Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Menelisik pilihan hidup kita

Sketsa Iman, 31 Agustus 2018

Bacaan 1: 1 Kor 1:17-25
Bacaan Injil : Mat 25:1-13

Ulasan Kitab Suci : 

25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. 25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. 25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, 25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. 25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. 25:6Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! 25:7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. 25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. 25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. 25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! 25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. 25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Renungan: 

Minyak adalah bagian yang paling penting selain pelita sendiri , yang menjadi persiapan bagi para gadis yang menyongsong mempelai laki-laki. Sebagian, yaitu 5 diantara 10 gadis ini senantiasa memperhatikan kebutuhan minyak itu sementara 5 yang lain bersikap acuh tak acuh. Mereka mempersiapkan secara terbatas atau secukupnya saja. Sikap minimalis 5 orang gadis bodoh itu berujung ke kondisi kepanikan dibagian akhir dimana mereka harus pergi berbelanja tengah malam. Sayang sekali, ketika mereka pergi membeli, pengantin itu sudah tiba dan perjamuan dimulai. Mereka pun tidak boleh masuk lagi.

Ada banyak sekali contoh dalam kehidupan sehari-hari kita yang mirip dengan kisah ini. Misalkan, kita diberikan waktu 1 bulan untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Sebenarnya, jika pada hari - hari awal pemberian tugas itu, kita sudah mulai berkonsentrasi mengerjakan pekerjaan itu, kita bisa selesai sesuai target, namun jika ada penundaan - penundaan, maka resiko gagalnya target pencapaian pekerjaan itu akan semakin meningkat. Begitu juga dengan aspek kehidupan rohani kita.

Kita semua harus berusaha keras, berlatih untuk hidup yang baik. Tapi hidup yang baik itu seperti apa ? Seberapa besarkah "cukup" itu bagi kita ? Apakah cukup dengan menjauhi dosa saja dan tidak mencampuri urusan orang lain ? Standar yang harus kita pakai untuk menilai ini adalah standar Cinta Kasih dan Ketaatan Yesus. Standar Cinta kasih Yesus bersesuaian dengan Hukum Taurat. Mudah disebutkan, diingat tetapi sulit dilaksanakan.

Semua orang yang berkehendak baik, mempunyai potensi untuk masuk ke kerajaan Surga, namun terlebih khusus kita yang mengenal Kristus, kita diutus untuk menjadi pewarta bagi sesama. Kita memperhatikan kondisi rohani kita, jangan sampai kering kerontang dan gersang. Yang dimaksud dengan gersang, misalnya : kita bekerja dan bekerja tetapi kita tidak berdoa apalagi bersyukur. Kita rajin ke Gereja tetapi hati kita tidak disana, hanya sekedar kewajiban belaka. Kita sangat jarang mengaku dosa, rentangnya bisa bertahun - tahun.

Kondisi - kondisi ini biasanya memiliki tanda - tanda yang jelas. Ketika ada masalah, kita merasa mudah putus asa, stress, ketakutan, kebingungan. Ketika usaha manusiawi kita kepentok, jika iman seseorang goyah dan kurang kuat maka dia bisa mencari sumber pertolongan instan lainnya misalkan pergi ke dukun, paranormal dsb. Untuk pemahaman terhadap agamanya, ada pandangan ke Gereja yang manapun juga sama saja, asalkan pergi beribadah. Sungguh inilah kondisi orang-orang yang hanya menyediakan minyak sekadarnya bagi pelitanya saja.

Sebaliknya, orang-orang yang bertindak seperti gadis-gadis bijaksana, memperhatikan juga aspek rohani hidupnya. Mereka bekerja dan bekerja, tetapi mereka mengandalkan dan peka pada kehendak Tuhan. Ada waktunya jalan mereka tertutup, tetapi bagi mereka yang bersandar pada Tuhan, itu bisa menjadi jawaban Tuhan yang mengarah ke rencana lain yang lebih baik. Hatinya menjadi lebih tenang, damai, penuh sukacita karena rasa syukur yang selalu dipanjatkan. Ke Gereja, benar-benar berjumpa dengan Kristus, karena mempersiapkan hati dengan baik. Ada kedamaian di hati karena rajin mengaku dosa sehingga hidup orang itu dinaungi oleh rahmat Allah yang berlimpah. Mana pilihan hidup yang akan kita ambil ?

Teladan Orang Kudus : St Aidan 




Aidan adalah seorang biarawan Irlandia yang hidup pada abad ketujuh. Ia tinggal di biara besar di Iona yang didirikan St Kolumbanus. St Oswald menjadi Raja Inggris Utara pada tahun 634. Raja mengundang para misionaris untuk mewartakan Injil kepada rakyatnya yang masih kafir. Misionaris pertama yang berangkat segera pulang kembali dengan mengeluh bahwa orang-orang Inggris amat kasar, keras kepala dan liar. Para biarawan berkumpul bersama untuk merundingkan situasi ini. “Menurutku,” kata St Aidan kepada biarawan yang kembali itu, “engkau terlalu keras dengan orang-orang ini.” Ia kemudian menjelaskan bahwa, sebagaimana dikatakan St Paulus, terlebih dahulu ajaran-ajaran yang mudahlah yang diberikan. Ketika orang-orang telah bertambah kuat dalam Sabda Allah, barulah dapat dimulai ajaran-ajaran yang lebih sempurna mengenai hukum-hukum Tuhan yang kudus.

Ketika para biarawan mendengar nasehat yang bijaksana itu, mereka berpaling kepada Aidan. “Sebaiknya engkaulah yang pergi ke Inggris Utara untuk mewartakan Injil,” kata mereka. Aidan pergi dengan suka hati. Ia menerima tugas baru ini dengan kerendahan hati dan semangat doa. Ia mulai dengan berkhotbah. Raja St Oswald sendiri yang menerjemahkan khotbah-khotbah Aidan ke dalam bahasa Inggris hingga Aidan menguasai bahasa Inggris dengan lebih baik. St Aidan berkelana ke seluruh penjuru negeri, selalu dengan berjalan kaki. Ia bekhotbah dan menolong rakyat. Ia melakukan banyak perbuatan baik dan amat dikasihi oleh umatnya. Setelah tigapuluh tahun masa pelayanan St Aidan, setiap biarawan atau imam yang datang ke daerah itu akan disambut dengan penuh sukacita oleh segenap penduduk desa. Di Pulau Lindisfarne, St Aidan mendirikan sebuah biara besar. Betapa banyak orang kudus dihasilkan dari sana hingga Lindisfarne dikenal sebagai Pulau Kudus. Sedikit demi sedikit, pengaruh pewartaan yang giat ini mengubah Inggris Utara menjadi sebuah pulau Kristen yang beradab. St Aidan wafat pada tahun 651.

Kita dapat belajar dari kisah hidup St Aidan bahwa kesaksian seorang yang baik hati dan penuh sukacita mendatangkan pengaruh kuat pada orang-orang lain. Apabila kita membutuhkan pertolongan untuk melihat kebaikan dalam diri orang lain, kita dapat membisikkan doa kepada St Aidan.

Ref : 

Doa : 

Ya Allah, Bapa yang Penuh Kasih dan Kesetiaan. Kami semua belajar hari ini bahwa kami harus memperhatikan hidup kami dengan baik. Dengan mempraktikkan hidup kerohanian yang baik, kami sebenarnya menjaga minyak rohani kami disertai dengan pelita yang ada untuk menyambut Kristus sang Mempelai Agung. Semoga kami selalu setia dan bijaksana dalam naungan Roh KudusMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b

Jalan Serta Yesus - Menjajal Latihan Rohani

Kabar baik buat kita semua, perbuatan - perbuatan baik dan hal-hal luar biasa yang dialami, dilakukan oleh para Kudus dan tokoh-tokoh kemanusiaan dunia, bisa dipelajari! Yup, anda sama sekali tidak salah membacanya, kebajikan - kebajikan rohani yang telah diberikan oleh Tuhan adalah rahmat yang mampu bertumbuh. Itulah sebabnya juga mengapa Tuhan Yesus mengumpamakan iman seperti sebuah biji sesawi. Biji sesawi itu paling kecil tapi butuh ditanam dan bertumbuh untuk menjadi besar dan berguna. Dalam beberapa perumpamaan, Yesus seringkali menggunakan hal-hal yang sifatnya berkembang, tidak stagnan dan tetap dan kaku. Apa yang dimaksudkan disini adalah pertumbuhan cinta kasih, pertumbuhan iman, pertumbuhan harapan ditengah-tengah kehidupan masyarakat dewasa ini. Kita semua dipanggil untuk menjawab tantangan ini, malah kita mesti berlomba-lomba dalam segala kebaikan di setiap kesempatan yang ada. Mari masuk ke arena latihan rohani Pertama, mari kita kenali medan latihan kita. Arena l

Lifebook - Membangun Toll Rohani

Membangun Tol Rohani  kedengaran seperti project pembangunan kah ? Yup! Tetapi memang demikian sih, di sisi rohani pun semua orang perlu membangun infrastruktur rohani hidupnya supaya bisa menjangkau Yesus dengan mudah. Buat minggu ini, edisi lifebook berbicara tentang jalur komunikasi antara Mr.J dengan kawula muda yang harus dibentuk. Bisa dikatakan, ini 11-12 alias mirip sama perumpamaan - perumpamaan di Kitab Suci. Yuk , kita simak, seperti apa ceritanya  Mr. J : "Minggu ini, Aku mau share  . project menarik lho. Project ini adalah project rohani. Enggak cuman Jokowi saja yang punya program membangun "tol laut", Aku juga mau membangun project "Tol Rohani".  Demikian kata-kata Mr.J saat rapat online dengan geng rasul medsosNya yang beken dan kece. Mr J bilang bahwa mereka perlu membuat roadmap khusus yang memudahkan orang-orang mendekat dengan berbagai cara. Jadi saat ini, sudah ada 3 tahap. Tahap ke 3 adalah tahap yang akan diluncurkan

Jalan Serta Yesus - Di puncak hidup kita, apa yang akan kita lakukan ?

Ada sebuah ilustrasi yang saya dengarkan dari orang tua saya ketika masih kecil dulu. Hidup ini seperti roda yang berputar , kadang kita ada di atas, dan kadang kita ada di bawah. Orang - orang pun bisa memulai hidupnya dengan baik, memiliki kecukupan ekonomi dan bisa mendapatkan banyak sekali manfaat positif seperti bisa mengenyam pendidikan bertaraf internasional di luar negeri, belajar hidup mandiri, bisa tampil baik dalam gaya hidup dan sebagainya. Disisi lain, ada orang-orang yang cukup sederhana, yang berjuang untuk bisa sekolah , kuliah dan mencari pekerjaan dan bekerja untuk orang lain di sebuah perusahaan supaya dapat mencukupi kehidupan masing - masing dan keluarganya. Masih ada lagi contoh kondisi yang lain, tetapi setidaknya orang-orang bisa memulai dan menjalankan hidupnya dengan tingkat kecukupan hidup yang bervariasi. Semuanya memiliki nilai positif karena memberikan pengalaman hidup yang unik. Tuhan telah memberikan kepada kita masing-masing rejeki dan rencana inda

Sketsa Iman - Perjumpaan dengan Yesus di segala situasi

Sketsa Iman - 6 Februari 2023  Bacaan : Kej 1:1-19 | Mrk 6:53-56 Renungan :  Yesus yang telah melayani orang banyak dengan penuh kuasa dan cinta kasih mulai menyentuh hati dan juga hidup banyak orang. Dimana saja Ia berkunjung, orang - orang berkerumun untuk meminta pertolongan. Orang - orang datang dengan semangat dan pengharapan besar bahwa mereka akan disembuhkan, dipulihkan oleh Tuhan sampai - sampai banyak yang melihat kuasa mujizat Yesus dengan iman mereka.  Iman itu tercermin dari keyakinan mereka bahwa,sekalipun Yesus tidak menyentuh mereka secara fisik, tidak berbicara dengan mereka, mereka bisa tetap disembuhkan Tuhan. Tertulis juga dalam Injil bahwa orang -orang yang menyentuh jumbai jubah Yesus bisa sembuh. Sungguh luar biasa.  Ini pun bisa menjadi cerminan dan contoh konkrit buat kita yang saat ini tidak bisa melihat Yesus secara fisik. Yesus yang sudah bangkit, dan naik ke Surga tetap menyertai kita terus menerus. KehadiranNya kini tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu