Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Belajar bersikap penuh kasih dan adil

Sketsa Iman, 22 Agustus 2018 

Bacaan 1 : Yeh. 34:1-11
Bacaan Injil : Mat 20:1-16

Ulasan Kitab Suci : 

20:1 "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. 20:2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. 20:3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. 20:4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. 20:5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. 20:6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? 20:7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. 20:8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. 20:9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. 20:10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. 20:11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, 20:12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. 20:13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? 20:14Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. 20:15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? 20:16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Renungan : 

Hari ini kita belajar prinsip cinta kasih dan keadilan, dalam kasus yang sangat mewakili kondisi umum masyarakat dunia dewasa ini. Kita kenal ada istilah "hukum rimba" dimana yang kuat menindas yang lemah, atau ada kondisi dimana yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Ternyata, di mata Kristus, kita punya alternatif solusi yang lain untuk kesejahteraan bersama.

1. Cinta Kasih Allah, melihat kebutuhan hidup

Disini, lewat kasihNya, Yesus menggambarkan kerajaan Allah seperti sebuah ladang pelayanan yang perlu diisi oleh kita semua. Allah memanggil kita menjadi pekerja-pekerjaNya di segala jaman. Ya, urutan waktu dari pukul 9 pagi hingga 5 sore menggambarkan 2 hal. Hal pertama adalah soal zaman yang berbeda-beda, tetapi panggilan pelayanan itu terus aktual. Gereja membutuhkan kita semua untuk berpartisipasi. Yang kedua, soal durasi kerja harian dalam arti sebenarnya. Ia tetap memanggil semua orang yang membutuhkan pekerjaan, tanpa membeda-bedakan.

Banyak orang memilih untuk menimbang-nimbang mempekerjakan orang berdasarkan unsur ekonomi. Misalkan, ketika seseorang masuk mulai bekerja ditengah bulan, kantor biasanya mengambil keuntungan dengan menggaji karyawan itu setengah bulan, sesuai jumlah harinya. Diwaktu lain, terkadang ada juga yang masih mendapatkan upah rendah, sehingga dalam memenuhi kebutuhan hidup menjadi terbatas dan bahkan bisa berkekurangan.

Cinta kasih Allah dapat kita lihat dalam ayat ke 14, ketika Ia mengatakan : " Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu."

Ada sebuah kisah yang pernah viral di Media sosial, tentang betapa jomplangnya model bermurah hati semacam ini. Secara ringkas, kisahnya kurang lebih : seorang annak muda melihat seorang yang sudah tua menjajakan jualannya. Dia memilih untuk menawar harga barang jualan itu serendah mungkin lalu ketika sudah mendapatkannya, dia merasa sangat puas. Si penjual ini, yang setelah seharian penuh berdagang, tidak mendapatkan apapun. Ketika ditawar, dia menerima karena merasa bahwa itu adalah rejekinya yang pertama, yang jika tidak didapatkan, ia tidak mendapatkan jualan 1 pun. Sementara itu, anak muda tadi lalu masuk ke restoran yang mahal untuk makan, dan setelah selesai makan, dia memberikan tip yang besar kepada sang pelayan lalu dengan sangat bangga menyatakan bahwa dia bersikap murah hati di media sosial. Manakah yang sebenarnya mencerminkan sikap bermurah hati dan kasih ala Kristus ? Siapakah yang sebenarnya lebih membutuhkan ?

2. Keadilan Allah menitikberatkan pada kebutuhan, bukan keinginan

Sekarang tentang hal yang kedua, yaitu keadilan Allah. Keinginan pribadi manusia, seperti tanpa batas. Dalam injil , khususnya ayat ke 10 dan ke 11 adalah gambaran keserakahan dan sekali lagi, juga konsep manusia tentang unsur ekonomi yang kental. Mereka merasa berhak mendapatkan bonus atau kelebihan upah dan malah tidak bersyukur atas apa yang telah dimiliki.

Kita perlu melihat ini dalam konteks ketika kita berdoa, kita meminta kepada Allah apa yang kita inginkan. Namun, Allah memberikan apa yang kita butuhkan mendahului aspek keinginan - keinginan kita. Maka dari sini, mari belajar untuk bersyukur atas apa yang Allah berikan, dan yang kedua, belajar membuang standar yang tidak sehat.

Kita akan mudah merasa sakit hati, ketika standar kita, yaitu semua "ego" kita tidak terpenuhi karena berbagai hal. Itulah sebabnya mengapa sikap pasrah akan mendatangkan rasa syukur kepada Tuhan. Karena kita mudah melihat tangan Allah yang bekerja dalam hidup kita.

Sebuah contoh dalam hidup sehari-hari. Seorang pemimpin kegiatan pujian & penyembahan memilih untuk memulai aktiftas kegiatannya pukul 8 tepat seperti yang dijanjikan walaupun dari 15 orang yang seharusnya hadir, hanya sebagian kecil yang sudah ada. Dia memilih untuk menghargai waktu mereka yang sudah berusaha hadir tepat waktu, daripada menunggu orang-orang yang sudah sering terlambat hadir demi kelancaran acara. Walaupun nantinya ada diantara orang terlambat itu yang protes, sebenarnya konteksnya sama dengan kisah dalam Injil, yaitu untuk mendatangkan manfaat sebesar-besarnya bagi semua yang hadir.

Marilah kita  belajar untuk tetap memberikan cinta kasih berlimpah terhadap sesama, sekaligus adil dalam semua aspek kehidupan kita.

Doa : 

Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, limpahkanlah kasihMu dan ajarilah kami supaya kami bisa belajar tentang keadilanMu. Utuslah Roh KudusMu, memperbaharui hati dan pikiran kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Kristus, sang Batu Penjuru

Sketsa Iman, 4 Juni 2018 Bacaan 1 : 2 Ptr 1: 1-7 Bacaan Injil : Mrk 12:1-12 Ulasan Kitab Suci :  12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya ...

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b...

Sketsa Nurani - Lilin Kecil dan Cermin Kasih

Kali ini, saya mau membagikan dua ilustrasi sederhana. Ilustrasi ini terkait erat dengan citra diri kita, dan apa peran kita dalam kehidupan, di semua bidang hidup kita. Ilustrasi ini, dapat menjadi renungan kita bersama, agar bisa menjadi lebih baik lagi dalam hidup kita. Tuhan telah menciptakan kita, dan telah menanamkan sebuah potensi luar biasa didalam diri kita masing-masing yang sifatnya seragam. Sifat seragam ini, karena kita menyerap sifat dari Allah sendiri, yang adalah Kasih, sebagaimana tertulis dalam  1 Yohanes 4: 16 : Allah adalah kasih,  dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.  Allah yang adalah kasih ini, adalah terang yang bercahaya di dalam sanubari kita. Kita adalah lilin-lilin Dunia Ketika kita memiliki niat yang tulus untuk menolong seseorang, hati kita tersentuh untuk berempati, berbuat sesuatu yang positif yang bersifat sosial dan baik, itulah ketika Tuhan sedang menyalakan api cinta...

Sketsa Batin - Doa Orang Farisi dan Pemungut cukai

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus DOA ORANG FARISI DAN PEMUNGUT CUKAI Bacaan Injil : Luk 18:9-14 18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Seb...

Sketsa Iman - Pelayanan kita untuk kemuliaan Allah

Sketsa Iman - 14 Februari 2021 Bacaan 1 : Im 13:1-2.44-46 Bacaan 2 : 1 Kor 10:31-11:1 Bacaan Injil : Mrk 1:40-45 10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. 10:32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah. 10:33 Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. 11:1 Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. Renungan : Hari ini, kita mendapatkan nasihat khusus dari St Paulus yang diungkapkan kepada jemaat di Korintus. Suasana jemaat di Korintus cukup dinamis, karena terdiri dari orang - orang Yahudi dan juga orang - orang non Yahudi. Paulus berbicara tentang serba - serbi pelayanan yang dilakukan oleh je...