Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Belajar mengajukan permohonan yang tepat kepada Tuhan

Sketsa Iman, 17 September 2018

Bacaan 1 : 1Kor. 11:17-26
Bacaan Injil : Luk 7:1-10

Ulasan Kitab Suci : 

7:1 Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. 7:2 Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. 7:3 Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. 7:4 Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, 7:5 sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." 7:6 Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; 7:7 sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 7:8 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." 7:9 Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" 7:10 Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.

Renungan : 

"Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu akju juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh." Pengakuan seorang perwira dari Kapernaum, yang bukan orang Yahudi ini patut menjadi contoh utama kita untuk mengajukan permohonan yang layak dan berkenan bagi Tuhan. Sedemikian besarnya pengaruh pernyataan ini sampai-sampai Yesus sendiri membenarkannya bahwa iman sebesar itu tak pernah dijumpai sekalipun diantara orang Israel.

Pernyataan inipun menjadi rumusan yang kita sendiri katakan kepada Yesus sebelum menerima Komuni Kudus. Kini, konteksnya diperluas bukan hanya untuk suatu sakit penyakit saja tetapi juga perbaikan diri, pertobatan dan penyesalan atas dosa, peningkatan kualitas hidup dan pengembangan kepribadian, pertolongan atas kelemahan - kelemahan dan cacat cela kita masing-masing. Singkatnya, meminta Yesus mengubah hidup kita dengan perkataanNya.

Di bulan Kitab Suci Nasional ini, kita patut mengingat bahwa kita sedang merindukan dan mau mendalami Kitab Suci sebagai bagian tak terpisahkan dari hidup kita. Dari bacaan hari ini, kita menyadari juga bahwa sepatah kata dari Yesus itu adalah Sabda Allah yang penuh kuasa dan Sabda Allah yang penuh kuasa itu tertulis didalam kitab suci yang kita dengar dan resapkan setiap hari. Jadi, cara lain kita membuka hati adalah dengan mendengarkan sungguh-sungguh Firman Tuhan setiap hari.

Secara khusus, kita mau belajar untuk berpasrah kepada karya Tuhan untuk hidup kita di masa kini dan masa depan. Perwira tadi percaya bahwa dengan tindakannya mengutus hambanya kepada Yesus, maka saat itu juga, jika Yesus berkenan, hambanya sembuh. Dan itu memang terjadi seperti tertulis di dalam ayat 10. Pasrah kepada Tuhan berarti tidak membatasi cara kerja Tuhan dalam hidup kita. Kita mesti percaya bahwa didalam iman, permohonan kita itu sampai ke hadirat Tuhan, dan Tuhan mau menolong kita.

Marilah kita sekarang, benar-benar berani berdoa kepada Tuhan dan meminta supaya sabdaNya hidup didalam hati kita, ditengah - tengah keseharian kita. Supaya ketika kita jatuh dalam kesulitan harian, kia memandang kepada kasih dan pertolongan Tuhan. Supaya ketika kita mendapatkan rahmat, berkat melimpah, kita memandang kepada Yesus dengan penuh syukur. Supaya setiap peristiwa yang kita alami, kita jadikan pupuk bagi iman kita yang sedang bertumbuh.

Teladan Orang Kudus : St Robert Bellarminus 




Robertus dilahirkan di Italia pada tahun 1542. Ketika masih kanak-kanak, ia tidak tertarik untuk bermain. Ia lebih suka menghabiskan waktunya mengulangi khotbah-khotbah yang ia dengar kepada adik-adiknya. Ia juga suka menjelaskan pelajaran-pelajaran katekese kepada anak-anak petani di lingkungan sekitarnya. Sesudah menerima Komuni Pertama, ia biasa menerima Yesus setiap hari Minggu.

Ayah Robertus berharap agar puteranya kelak menjadi seorang yang terkenal. Karena itu, ia menghendaki agar Robertus mempelajari macam-macam bidang studi, termasuk kesenian juga. Setiap kali dalam suatu lagu terdapat kata-kata yang kurang sedap didengar, maka Robertus akan segera menggantinya dengan kata-kata yang lebih tepat yang dipilihnya sendiri.

Merupakan kerinduannya yang terdalam untuk menjadi seorang imam Yesuit, namun ayahnya mempunyai rencana masa depan yang berbeda untuknya. Selama setahun penuh Robertus berusaha keras untuk membujuk ayahnya. Akhirnya, ketika usianya delapan belas tahun, ia diijinkan juga untuk bergabung dengan Serikat Yesus (SJ). Sebagai biarawan muda Yesuit, Robertus berhasil amat baik dalam pelajarannya. Ia diutus untuk menyampaikan khotbah, bahkan sebelum ia ditabhiskan menjadi seorang imam. Ketika seorang wanita saleh untuk pertama kalinya melihat seorang pemuda yang masih belia, bahkan belum ditahbiskan menjadi imam, naik ke mimbar untuk menyampaikan khotbah, wanita itu berlutut dan berdoa. Ia mohon pada Tuhan untuk membantu anak muda itu agar jangan gemetar dan berhenti di tengah khotbahnya. Ketika Robertus selesai menyampaikan khotbahnya, wanita itu tetap berlutut. Tetapi, kali ini, ia mengucapkan syukur kepada Tuhan atas khotbah yang begitu indah.

St. Robertus Bellarmino menjadi seorang penulis, pengkhotbah dan juga pengajar yang ulung. Ia menulis tigapuluh satu buah buku penting. Ia menghabiskan tiga jam setiap harinya dalam doa. Ia mempunyai pengetahuan mendalam atas hal-hal sakral. Bahkan ketika telah diangkat sebagai kardinal, Robertus selalu beranggapan bahwa katekese demikian penting, hingga ia sendiri yang mengajarkannya kepada umatnya.

Kardinal Bellarmino wafat pada tanggal 17 September 1621. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1930 oleh Paus Pius XI. Pada tahun 1931, paus yang sama memaklumkan St. Robertus Bellarmino sebagai Pujangga Gereja.

Ref : 
http://yesaya.indocell.net/id239_st__robertus_bellarmino.htm

Doa : 

Ya Tuhan, kami semua memohon pengampunan atas segala dosa dan kesalahan kami yang seringkali menyakiti Engkaua dan sesama kami. Melalui firmanMu hari ini, kami belajar untuk berpasrah, menumbuhkan iman kami dan juga berharap kepadaMu dengan setia. Semoga Engkau berkenan untuk tinggal didalam hati kami dan memperbaharui hidup kami dengan Sabda hidup-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Kristus adalah patokan hidup yang sejati

Sketsa Iman - 26 April 2021    Akulah pintu ; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.  (Yoh 10 : 9) Bacaan : Kis 11:1-18  |  Yoh 10:1-10 Renungan :  Kemarin, kita memperingati bersama hari Minggu Panggilan sekaligus hari yang memperingati dan merenungkan Kristus sang gembala yang baik. Hari ini, pembicaraan kita juga berbicara tentang domba - domba dan gembala, bedanya Yesus membuat penekanan yang lain. Dalam perumpamaanNya, Yesus mengibaratkan diri sebagai "pintu" menuju kawanan domba.  Ia mengilustrasikan dengan sangat tepat bagaimana kondisinya jika ada perampok atau pencuri yang masuk, tentu tidak melalui pintu tetapi memanjat tembok. Adapun suara dari perampok atau pencuri ini tidak akan dikenal oleh domba - domba sejati. Justru domba - domba ini akan mengenal dan tahu suara khas dari sang gembala.  Kristus adalah juruselamat dunia, dan juga perantara antara kita dengan Bapa yan...

Sketsa Iman - Menimba rahmat pada Yesus yang ditinggikan

Sketsa Iman, 9 April 2019 Bacaan 1 : Bil 21:4-9 Bacaan Injil : Yoh 8:21-30 8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang." 8:22 Maka kata orang-orang Yahudi itu: "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?" 8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. 8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."8:25 Maka kata mereka kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka: "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? 8:26 Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pad...

Sketsa Iman - Berilah kesempatan kedua

Sketsa Iman, 6 Maret 2018 Bacaan 1 : Dan. 3:25,34-43 Bacaan Injil : Mat 18:21-35 18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Sigap melihat pertolongan Tuhan

Sketsa Iman - 6 Januari 2021 Bacaan 1 : 1 Yoh 4 : 11 - 18 Bacaan Injil : Mrk 6 : 45- 52 6:45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 6:46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. 6:47 Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. 6:48 Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. 6:49 Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, 6:50 sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" 6:51 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, 6...