Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Yang tuli mendengar, yang bisu dapat berbicara

Sketsa Iman, 9 Februari 2018
Bacaan 1 : 1Raj. 11:29-32; 12:19
Bacaan Injil : Mrk 7:31-37

Ulasan Kitab Suci : 

7:31 Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis.7:32 Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. 7:33 Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. 7:34 Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! 7:35 Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. 7:36 Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. 7:37 Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata. (Mrk 7:31-37)

Sketsa Batin : 

Marilah merenungkan pertanyaan - pertanyaan refleksi berikut :
  1. Marilah kita merenungkan peristiwa penyembuhan ini dan melihat juga dari sisi sikap kita selama ini. Adakah kita menjadi bisu-tuli terhadap situasi-situasi tertentu dalam hidup kita ? Apakah alasannya kita melakukan tindakan tersebut ? 
  2. Sekarang, datanglah kepada Tuhan Yesus, dan mintalah bantuan supaya semua peristiwa ini dapat diselesaikan dengan baik, dan penghambat-penghambat yang membuat kita demikian, bisa dipatahkan.
Renungan :

Injil hari ini berlanjut dengan kisah perjalanan Yesus dari Tirus ke danau Galilea. Daerah dekapolis adalah daerah non Yahudi, yang kota-kotanya banyak dipengaruhi budaya Yunani. Jadi, dalam kisah kali ini, orang yang sakit bisu-tuli, adalah seorang non-Yahudi yang juga diselamatkan oleh Yesus. Yesus kemudian memisahkan dia dari orang banyak dan mengadakan sebuah terapi penyembuhan singkat. Hal ini, dimaksudkan untuk kebaikan orang itu, karena seketika, secara tiba-tiba ia dapat menjadi sangat terkejut saat bisa mendengarkan orang-orang banyak. Berada ditempat yang sunyi membantu dia secara bertahap terbiasa dengan pendengarannya yang baru.

Sesungguhnya, efek penyembuhan Yesus berdampak lebih besar lagi. Kita bisa merenungkan bahwa karena seseorang tidak bisa mendengarkan dengan baik, ia kehilangan kemampuan untuk berbicara dengan lancar, seperti kita ketahui, orang-orang belajar dengan mendengarkan terlebih dahulu. Kemampuan berbicara pun menghambat komunikasi dan menghalangi relasi untuk mengutarakan isi hati dari orang tersebut.

Jadi dapat kita sadari bersama-sama, kebisuan-ketulian ini merusak dan menghambat secara total hubungan antara sesama. Dinginnya hubungan ini kemudian bisa menyebabkan pula dinginnya hati dan juga buntunya pemikiran - pemikiran yang sehat. Itulah sebabnya, Yesus mengatakan 'Terbukalah" untuk memghancurkan semua sumbat-sumbat penghalang ini baik dari pendengaran untuk memahami dan kemampuan berbicara untuk berkomunikasi.

Marilah kita juga menyadari bahwa kita perlu melihat peristiwa ini dari kacamata rohani. Bisu-tuli dapat terjadi secara mental juga. Kita adalah seorang yang bisu,  ketika kita diam seribu bahasa, ketika ada ketidakadilan disekeliling kita. Kita tidak berani menyuarakan ketika ada hal-hal yang tidak benar sedang terjadi atau kita tidak memberikan semangat kepada orang lain yang sedang bersusah hati.

Kita adalah seorang yang tuli, ketika kita lebih mudah memaksakan kehendak dan pengaruh pendapat kita, daripada belajar mendengar orang lain atau ketika kita tidak mendengarkan dan tidak sudi menerima kritik. Ini semua adalah benar-benar penyakit kronis yang menyebabkan hilangnya empati, toleransi, tenggang rasa dan juga cinta kasih dalam kehidupan kita.

Namun, terlepas dari semua kegagalan kita, marilah kita menyadari juga bahwa penyakit bisu-tuli hanya bisa disembuhkan dari sentuhan luar. Hanya pengaruh dan kuasa dari luar diri orang itu yang bisa memungkinkan dia sembuh. Hanya Yesus satu-satunya yang bisa mengubah pola pikir dan tindakan kita, dari luar. Marilah kita memohon bimbingan dari Roh Kudus. Dengan bantuanNya, kita menjadi terbuka terhadap Sabda Allah, yang kita dengar, dan kita menjadi terbuka untuk berbagi pengalaman iman kita dengan orang lain. Kita juga menjadi terbuka untuk percaya dan belajar akan apapun yang Tuhan berikan dalam hidup kita. Pada akhirnya hubungan kita akan menjadi lebih baik dengan sesama. 

Rhema Bacaan : 

Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata. (Mrk 7:37)

Doa : 

Ya Yesus yang maha pengasih, terima kasih atas peristiwa penyembuhan orang bisu-tuli yang kami temukan dalam bacaan hari ini. Kami pun seringkali menjadi bisu-tuli terhadap peristiwa disekeliling kami, dan juga dalam banyak hal. Bukalah telinga, mata dan mulut juga hati dan pikiran kami, sehingga kami bisa mewartakan kebenaran yang Engkau nyatakan dalam hidup kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teladan Kemuridan

Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid - muridNya kepadaNya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebutNya rasul : Simon yang juga diberiNya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.  Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-muridNya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. (Luk 6 : 12 - 19) Bacaan 1 : Ef 2 : 19 - 22 Bacaan 2 : Luk 6 : 12 - 19 29 Oktober 2017 - Teladan Kemuridan Injil mengisahkan bagaimana Yesus memilih keduabelas para rasul yang akan mendampingi Dia mewartakan kerajaan Surga. Setelah Yesus mengumpulkan sekian ba...

Sketsa Iman - Sigap melihat pertolongan Tuhan

Sketsa Iman - 6 Januari 2021 Bacaan 1 : 1 Yoh 4 : 11 - 18 Bacaan Injil : Mrk 6 : 45- 52 6:45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 6:46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. 6:47 Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. 6:48 Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. 6:49 Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, 6:50 sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" 6:51 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, 6...

Sketsa Iman - Pekerjaan sang Penghibur

Sketsa Iman, 8 Mei 2018 Bacaan 1 : Kis 16 : 22 - 34 Bacaan Injil : Yoh 16:5-11 Ulasan Kitab Suci : 16:5 tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? 16:6 Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. 16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. 16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 16:9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 16:10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 16:11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.(Yoh 16:5-11) Renungan :  Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Seb...

Sketsa Iman - Pelajaran toleransi dari Yesus

Sketsa Iman, 23 Mei 2018 Bacaan 1: Yak. 4:13-17 Bacaan Injil : Mat 9:38-40, 10:13-14 Ulasan Kitab Suci :  9:38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." 9:39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.9:40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Renungan :  Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Manusia, cenderung suka melakukan penggolongan - penggolongan. Di masa Yesus hadir pun, para murid merasa sebagai satu-satunya golongan "eksklusif" yang dekat dengan Yesus. Jadi, seolah - olah yang bisa dan boleh mengadakan mujizat dalam nama Yesus selain mereka, harus dicegah. Mungkin saja, untuk mencegah hal - hal yang tidak diinginkan. Tetapi Yesus menepis keragu-raguan itu, dengan berkata : ...

Sketsa Iman - Yesus datang untuk membawa penyembuhan total

Sketsa Iman, 6 Juli 2018 Bacaan 1 : Am. 8:4-6,9-12 Bacaan Injil : Mat 9:9-13 Ulasan Kitab Suci :  9:9 Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. 9:10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. 9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 9:12 Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. 9:13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." Renungan : Sudah menjadi hal umum, ketika kita sedang sak...