Langsung ke konten utama

Sketsa Nurani - Metanoia

Ada suatu waktu, saya mencoba merenungkan tentang mengapa kita, sebagai orang - orang Katolik koq punya masa khusus untuk melakukan pantang-puasa dan pertobatan. Pertanyaan yang sama, juga diajukan oleh teman-teman lain yang bukan Katolik, tentang hal spesifik ini.

Pertanyaan berikutnya biasanya : "Memangnya diwaktu lain, orang-orang Katolik tidak diwajibkan untuk pantang dan puasa ?" bahkan ada yang lebih extreme, dengan sedikit bercanda " berarti 11 bulannya boleh dong buat dosa sesuka hati." Ada - ada saja leluconnya.

Menelisik tentang ini semua, pada dasarnya Gereja selalu menyarankan kita untuk memiliki saat-saat teduh, dimana kita bisa merenungkan hidup harian kita. Masa bertobat sendiri juga kita lalui koq pada waktu Advent ketika menantikan kelahiran Yesus dan kedatanganNya yang kedua. Lalu, diwaktu - waktu khusus setiap minggu, kita sangat boleh untuk mengakukan dosa kita dalam sakramen pengakuan dosa.

Jadi, ketika saya bertanya-tanya tentang hal ini, sentuhan dari hati nurani, mengajarkan sebuah konsep yang sangat menarik dan hal ini membuat saya sampai ke satu kata, istimewa yang mudah untuk diingat, maknanya juga dalam dan dampaknya luar biasa jika dihayati dengan sungguh-sungguh. Apa sih itu ? namanya : Metanoia (Pertobatan terus-menerus).

Apa itu Metanoia ?

Metanoia merupakan sebuah sikap berbalik, berubahnya diri kita baik  pemikiran, hati dan tindakan, ke arah yang lebih baik. Mula-mula, ini adalah sebuah kata yang merangkum perjalanan jatuh bangun manusia. Manusia berjuang, lalu mengalami kegagalan (besar dan kecil), lalu bertobat, dan lalu bangkit lagi untuk berjuang. Inilah siklus Metanoia dan inilah yang selalu diinginkan Tuhan.

Mengapa perlu Metanoia ? 

Ada dua hal mendasar yang perlu kembali kita sadari. Pertama, manusia jatuh dalam dosa yang dilakukan oleh Adam dan kita semua menerima dosa warisan (dosa pertama) ini. Dosa ini dihapuskan ketika kita sudah dibaptis secara Katolik, karena dengan pembaptisan itu, kita menjadi anak-anak Allah. Kedua, kecenderungan berbuat dosa (conscupitentia), yang dapat kita lakukan sendiri selama kita hidup. Dosa ini, membutuhkan metanoia, dimana kita berbalik dan kembali bernaung dibawah kasih dan kuasa Tuhan.

Bagaimana mempraktikkannya ?

Inilah yang sangat menarik, karena kita semua sebagai orang Katolik, sadar atau tak sadar sudah ikut dalam arus siklus Metanoia ini. Beberapa hal yang dapat saya ceritakan kurang lebih seperti ini  :

  1. Ketika kita secara rutin membaca kitab suci menurut Kalender Liturgi dan memperhatikan pembagian masa-masa dalam Gereja. Tahun Liturgi terbagi ke dalam masa biasa, masa Advent, masa natal,  masa prapaskah, masa paskah. Kurang lebih 4 minggu kita menjalani Advent yang mengajak kita kepada pertobatan dan 40 hari ketika kita menjalani masa prapaskah.
  2. Ketika kita memperingati pesta orang-orang Kudus, yaitu mereka yang menjadi teladan dalam hidupnya. Secara khusus bagi para orang kudus yang mengalami kemartiran, penderitaan dan perubahan hidup dari kondisi berdosa ke kondisi kekudusan.
  3. Ketika kita menjalani misa setiap hari. Perayaan Misa, selalu memiliki bagian pertobatan disana, dimana kita mengakui dosa-dosa kita dan memohon ampun. Ekaristi juga selain puncak perayaan dan iman kita, juga adalah sarana untuk menyucikan kita dari dosa-dosa.
  4. Ketika kita melaksanakan doa-doa dan devosi, seperti devosi kerahiman Ilahi, devosi jalan salib, rosario. Semua rangkaian doa ini mengajak kita untuk bertobat.
  5. Ketika kita secara teratur menerima sakramen-sakramen Gereja. Khususnya sakramen Pengakuan Dosa, sekurang-kurangnya setahun sekali, telah membuat kita menjalani Metanoia ini.
Dalam hidup sehari - hari pun, kita memulai rumusan doa kita dengan terlebih dahulu memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan kita, sebelum memuji Tuhan, meminta berkat - berkat untuk kebutuhan kita dan orang lain. 

Dapatkah semua orang melakukannya? Semua orang mampu melakukan hal ini. Hati kita milik Tuhan, diri kita milik Tuhan. Tuhan akan menggapai kita dan mengajak kita untuk mengenal cinta kasihNya dan menolong kita keluar dari dosa-dosa kita, kebiasaan-kebiasaan buruk kita.

Dan terakhir, saya ingin menyemangati anda sekalian. Ya, kita mudah jatuh dalam dosa. Koq sepertinya kita selalu gagal dalam dosa yang itu-itu saja, tapi jika kita melihatnya dari siklus Metanoia ini, maka ini adalah bagian dari usaha kita untuk, walaupun jatuh tetap memandang keatas, ke arah Bapa penuh kasih yang memandang dan tahu diri kita sepenuhnya. Ia memberikan kita semangat metanoia ini, dan mengajak kita untuk berani bangun dari kejatuhan kita.

Yang terpenting, bukanlah saat ketika kita terjatuh, terluka, mengalami kemalangan, tetapi saat ketika kita memilih untuk bangikt, bangun dan tetap melihat pengharapan.

Metanoia, jangan sampai terputus

Marilah merenungkan dua kisah tentang Petrus dan Yudas, yang sama-sama dengan caranya sendiri mengkhianati Yesus. Yudas , menjual Yesus dengan tiga puluh perak. Ia jatuh, menyesal dan mengakui kesalahannya ketika ia bermaksud mengembalikan uang itu kepada para sanhedrin. Namun, pada akhirnya, ia memilih jalan pintas dengan menggantung diri. Metanoianya, berhenti!

Lalu, Petrus, dengan berapi-api merasa mampu melindungi Yesus. Ketika Yesus ditangkap, dan dihukum, batinnya amat tersiksa. Ia yang kenal dan tahu betapa besarnya kuasa Yesus,tak dapat percaya bahwa Yesus "tidak berdaya". Maka, ia pun menyangkal Yesus 3x. Namun, Petrus dilihat oleh Yesus dalam Injil Lukas 22 : 61, dan sebuah penanda diberikan Yesus terlebih dahulu, yaitu ayam berkokok 3x. Maka Petrus pergi, lari, menyesal, dan merenungkan semuanya itu.

Akhirnya Petrus mendapatkan penyembuhannya ketika Yesus bertanya apakah Petrus mengasihi Yesus sampai 3x, berbalas dengan penyangkalannya 3x. Yesus berkata, "Gembalakanlah domba-dombaKu." Metanoia Petrus, berjalan dengan lancar. 

Semoga kita semua, tak putus harapan, malu dan berpikir yang tidak-tidak tentang ketidaklayakan kita, kedosaan kita, kelemahan kita. Mari kita lebih banyak mengutamakan belas kasih, kerahiman Allah yang selalu mau menolong kita dari waktu ke waktu. Jangan biarkan siklus Metanoia kita terputus, apapun alasannya!


Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. (Yun 3:8)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Kristus, sang Batu Penjuru

Sketsa Iman, 4 Juni 2018 Bacaan 1 : 2 Ptr 1: 1-7 Bacaan Injil : Mrk 12:1-12 Ulasan Kitab Suci :  12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya ...

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b...

Sketsa Nurani - Lilin Kecil dan Cermin Kasih

Kali ini, saya mau membagikan dua ilustrasi sederhana. Ilustrasi ini terkait erat dengan citra diri kita, dan apa peran kita dalam kehidupan, di semua bidang hidup kita. Ilustrasi ini, dapat menjadi renungan kita bersama, agar bisa menjadi lebih baik lagi dalam hidup kita. Tuhan telah menciptakan kita, dan telah menanamkan sebuah potensi luar biasa didalam diri kita masing-masing yang sifatnya seragam. Sifat seragam ini, karena kita menyerap sifat dari Allah sendiri, yang adalah Kasih, sebagaimana tertulis dalam  1 Yohanes 4: 16 : Allah adalah kasih,  dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.  Allah yang adalah kasih ini, adalah terang yang bercahaya di dalam sanubari kita. Kita adalah lilin-lilin Dunia Ketika kita memiliki niat yang tulus untuk menolong seseorang, hati kita tersentuh untuk berempati, berbuat sesuatu yang positif yang bersifat sosial dan baik, itulah ketika Tuhan sedang menyalakan api cinta...

Sketsa Batin - Doa Orang Farisi dan Pemungut cukai

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus DOA ORANG FARISI DAN PEMUNGUT CUKAI Bacaan Injil : Luk 18:9-14 18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Seb...

Sketsa Iman - Pelayanan kita untuk kemuliaan Allah

Sketsa Iman - 14 Februari 2021 Bacaan 1 : Im 13:1-2.44-46 Bacaan 2 : 1 Kor 10:31-11:1 Bacaan Injil : Mrk 1:40-45 10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. 10:32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah. 10:33 Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. 11:1 Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. Renungan : Hari ini, kita mendapatkan nasihat khusus dari St Paulus yang diungkapkan kepada jemaat di Korintus. Suasana jemaat di Korintus cukup dinamis, karena terdiri dari orang - orang Yahudi dan juga orang - orang non Yahudi. Paulus berbicara tentang serba - serbi pelayanan yang dilakukan oleh je...