Sketsa Iman, 20 Agustus 2018
Bacaan 1 : Yeh 24:15-24
Bacaan Injil : Mat 19:16-22
Ulasan Kitab Suci :
19:16 Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 19:17Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." 19:18 Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, 19:19hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 19:20 Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" 19:21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." 19:22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Renungan :
Perbuatan belas kasih adalah selalu syarat terpenting dalam mengikuti Yesus. Hukum Taurat-pun, jika diikuti dengan seksama belum tentu dapat seutuhnya membantu kita semua mendapatkan keselamatan kekal.
Di dalam bacaan hari ini, kita menjumpai seorang pribadi yang banyak nilai plus-plusnya. Ia seorang muda yang mencari kebijaksanaan, dan ketika diselidiki lebih jauh, dalam diskusinya dengan Yesus, dia seorang Yahudi yang taat beragama. 10 Hukum Taurat dapat dipenuhinya selama hidupnya itu. Maka tak heran jika dia sekarang mau naik level lagi.
Kita bisa menyadari ia orang yang sangat diberkati Tuhan. Tapi ada satu hal yang kurang sesuai standar Tuhan. Standar ini bukanlah soal standar kaya. Standar ini soal kelekatan pada kesuksesan dan pada apa yang baik.
Kalau dipikir-pikir, mengapa Yesus harus meluruskan pemikiran soal yang "baik", apakah karena dia melihat bahwa Yesus seorang Yahudi yang taat, yang seperti dirinya? Tapi meskipun begitu, perbedaan yang besar ditonjolkan Yesus karena Yesus memandang yang baik itu dari Allah, Bapa yang Maha pengasih. Sementara itu, orang muda ini, karena kemapamannya, hanya mengandalkan dirinya sendiri.
Nah, akhirnya sampailah disaat penentuan itu, saat Yesus mengundangnya untuk memberikan harta duniawinya kepada orang-orang miskin supaya dia mendapatkan harta surgawi. Dengan begitu, dia memulai perjalanan hidup baru mengikuti Yesus dengan lebih ringan. Tak perlu khawatir hidupnya selama ini, yang tergantung dari pengumpulan hartanya sekarang menjadi pengumpulan cinta kasih bersama Yesus.
Dari sini, kita bersyukur karena apapun latar belakang kita, ukurannya adalah cinta kasih kita kepada sesama untuk kemuliaan Allah.
Doa :
Allah, Bapa yang Maha baik, limpahkanlah rahmatMu supaya kami bisa belajar mengasihi sesama kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : Yeh 24:15-24
Bacaan Injil : Mat 19:16-22
Ulasan Kitab Suci :
19:16 Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 19:17Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." 19:18 Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, 19:19hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 19:20 Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" 19:21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." 19:22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Renungan :
Perbuatan belas kasih adalah selalu syarat terpenting dalam mengikuti Yesus. Hukum Taurat-pun, jika diikuti dengan seksama belum tentu dapat seutuhnya membantu kita semua mendapatkan keselamatan kekal.
Di dalam bacaan hari ini, kita menjumpai seorang pribadi yang banyak nilai plus-plusnya. Ia seorang muda yang mencari kebijaksanaan, dan ketika diselidiki lebih jauh, dalam diskusinya dengan Yesus, dia seorang Yahudi yang taat beragama. 10 Hukum Taurat dapat dipenuhinya selama hidupnya itu. Maka tak heran jika dia sekarang mau naik level lagi.
Kita bisa menyadari ia orang yang sangat diberkati Tuhan. Tapi ada satu hal yang kurang sesuai standar Tuhan. Standar ini bukanlah soal standar kaya. Standar ini soal kelekatan pada kesuksesan dan pada apa yang baik.
Kalau dipikir-pikir, mengapa Yesus harus meluruskan pemikiran soal yang "baik", apakah karena dia melihat bahwa Yesus seorang Yahudi yang taat, yang seperti dirinya? Tapi meskipun begitu, perbedaan yang besar ditonjolkan Yesus karena Yesus memandang yang baik itu dari Allah, Bapa yang Maha pengasih. Sementara itu, orang muda ini, karena kemapamannya, hanya mengandalkan dirinya sendiri.
Nah, akhirnya sampailah disaat penentuan itu, saat Yesus mengundangnya untuk memberikan harta duniawinya kepada orang-orang miskin supaya dia mendapatkan harta surgawi. Dengan begitu, dia memulai perjalanan hidup baru mengikuti Yesus dengan lebih ringan. Tak perlu khawatir hidupnya selama ini, yang tergantung dari pengumpulan hartanya sekarang menjadi pengumpulan cinta kasih bersama Yesus.
Dari sini, kita bersyukur karena apapun latar belakang kita, ukurannya adalah cinta kasih kita kepada sesama untuk kemuliaan Allah.
Doa :
Allah, Bapa yang Maha baik, limpahkanlah rahmatMu supaya kami bisa belajar mengasihi sesama kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar