengeluarkan buah dalam ketekunan berarti berani mengambil aksi. Jika kita hari ini diajak untuk mengampuni sesama, maka dalam keseharian kita, kita berjuang memaafkan orang yang mengesalkan hati kita. Jika hari ini kita diajak untuk mencintai Kitab Suci, maka kita berusaha meluangkan waktu membaca Kitab Suci. Jika hari ini kita diajak untuk bertobat, maka kita mau melakukan pemeriksaan batin dan mengakui dihadapan Tuhan segala kelemahan kita.

Doa : 

Ya Allah, Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur karena hati kami mampu menjadi tanah yang siap untuk menerima benih sabdaMu. Yang terpenting adalah bagaimana kami membiarkan diri kami siap dibentuk, diubah dan dipakai sesuai dengan rencana dan kehendakMu. Karena itu, berilah kami Roh Kudus supaya kami siap sedia mendengarkan, menyimpan dan mengeluarkan buah dalam ketekunan. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b

Jalan Serta Yesus - Menjajal Latihan Rohani

Kabar baik buat kita semua, perbuatan - perbuatan baik dan hal-hal luar biasa yang dialami, dilakukan oleh para Kudus dan tokoh-tokoh kemanusiaan dunia, bisa dipelajari! Yup, anda sama sekali tidak salah membacanya, kebajikan - kebajikan rohani yang telah diberikan oleh Tuhan adalah rahmat yang mampu bertumbuh. Itulah sebabnya juga mengapa Tuhan Yesus mengumpamakan iman seperti sebuah biji sesawi. Biji sesawi itu paling kecil tapi butuh ditanam dan bertumbuh untuk menjadi besar dan berguna. Dalam beberapa perumpamaan, Yesus seringkali menggunakan hal-hal yang sifatnya berkembang, tidak stagnan dan tetap dan kaku. Apa yang dimaksudkan disini adalah pertumbuhan cinta kasih, pertumbuhan iman, pertumbuhan harapan ditengah-tengah kehidupan masyarakat dewasa ini. Kita semua dipanggil untuk menjawab tantangan ini, malah kita mesti berlomba-lomba dalam segala kebaikan di setiap kesempatan yang ada. Mari masuk ke arena latihan rohani Pertama, mari kita kenali medan latihan kita. Arena l

Lifebook - Membangun Toll Rohani

Membangun Tol Rohani  kedengaran seperti project pembangunan kah ? Yup! Tetapi memang demikian sih, di sisi rohani pun semua orang perlu membangun infrastruktur rohani hidupnya supaya bisa menjangkau Yesus dengan mudah. Buat minggu ini, edisi lifebook berbicara tentang jalur komunikasi antara Mr.J dengan kawula muda yang harus dibentuk. Bisa dikatakan, ini 11-12 alias mirip sama perumpamaan - perumpamaan di Kitab Suci. Yuk , kita simak, seperti apa ceritanya  Mr. J : "Minggu ini, Aku mau share  . project menarik lho. Project ini adalah project rohani. Enggak cuman Jokowi saja yang punya program membangun "tol laut", Aku juga mau membangun project "Tol Rohani".  Demikian kata-kata Mr.J saat rapat online dengan geng rasul medsosNya yang beken dan kece. Mr J bilang bahwa mereka perlu membuat roadmap khusus yang memudahkan orang-orang mendekat dengan berbagai cara. Jadi saat ini, sudah ada 3 tahap. Tahap ke 3 adalah tahap yang akan diluncurkan

Jalan Serta Yesus - Di puncak hidup kita, apa yang akan kita lakukan ?

Ada sebuah ilustrasi yang saya dengarkan dari orang tua saya ketika masih kecil dulu. Hidup ini seperti roda yang berputar , kadang kita ada di atas, dan kadang kita ada di bawah. Orang - orang pun bisa memulai hidupnya dengan baik, memiliki kecukupan ekonomi dan bisa mendapatkan banyak sekali manfaat positif seperti bisa mengenyam pendidikan bertaraf internasional di luar negeri, belajar hidup mandiri, bisa tampil baik dalam gaya hidup dan sebagainya. Disisi lain, ada orang-orang yang cukup sederhana, yang berjuang untuk bisa sekolah , kuliah dan mencari pekerjaan dan bekerja untuk orang lain di sebuah perusahaan supaya dapat mencukupi kehidupan masing - masing dan keluarganya. Masih ada lagi contoh kondisi yang lain, tetapi setidaknya orang-orang bisa memulai dan menjalankan hidupnya dengan tingkat kecukupan hidup yang bervariasi. Semuanya memiliki nilai positif karena memberikan pengalaman hidup yang unik. Tuhan telah memberikan kepada kita masing-masing rejeki dan rencana inda

Sketsa Iman - Perjumpaan dengan Yesus di segala situasi

Sketsa Iman - 6 Februari 2023  Bacaan : Kej 1:1-19 | Mrk 6:53-56 Renungan :  Yesus yang telah melayani orang banyak dengan penuh kuasa dan cinta kasih mulai menyentuh hati dan juga hidup banyak orang. Dimana saja Ia berkunjung, orang - orang berkerumun untuk meminta pertolongan. Orang - orang datang dengan semangat dan pengharapan besar bahwa mereka akan disembuhkan, dipulihkan oleh Tuhan sampai - sampai banyak yang melihat kuasa mujizat Yesus dengan iman mereka.  Iman itu tercermin dari keyakinan mereka bahwa,sekalipun Yesus tidak menyentuh mereka secara fisik, tidak berbicara dengan mereka, mereka bisa tetap disembuhkan Tuhan. Tertulis juga dalam Injil bahwa orang -orang yang menyentuh jumbai jubah Yesus bisa sembuh. Sungguh luar biasa.  Ini pun bisa menjadi cerminan dan contoh konkrit buat kita yang saat ini tidak bisa melihat Yesus secara fisik. Yesus yang sudah bangkit, dan naik ke Surga tetap menyertai kita terus menerus. KehadiranNya kini tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu