Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - berbagai dalih menolak Tuhan

Sketsa Iman, 6 November 2018

Bacaan 1 : Flp 2 : 5-11
Bacaan Injil : Luk 14 : 15-24

Bacaan Kitab Suci : 

14:15 Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." 14:16 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. 14:17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. 14:18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. 14:19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. 14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. 14:21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. 14:22 Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. 14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. 14:24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."

Renungan : 

Tamu-tamu yang mendengarkan sabda Yesus terkait tentang bagaimana sikap seseorang dalam pesta yang jangan menduduki tempat-tempat kehormatan mau tak mau merasa tertarik dan membayangkan tentang perjamuan Allah yang megah dan indah. Mereka segera memiliki bayangan kebahagiaan hadir di acara yang meriah itu. Sayangnya, Yesus menunjukkan realita yang berkebalikan dengan sukacita orang-orang datang ke pesta perjamuan. Bukannya menanggapi undangan itu, malahan tiap-tiap orang menolak untuk hadir dengan berbagai dalih mereka, dalam perumpamaan Yesus berikutnya.

Berbagai macam kesibukan yang nyata hingga saat ini : mau membeli ladang ,  mau mencoba lima pasang lembu kebiri , baru menikah. Realita ini tidak menyurutkan semangat sang tuan rumah dalam perumpamaan Yesus. Jadilah dia mengutus hamba-hambanya supaya mengundang orang-orang dijalan-jalan : orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh. Bahkan ketika semua itu sudah dilakukan, hambanya melaporkan masih ada tempat lagi sehingga tuan itu meminta supaya dipanggil lebih banyak orang di semua jalan supaya memenuhi tempat perjamuan itu. 

Dalam aspek rohani, Allah mau memberkati semua orang. Ia mengundang kita semua senantiasa, namun seringkali kita berdalih dari panggilan-panggilanNya. Panggilan Tuhan Yesus secara khusus adalah supaya kita menjadi serupa dengan-Nya dalam teladan dan dalam perbuatan. Di bagian bacaan 1, Surat Paulus yang menekankan pengorbanan Kristus yang mengosongkan diri hingga wafat di salib adalah salah satu contoh undangan Tuhan, supaya kita juga mau berserah total kepada Allah dan berkarya bagi sesama secara total.

Totalitas ini adalah sikap kita yang bersedia untuk ikut hadir dalam perjamuan Allah. Kita tidak harus tampil seindah-indahnya, bahkan bila kita punya kekurangan dan kelemahan, kita tetap mesti mendekat kepadaNya. Bukankah bila tuan rumah mengundang kita untuk hadir, dan kita memiliki kekurangan untuk hadir di pesta itu, pasti tuan rumah itu akan bertindak untuk kita? Yang diperlukan dari kita adalah kesediaan untuk "hadir" dalam perjamuan itu. 

Yesus sendiri banyak memberikan perumpamaan - perumpamaan tentang keberadaan Kerajaan Allah di dunia. Kita adalah bagian tidak tergantikan yang mewujudkan Kerajaan Allah itu. Jadi, kita semua dipanggil untuk bersikap nyata : perhatian kepada sesama dan kepasrahan kepada Tuhan. Dua tindakan ini akan senantiasa diwartakan kepada kita semua supaya kita selalu bisa bertumbuh dititik manapun kita saat ini. Allah, tidak akan tinggal diam. Ia akan melengkapi kekurangan - kekurangan kita dan membantu kita sehingga kita bisa bertumbuh dan berbuah hal-hal yang positif.

Teladan Orang Kudus : St Theophane Venard

Bahkan semasa mudanya, imam Perancis yang kudus ini telah berangan-angan untuk menjadi seorang martir. Ia bersekolah untuk menjadi seorang imam. Kemudian ia masuk seminari untuk para misionaris di Paris, Perancis. Keluarganya, yang sangat ia kasihi, teramat sedih memikirkan bahwa kelak, setelah menjadi imam, ia akan meninggalkan mereka. Pada masa itu perjalanan tidaklah semudah seperti sekarang ini. Theophane sadar bahwa perjalanannya menyeberangi samudera luas ke Timur hampir dapat dipastikan akan memisahkannya dari keluarganya sepanjang hidupnya.

“Saudariku tersayang,” demikian tulisnya dalam salah satu suratnya, “betapa aku menangis ketika membaca suratmu. Ya, aku sadar sepenuhnya akan penderitaan besar yang aku timbulkan bagi keluarga kita. Aku pikir, terlebih-lebih lagi betapa dahsyat penderitaan itu bagimu, adikku terkasih. Tetapi, tidakkah kamu berpikir bahwa aku mencucurkan banyak air mata juga? Dengan mengambil keputusan demikian, aku sadar bahwa aku akan menyebabkan penderitaan teramat besar bagi kalian semua. Siapakah yang mencintai keluarganya lebih daripada aku? Seluruh kebahagiaanku di dunia ini berasal dari sana. Tetapi Tuhan, yang telah mempersatukan kita semua dalam ikatan cinta kasih mesra, ingin menarikku dari sana.”

Setelah ditahbiskan menjadi imam, Theophane berangkat ke Hong Kong. Ia mulai berlayar pada bulan September 1852. Ia belajar beberapa bahasa asing selama lebih dari setahun di sana. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya ke Tongking. Dua rintangan menghambat karya misionaris kita yang penuh semangat ini, yaitu: kesehatannya yang buruk dan penganiayaan yang dahsyat. Tetapi ia terus berjuang dengan gigih. Sering ia menulis kepada saudarinya yang terkasih di Perancis tentang segala petualangan serta pengalamannya meloloskan diri dari para penganiayanya. Akhirnya, setelah dengan gigih melayani banyak umat Kristiani di Tongking, Theophane tertangkap juga. Ia dirantai dan dimasukkan dalam kurungan selama dua bulan.

Sikapnya yang lemah lembut meluluhkan hati semua orang, bahkan para sipir penjara. Ia berhasil menulis sepucuk surat kepada keluarganya di mana ia menulis, “Semua orang di sekitarku adalah orang yang beradab serta sopan. Banyak dari antara mereka yang mengasihiku. Dari pejabat tinggi hingga prajurit yang terendah sekali pun, semua menyesalkan bahwa hukum negara menjatuhkan hukuman mati. Aku tidaklah mereka siksa seperti saudara-saudaraku yang lain.” Namun demikian, simpati mereka tidaklah dapat menyelamatkan nyawanya. Setelah St. Theophane dipenggal kepalanya, kerumunan umat berebut mencelupkan saputangan mereka pada darahnya (sebagai reliqui). St. Theophane wafat sebagai martir pada tanggal 2 Februari 1861. Pastor Venard dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 19 Juni 1988. Ia adalah salah seorang dari Para Martir Vietnam yang pestanya dirayakan pada tanggal 24 November.

Ref : 

Doa : 

Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, limpahkanlah kepada kami ketaatan sejati di dalam hati kami supaya kami senantiasa menyediakan waktu bagiMu. Kami juga mau belajar untuk beriman dalam setiap tindakan kami sehari-hari. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b

Jalan Serta Yesus - Menjajal Latihan Rohani

Kabar baik buat kita semua, perbuatan - perbuatan baik dan hal-hal luar biasa yang dialami, dilakukan oleh para Kudus dan tokoh-tokoh kemanusiaan dunia, bisa dipelajari! Yup, anda sama sekali tidak salah membacanya, kebajikan - kebajikan rohani yang telah diberikan oleh Tuhan adalah rahmat yang mampu bertumbuh. Itulah sebabnya juga mengapa Tuhan Yesus mengumpamakan iman seperti sebuah biji sesawi. Biji sesawi itu paling kecil tapi butuh ditanam dan bertumbuh untuk menjadi besar dan berguna. Dalam beberapa perumpamaan, Yesus seringkali menggunakan hal-hal yang sifatnya berkembang, tidak stagnan dan tetap dan kaku. Apa yang dimaksudkan disini adalah pertumbuhan cinta kasih, pertumbuhan iman, pertumbuhan harapan ditengah-tengah kehidupan masyarakat dewasa ini. Kita semua dipanggil untuk menjawab tantangan ini, malah kita mesti berlomba-lomba dalam segala kebaikan di setiap kesempatan yang ada. Mari masuk ke arena latihan rohani Pertama, mari kita kenali medan latihan kita. Arena l

Lifebook - Membangun Toll Rohani

Membangun Tol Rohani  kedengaran seperti project pembangunan kah ? Yup! Tetapi memang demikian sih, di sisi rohani pun semua orang perlu membangun infrastruktur rohani hidupnya supaya bisa menjangkau Yesus dengan mudah. Buat minggu ini, edisi lifebook berbicara tentang jalur komunikasi antara Mr.J dengan kawula muda yang harus dibentuk. Bisa dikatakan, ini 11-12 alias mirip sama perumpamaan - perumpamaan di Kitab Suci. Yuk , kita simak, seperti apa ceritanya  Mr. J : "Minggu ini, Aku mau share  . project menarik lho. Project ini adalah project rohani. Enggak cuman Jokowi saja yang punya program membangun "tol laut", Aku juga mau membangun project "Tol Rohani".  Demikian kata-kata Mr.J saat rapat online dengan geng rasul medsosNya yang beken dan kece. Mr J bilang bahwa mereka perlu membuat roadmap khusus yang memudahkan orang-orang mendekat dengan berbagai cara. Jadi saat ini, sudah ada 3 tahap. Tahap ke 3 adalah tahap yang akan diluncurkan

Jalan Serta Yesus - Di puncak hidup kita, apa yang akan kita lakukan ?

Ada sebuah ilustrasi yang saya dengarkan dari orang tua saya ketika masih kecil dulu. Hidup ini seperti roda yang berputar , kadang kita ada di atas, dan kadang kita ada di bawah. Orang - orang pun bisa memulai hidupnya dengan baik, memiliki kecukupan ekonomi dan bisa mendapatkan banyak sekali manfaat positif seperti bisa mengenyam pendidikan bertaraf internasional di luar negeri, belajar hidup mandiri, bisa tampil baik dalam gaya hidup dan sebagainya. Disisi lain, ada orang-orang yang cukup sederhana, yang berjuang untuk bisa sekolah , kuliah dan mencari pekerjaan dan bekerja untuk orang lain di sebuah perusahaan supaya dapat mencukupi kehidupan masing - masing dan keluarganya. Masih ada lagi contoh kondisi yang lain, tetapi setidaknya orang-orang bisa memulai dan menjalankan hidupnya dengan tingkat kecukupan hidup yang bervariasi. Semuanya memiliki nilai positif karena memberikan pengalaman hidup yang unik. Tuhan telah memberikan kepada kita masing-masing rejeki dan rencana inda

Sketsa Iman - Perjumpaan dengan Yesus di segala situasi

Sketsa Iman - 6 Februari 2023  Bacaan : Kej 1:1-19 | Mrk 6:53-56 Renungan :  Yesus yang telah melayani orang banyak dengan penuh kuasa dan cinta kasih mulai menyentuh hati dan juga hidup banyak orang. Dimana saja Ia berkunjung, orang - orang berkerumun untuk meminta pertolongan. Orang - orang datang dengan semangat dan pengharapan besar bahwa mereka akan disembuhkan, dipulihkan oleh Tuhan sampai - sampai banyak yang melihat kuasa mujizat Yesus dengan iman mereka.  Iman itu tercermin dari keyakinan mereka bahwa,sekalipun Yesus tidak menyentuh mereka secara fisik, tidak berbicara dengan mereka, mereka bisa tetap disembuhkan Tuhan. Tertulis juga dalam Injil bahwa orang -orang yang menyentuh jumbai jubah Yesus bisa sembuh. Sungguh luar biasa.  Ini pun bisa menjadi cerminan dan contoh konkrit buat kita yang saat ini tidak bisa melihat Yesus secara fisik. Yesus yang sudah bangkit, dan naik ke Surga tetap menyertai kita terus menerus. KehadiranNya kini tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu