Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Pola pikir dan hati seorang hamba ala Kristus

Sketsa Iman, 13 November 2018

Bacaan 1 : Tit. 2:1-8,11-14
Bacaan Injil : Luk 17:7-10

Bacaan Kitab Suci : 

17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! 17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. 17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? 17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Renungan : 

Injil hari ini berbicara tentang kondisi dan tugas seorang hamba. Hamba-hamba ini harus sigap memperhatikan kebutuhan tuannya. Bila tuannya sudah pulang dari ladang, tentu sudah merasa lelah maka hamba ini sudah mesti menyiapkan makanan dan minuman. Hamba itu tidak harus mengharapkan ucapan terima kasih dari tuannya, karena ia menjalankan tugas-tugas yang memang menjadi kewajibannya itu. 

Dewasa ini, kita sering kali mendengarkan istilah "pelayanan" dalam kegiatan - kegiatan rohani kita. Di situ, kita menyumbangkan seluruh hati, pikiran dan tenaga kita di dalam suatu kelompok kepanitiaan. Tugas kita bermacam-macam, mulai dari menyusun konsep acara, berdoa, memimpin pujian, mengumpulkan dan mengelola dana, mengatur perlengkapan, transportasi, registrasi , dst. Apapun bentuknya, ini disebut "pelayanan" karena kita tidak dibayar untuk itu. Kita semua hadir dengan sukarela dan motivasi untuk memberi lebih banyak daripada diberi. 

Yah, sayangnya, dunia kita saat ini juga memiliki ketidakseimbangan dibagian lain. "Pelayanan" ini hanya sampai di ranah kelompok rohani saja. Begitu ini dimasukkan dalam kehidupan kita yang lain , ditengah-tengah keluarga, di dalam pekerjaan kita, konsep "melayani" menjadi berbeda. Begitu besar perbedaannya, sampai-sampai banyak kita dengar konsep tentang pemimpin yang melayani. Pemimpin memiliki kedudukan terhormat, status sosial yang umumnya lebih tinggi dan punya banyak wewenang. Dengan semangat mau melayani, diyakini bahwa pemimpinlah yang dapat membawa perubahan paling besar karena kuasa yang dimilikinya untuk mengubah sesuatu. 

Lalu, jika kita bukan pemimpin, lantas apa yang kita bisa persembahkan terkait dengan konteks "melayani ini" ? Hati kita! ya, hati kita harus memiliki kecenderungan dan motivasi pelayanan seperti halnya dalam hal rohani. Kita memberikan perhatian kita , tenaga dan pikiran kita untuk apa saja yang kita lakukan dengan semangat pelayanan yang tinggi. Hal - hal ini akan terlihat buahnya dengan jelas, ketika seorang rekan kerja meminta kita membantunya walaupun kita mesti lembur sedikit, padahal pekerjaan kita sudah selesai, dan itu kita kerjakan dengan sukarela. Buah yang lain dalam keluarga, ketika kita mudah menyapa orang tua kita, melihat kesulitan mereka di beberapa bagian. Contoh sederhana , bila ibu kita biasa mencucikan pakaian kita, mungkin kali ini kita bantu mengumpulkan baju-baju kita di keranjang cucian, atau sehabis makan, kita membereskan sendiri piring dan gelas makan kita lalu meletakkannya di tempat cucian. 

Tindakan - tindakan dengan hati seorang hamba ini, sebenarnya mengikuti Tuhan Yesus sendiri. Kristus, telah merendahkan diriNya sendiri, dengan menjadi manusia, lalu menderita dan wafat bagi kita. Ia tidak dilahirkan di istana raja yang megah dengan segala kemewahan duniawi, tetapi memilih lahir di keluarga sederhana dan tinggal di kota Nazaret dan bukannya Yerusalem. Ia berkarya bersama-sama kaum miskin, kecil dan terpinggirkan. Yesus adalah hamba Allah yang sangat setia, dan Ia pun ditinggikan oleh Allah begitu rupa.

Memang ini tidak mudah, bagi kita untuk belajar menjadi hamba yang "hanya melakukan apa yang mesti di lakukan saja". Banyak kali, ketika kita diminta melakukan hal-hal diluar kebiasaan kita dan itu merepotkan kita, kita cenderung mudah menggerutu, tidak suka dan protes. Namun jika kita mau selangkah demi selangkah mencoba, dan memohon bimbingan Roh Kudus, perubahan bisa terjadi didalam hidup kita. Hati kita akan melembut, dan kita akan semakin serupa dengan Kristus.Selamat mencoba.

Teladan Orang Kudus : St Stanislaus Kostka



Stanislaus Kostka dilahirkan pada tahun 1550 dalam sebuah keluarga bangsawan di Polandia. Bersama Paul - kakaknya -, ia dikirim orangtuanya belajar di sebuah kolese Yesuit di Wina, Austria. Stanislaus masih berusia 14 tahun kala itu. Ia seorang remaja yang lugu, periang dan peramah. Sehari dua kali ia mengunjungi kapel untuk berdoa dan ia tidak pernah lalai mendaraskan rosario setiap hari. Paul memperlakukan adiknya dengan kasar dan kejam. Ketika Stanislaus jatuh sakit dan dalam keadaan kritis, Paul melalaikan tanggung jawab terhadap adik kandungnya itu. Sulit mendatangkan imam, sebab Stanislaus indekos di rumah sebuah keluarga Protestan. Stanislaus berdoa kepada Tuhan dengan perantaraan Santa Barbara yang tak akan membiarkan seorang pun yang memohon perantaraannya meninggal tanpa menyambut sakramen. Doanya segera dikabulkan. Santa Barbara menampakkan diri didampingi dua malaikat untuk menghantarkan Komuni Kudus kepadanya. Santa Maria bersama Kanak-kanak Yesus menampakkan diri juga dan menyembuhkannya. Sebagai ucapan syukur kepada kerahiman ilahi, Stanislaus bertekad masuk Serikat Yesus. Pada bulan Oktober 1567, Stanislaus menerima jubah Yesuit. Sepuluh bulan lamanya ia menjalani novisiat dengan sangat baik. Ia seorang novis yang amat saleh meski masih muda usianya. Kesehatannya yang rapuh membuat Stanislaus rentan jatuh sakit. Ia berdoa dengan sungguh agar diperkenankan masuk ke surga pada Hari Raya Maria Diangkat ke Surga. Ia jatuh sakit pada tanggal 9 Agustus dan diwahyukan kepadanya bahwa permohonannya dikabulkan. Stanislaus Kostka wafat pada tanggal 15 Agustus 1568. Setelah wafatnya, banyak orang sakit menjadi sembuh dengan perantaraannya. Tiga tahun setelah wafatnya, jenazah Stanislaus didapati tidak rusak. Pada tahun 1604 Stanislaus Kostka dimaklumkan sebagai beato dan pada tahun 1726 sebagai santo. Santo Stanislaus Kostka dijadikan pelindung para pelajar dan mahasiswa.

Ref :

Doa : 

Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, terima kasih atas pelajaran yang boleh kami petik melalui Injil hari ini. Kami telah Engkau panggil untuk belajar bersikap penuh kerendahan hati dalam keseharian kami, seperti hamba-hamba yang paham keinginan tuannya dan setia. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b

Pengenalan Kitab Suci - Iman bapa bangsa Israel (Bagian 1)

Pengenalan Kitab Suci - Iman Bapa Bangsa Israel (Bagian 1)  Abraham , Bapa Orang Beriman Pengantar Sejarah keselamatan umat manusia tidak lepas dari sejarah bangsa Israel, dimana Allah sendiri yang membentuk bangsa ini, dimulai dari satu orang yaitu Abraham. Kisah tentang pembentukan leluhur bangsa Israel bisa kita lihat dari Kejadian 12 - 50.  Pada bagian ini, kita sama - sama mau belajar dari iman para bapa bangsa Israel yaitu Abraham, Ishak, Yakub yang mencakup bagian ke - 2 dari kitab Kejadian. Tulisan - tulisan ini akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Iman Abraham (Bagian 1), Iman Yakub (Bagian 2) dan Iman Yusuf  (Bagian 3) yang berakhir ketika keluarga Israel menetap di Mesir. Bagian pertama ini, kita mau sama - sama belajar melihat proses jatuh bangun yang dialami oleh Abraham dan pertumbuhan imannya sehingga dia dan keturunannya mendapatkan berkat dari Tuhan.  Kisah Abraham, bapa para bangsa (Kej 12:1 - Kej 25:11) 1. Abram dipanggil Allah  Abram berasal dari Ur-kasdim, mengalami

Sletsa Iman - Tentang Kesesatan

Sketsa Iman, 30 September 2018 Bacaan 1 : Bil 11:25-29 Bacaan 2 : Yak 5:1-6 Bacaan Injil : Mrk 9:38-43,45,47-48 Ulasan Kitab Suci :  Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan  9:38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." 9:39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.9:40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. 9:41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."  Siapa yang menyesatkan orang  9:42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 9:43 Dan j

Sketsa Batin - Perumpamaan Tentang Mutiara Berharga

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus  MUTIARA INDAH  Bacaan Injil : Mat 13:45-46 13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. 13:46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." Pengantar Perumpamaan :  Kali ini kita akan membahas kelanjutan dari perumpamaan Yesus tentang harta terpendam. Perumpamaan ini membahas tentang Kerajaan Allah, dan sama seperti harta terpendam, mutiara yang berharga ini juga mau menunjukkan hal itu. Walaupun dianggap sebagai kembaran, ada perbedaan juga antara perumpamaan harta terpendam dan mutiara berharga. Perbedaannya, adalah orang itu menemukan harta di ladang, sedangkan pedagang itu mencari mutiara yang indah. Tidak dikatakan juga bahwa pedagang itu bersukacita setelah menemukan mutiara yang indah itu seperti orang yang menemukan harta di ladang. Dalam perumpamaan Yesus, ada seorang pedagang keliling yang me

Jalan Serta Yesus - New normal Orang Kristen

Menjelang awal bulan Juni, kita sering mendengarkan istilah "new normal", dimana masyarakat mulai diperbolehkan untuk beraktifitas seperti biasa, namun dengan tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan saat berada di luar rumah. Pusat - pusat perbelanjaan, dan kawasan industri dan perkantoran mendapatkan kelonggaran untuk menjalankan bisnisnya kembali. Singkat cerita, ada banyak penyesuaian - penyesuaian yang kita lakukan untuk menjalani aktifitas - aktifitas rutin kita secara baru.  Dampak perubahan pun juga merambah ke sisi rohani kita. Saat ini, kita masih terisolasi dirumah kita masing - masing. Dalam masa yang sulit bagi banyak orang ini, kita ditarik oleh Tuhan masuk ke suasana rohani yang baru pula. Sekarang ini, kita mengikuti Ekaristi secara online dan meresapkan Kristus lewat komuni batin. Ada banyak acara - acara rohani yang kita ikuti secara online seperti : pengajaran, pujian - pujian kepada Tuhan , sharing iman menggunakan sarana media sosial. Semua ini dil