Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Melangkah bersama Yesus

Sketsa Iman, 7 November 2018

Bacaan 1 : Flp 2:12-18
Bacaan Injil : Luk 14:25-33

14:25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: 14:26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? 14:29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, 14:30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. 14:31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? 14:32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. 14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Renungan : 

Pada umumnya, saya cukup yakin anda semua pernah setidaknya sekali seumur hidup pergi rekreasi mendaki gunung. Proses mendaki gunung tidak mudah, karena jalannya yang berliku-liku dan menanjak sehingga menguras tenaga lebih banyak. Belum lagi, apabila ada banyak barang bawaan di pundak kita, semakin memberatkan langkah kita. Karena itu, tentu adalah hal yang bijaksana bila kita menyeleksi barang bawaan kita dan berbagi beban dengan rekan-rekan sependakian kita. Ketika tas besar dipunggung kita itu dilepas, kita pun merasa kelegaan yang besar. Kita merasa bahwa kita mampu membayar lunas rasa lelah kita ketika melihat pemandangan, dan menikmati kebersamaan di atas puncak gunung yang indah. Kira-kira inilah gambaran perjalanan rohani kita bersama Yesus.

Tuntutan dari Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini terasa amat berat. Bahkan bila kita membaca : "harus membenci" anggota keluarga , maka seseorang tidak dapat menjadi murid Yesus. Sungguh sebuah perkataan yang keras. Namun, kita tak bisa hanya membaca satu ayat saja lalu menyimpulkan keseluruhan isi bacaan. Bila kita melihat di ayat yang ke 27, Yesus berkata jika TIDAK " memikul salib" dan "mengikut Yesus", tidak dapat menjadi muridNya. Inilah kesatuannya dan ini point - point penting yang tidak terpisahkan. 

Salib pada zaman dahulu adalah proses penghukuman. Salib terdiri dari dua bongkah kayu besar yang digotong oleh seorang yang dihukum itu menuju tempat penghukuman. Jadi, memikul salib adalah memikul hal-hal yang tidak mengenakan kita. Sudah barang tentu, itu berisi banyak sekali pengorbanan kita baik di dalam keluarga, komunitas dan masyarakat secara luas. Karena Yesus sendiri mengalami penolakan, penderitaan oleh bangsa Israel sendiri, khususnya orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat, kaum Herodian dan orang-orang Saduki, maka kitapun sebagai pengikut Kristus tidak berbeda jauh mengalami banyak penolakan di sana sini dan harus hidup dalam perjuangan.

Seperti ilustrasi cerita pendakian diatas, barang-barang bawaan kita harus yang berguna, dan itulah saat ketika kita memikul salib kita sendiri. Saat ketika kita belajar menyeleksi kebutuhan pribadi kita, dan tidak berlebihan dalam konsumsi pribadi kita, maka kita sebenarnya melangkah dengan "ringan" dalam hidup kita bersama Yesus. Hal ini sejalan dengan cerita Yesus soal kebijaksanaan seseorang saat akan menghitung biaya anggaran  membangun menara dan saat sebuah tentara berhadapan dengan lawan. Nasihatnya adalah, kita pandai menyaring kebutuhan hidup kita!

Nah kalau begitu, apa yang mesti kita perhatikan saat kita melakukan pendakian rohani hidup kita ? Yang lebih diutamakan adalah semangat memberi daripada menerima, semangat pewartaan kita sebagai saksi Kristus ditengah-tengah masyarakat. Yang lebih diutamakan adalah keuletan dan kesabaran kita memikul "salib" kita dengan tetap konsisten melakukan perbuatan-perbuatan yang baik.

Ingatlah bahwa ketika kita berhasil melangkah bersama Yesus hingga ke puncaknya, maka kita akan menikmati kebahagiaan kekal bersama Yesus dan mengalami kedamaian yang besar di hati , pikiran kita masing-masing. Dari sanalah kita melihat juga buah-buah kebaikan yang kita tanam dalam hidup orang lain disekeliling kita. Jadi, tunggu apa lagi ? Mari melangkah bersama dengan Yesus.

Teladan Orang Kudus : St Willibrodus



Willibrordus dilahirkan di Inggris pada tahun 658. Ia dididik selama bertahun-tahun di sebuah biara Irlandia. Sebagian besar hidupnya dilewatkan sebagai seorang misionaris di negeri-negeri yang sekarang adalah Jerman, Belanda, Luxemburg dan Denmark. Telah lama ia memendam kerinduan mendalam untuk mewartakan Injil kepada orang-orang yang belum percaya di negeri-negeri itu. Akhirnya, kerinduannya menjadi kenyataan. Dengan dorongan paus, yang menjadikannya seorang uskup, St Willibrordus menghantar banyak orang untuk menerima kekristenan. Raja kaum Franken, Pepin, juga bekerjasama dengan Willibrordus.

Seorang raja yang amat keras kepala mempersulit orang kudus kita ini. Dia adalah Rodbod, Raja Friesland. Suatu ketika kapal misionaris dibawa ke sebuah pulau yang diangap keramat bagi berhala kaum kafir Denmark dan Friesland (suatu propinsi di utara Belanda). Tak seorang pun diperbolehkan membunuh binatang apapun di sana. Mereka juga tidak diperbolehkan makan sayur maupun buah-buahan apapun yang tumbuh di sana, pun tidak diperbolehkan mengambil air dari mata airnya, terkecuali dalam keheningan. Guna menunjukkan kepada mereka bahwa berhala mereka tidak ada, St Willibrordus membunuh beberapa binatang buruan untuk dijadikan hidangan bagi kawan-kawannya. Ia juga membaptis tiga orang di mata air di sana. Mendengarnya mengucapkan kata-kata, “Saya membaptis engkau” yang diucapkan dengan lantang, kaum kafir merasa yakin bahwa ia akan roboh dan tewas. Tentu saja, tak suatu pun terjadi. Kepada Raja Rodbod dikabarkan mengenai peristiwa ini dan raja memerintahkan agar salah seorang dari antara orang-orang Kristen harus mati demi “meredakan murka sang berhala”. Jadi, demikianlah salah seorang dari mereka menjadi martir.

Setelah raja mangkat, St Willibrordus dengan penuh semangat terus mempertobatkan banyak orang. Meski ia telah semakin tua, tak ada suatu pun yang dapat menghentikan rasul kita ini. Ia masih seorang yang rupawan, penuh sukacita, bijaksana serta saleh. Ia penuh kasih sayang dan perhatian kepada sesama hingga akhir hayatnya. Uskup Willibrordus wafat pada tahun 739.

Ref : 

Doa  :

Allah, Bapa yang Mahakuasa, kami bersyukur atas kehidupan yang Engkau berikan kepada kami beserta kelengkapan panduan - panduan rohani yang baik. Kami mau belajar meresapkan sabda Tuhan Yesus hari ini, yang walaupun terasa berat namun penting bagi keselamatan kami. Berilah kami hati yang kuat untuk senantiasa setia melangkah bersama Kristus, PuteraMu dan menjalankan hidup kami dengan sebaik-baiknya. Bila kami memang harus memikul salib kami masing-masing, berilah kami kekuatan dan kedamaian di hati, sehingga kami bisa setia dan komit. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b

Jalan Serta Yesus - Menjajal Latihan Rohani

Kabar baik buat kita semua, perbuatan - perbuatan baik dan hal-hal luar biasa yang dialami, dilakukan oleh para Kudus dan tokoh-tokoh kemanusiaan dunia, bisa dipelajari! Yup, anda sama sekali tidak salah membacanya, kebajikan - kebajikan rohani yang telah diberikan oleh Tuhan adalah rahmat yang mampu bertumbuh. Itulah sebabnya juga mengapa Tuhan Yesus mengumpamakan iman seperti sebuah biji sesawi. Biji sesawi itu paling kecil tapi butuh ditanam dan bertumbuh untuk menjadi besar dan berguna. Dalam beberapa perumpamaan, Yesus seringkali menggunakan hal-hal yang sifatnya berkembang, tidak stagnan dan tetap dan kaku. Apa yang dimaksudkan disini adalah pertumbuhan cinta kasih, pertumbuhan iman, pertumbuhan harapan ditengah-tengah kehidupan masyarakat dewasa ini. Kita semua dipanggil untuk menjawab tantangan ini, malah kita mesti berlomba-lomba dalam segala kebaikan di setiap kesempatan yang ada. Mari masuk ke arena latihan rohani Pertama, mari kita kenali medan latihan kita. Arena l

Lifebook - Membangun Toll Rohani

Membangun Tol Rohani  kedengaran seperti project pembangunan kah ? Yup! Tetapi memang demikian sih, di sisi rohani pun semua orang perlu membangun infrastruktur rohani hidupnya supaya bisa menjangkau Yesus dengan mudah. Buat minggu ini, edisi lifebook berbicara tentang jalur komunikasi antara Mr.J dengan kawula muda yang harus dibentuk. Bisa dikatakan, ini 11-12 alias mirip sama perumpamaan - perumpamaan di Kitab Suci. Yuk , kita simak, seperti apa ceritanya  Mr. J : "Minggu ini, Aku mau share  . project menarik lho. Project ini adalah project rohani. Enggak cuman Jokowi saja yang punya program membangun "tol laut", Aku juga mau membangun project "Tol Rohani".  Demikian kata-kata Mr.J saat rapat online dengan geng rasul medsosNya yang beken dan kece. Mr J bilang bahwa mereka perlu membuat roadmap khusus yang memudahkan orang-orang mendekat dengan berbagai cara. Jadi saat ini, sudah ada 3 tahap. Tahap ke 3 adalah tahap yang akan diluncurkan

Jalan Serta Yesus - Di puncak hidup kita, apa yang akan kita lakukan ?

Ada sebuah ilustrasi yang saya dengarkan dari orang tua saya ketika masih kecil dulu. Hidup ini seperti roda yang berputar , kadang kita ada di atas, dan kadang kita ada di bawah. Orang - orang pun bisa memulai hidupnya dengan baik, memiliki kecukupan ekonomi dan bisa mendapatkan banyak sekali manfaat positif seperti bisa mengenyam pendidikan bertaraf internasional di luar negeri, belajar hidup mandiri, bisa tampil baik dalam gaya hidup dan sebagainya. Disisi lain, ada orang-orang yang cukup sederhana, yang berjuang untuk bisa sekolah , kuliah dan mencari pekerjaan dan bekerja untuk orang lain di sebuah perusahaan supaya dapat mencukupi kehidupan masing - masing dan keluarganya. Masih ada lagi contoh kondisi yang lain, tetapi setidaknya orang-orang bisa memulai dan menjalankan hidupnya dengan tingkat kecukupan hidup yang bervariasi. Semuanya memiliki nilai positif karena memberikan pengalaman hidup yang unik. Tuhan telah memberikan kepada kita masing-masing rejeki dan rencana inda

Sketsa Iman - Perjumpaan dengan Yesus di segala situasi

Sketsa Iman - 6 Februari 2023  Bacaan : Kej 1:1-19 | Mrk 6:53-56 Renungan :  Yesus yang telah melayani orang banyak dengan penuh kuasa dan cinta kasih mulai menyentuh hati dan juga hidup banyak orang. Dimana saja Ia berkunjung, orang - orang berkerumun untuk meminta pertolongan. Orang - orang datang dengan semangat dan pengharapan besar bahwa mereka akan disembuhkan, dipulihkan oleh Tuhan sampai - sampai banyak yang melihat kuasa mujizat Yesus dengan iman mereka.  Iman itu tercermin dari keyakinan mereka bahwa,sekalipun Yesus tidak menyentuh mereka secara fisik, tidak berbicara dengan mereka, mereka bisa tetap disembuhkan Tuhan. Tertulis juga dalam Injil bahwa orang -orang yang menyentuh jumbai jubah Yesus bisa sembuh. Sungguh luar biasa.  Ini pun bisa menjadi cerminan dan contoh konkrit buat kita yang saat ini tidak bisa melihat Yesus secara fisik. Yesus yang sudah bangkit, dan naik ke Surga tetap menyertai kita terus menerus. KehadiranNya kini tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu