Sketsa Iman, 27 Februari 2018
Bacaan 1 : Yes 1:10,16-20
Bacaan Injil : Mat 23:1-12
Ulasan Kitab Suci :
23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Sketsa Batin :
Renungan :
Kita mudah mengalami dilema dan salah persepsi terhadap segala sesuatu yang memiliki sistem, pengetahuan dan hal-hal baik, tapi dijalankan oleh orang-orang yang kurang kompeten dan buruk. Persis inilah yang terjadi dengan penerapan hukum Taurat ditengah-tengah masyarakat pada zaman Yesus. Hukum Taurat diturunkan oleh Allah kepada Musa, dan kini, hukum itu dilestarikan, diteruskan oleh mereka yang dipercayakan untuk mengemban tugas itu : orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.
Kebobrokan terjadi ketika, orang-orang menggunakan hukum sebagai sarana untuk menyanjung diri sendiri. Dengan berlaku tidak sebagai teladan, tetapi ajang pamer diri dan tidak memberikan sesuatu yang baik terhadap orang lain. Oleh karena itu, praktik - praktik ini diluruskan oleh Tuhan Yesus sendiri.
Banyak orang berdalih karena musik di Gereja membosankan, ajarannya "kuno", pastor ketika berkotbah, kurang menarik dan mereka memilih untuk tidak bertahan pada imannya. Bukan saja di Gereja, tetapi tergerusnya kepercayaan seseorang diberbagai hal bisa disebabkan oleh perilaku orang-orang yang menjalankannya.
Bacaan 1 : Yes 1:10,16-20
Bacaan Injil : Mat 23:1-12
Ulasan Kitab Suci :
23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Sketsa Batin :
Marilah merenungkan pertanyaan - pertanyaan refleksi berikut ini :
- Apa tanggapan anda ketika membaca Matius 23:1-4 ? Renungkanlah juga ayat yang ke 5, yang terkait dengan motivasi mereka. Apakah dalam hidup kita, kita pernah mencari popularitas dan keinginan-keinginan kurang sehat untuk diakui ?
- Jika kita sebagai umat, dan melihat situasi semacam ini, dapatkah kita secara lebih bijaksana tetap percaya kepada ajarannya daripada orang-orangnya ?
- Bagaimana kita meneladani ayat 11-12 dalam hidup kita ?
Renungan :
Kita mudah mengalami dilema dan salah persepsi terhadap segala sesuatu yang memiliki sistem, pengetahuan dan hal-hal baik, tapi dijalankan oleh orang-orang yang kurang kompeten dan buruk. Persis inilah yang terjadi dengan penerapan hukum Taurat ditengah-tengah masyarakat pada zaman Yesus. Hukum Taurat diturunkan oleh Allah kepada Musa, dan kini, hukum itu dilestarikan, diteruskan oleh mereka yang dipercayakan untuk mengemban tugas itu : orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.
Kebobrokan terjadi ketika, orang-orang menggunakan hukum sebagai sarana untuk menyanjung diri sendiri. Dengan berlaku tidak sebagai teladan, tetapi ajang pamer diri dan tidak memberikan sesuatu yang baik terhadap orang lain. Oleh karena itu, praktik - praktik ini diluruskan oleh Tuhan Yesus sendiri.
Banyak orang berdalih karena musik di Gereja membosankan, ajarannya "kuno", pastor ketika berkotbah, kurang menarik dan mereka memilih untuk tidak bertahan pada imannya. Bukan saja di Gereja, tetapi tergerusnya kepercayaan seseorang diberbagai hal bisa disebabkan oleh perilaku orang-orang yang menjalankannya.
Karena itu, kita patut meresapkan dalam hati apa yang Yesus katakan :"Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Inilah ajakan untuk lebih banyak berbuat sesuatu dari pada mengkritik, ataupun pamer diri dan mencoba kelihatan ok seperti para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Hendaknya kita lebih rendah hati , seperti Yesus.
Rhema :
Doa :
Rhema :
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Mat 23:12)
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, bimbinglah kami agar tidak mudah menilai segala sesuatu yang baik, menjadi buruk karena orang-orang yang melaksanakannya. Tuntunlah kami bijaksaana dan tahu apa yang tepat untuk dilakukan. Juga semoga kami semakin setia mengikuti ajaran Yesus, PutraMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar