Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Tentang kemurahan hati dan menghakimi

Sketsa Iman, 26 Februari 2018

Bacaan 1 : Dan 9:4b-10
Bacaan Injil : Luk 6:36-38

Ulasan Kitab Suci : 

6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." 6:37 "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Luk 6:36-38)
Sketsa Batin : 

Marilah kita merenungkan pertanyaan - pertanyaan refleksi berikut ini :

  1. Marilah merenungkan kadar kemurahan hati kita hingga saat ini. Apa hal-hal yang dapat kita tingkatkan ?
  2. Bagaimana dengan menghakimi sesama ? Apakah kita mudah menuduh orang lain dan menanggapi hal-hal negatif ?


Renungan : 

Yesus memberikan kepada kita sebuah rumusan awal yang penting yaitu bersikap murah hati, seperti Bapa yang murah hati, tidak menghakimi supaya tidak dihakimi, tidak menghukum supaya tidak dihukum dan mengampuni supaya kitapun diampuni. Dasar - dasar ini, semuanya mengarah ke diri kita. Perlakuannya, terlebih dahulu di terapkan kepada kita, baru kepada orang lain.

Rumusan sikap-sikap ini, penting untuk kita pelihara setiap waktu. Banyak orang senang dan akrab denga orang-orang yang banyak bermurah hati dalam hidupnya. Rejeki orang-orang yang bemurah hati juga berlimpah, karena Tuhan mengaruniakan berkat-berkat itu untuk orang lain juga, melalui tangan-tangan mereka.

Orang-orang yang tak suka menghakimi, akan belajar untuk mengendalikan diri dan mampu melihat persoalan dengan jelas. Seringkali, penghakiman menjadi tidak adil karena seseorang tidak mengetahui keseluruhan bukti dan jalan cerita dari awal hingga akhir, yang tepat. Jadi, seseorang belajar untuk melihat kebenaran dari sudut pandang Allah sendiri.

Sikap memaafkan, adalah sikap membuang beban-beban pikiran dan hati, yaitu racun-racun kehidupan yang merusak kita sendiri. Yesus telah terlebih dahulu meneladankan kepada kita, bahwa kita harus saling mengampuni, supaya Bapa di Surga, mengampuni dosa-dosa kita.

Hingga saat ini, semua hal diatas adalah perjuangan hidup masing-masing pribadi. "Oh saya telah disakiti seperti ini, ngapain saya maafkan dia ? nanti dia menyakiti saya lagi dan orang lain". "Jangan bebaskan dia, dia penjahat, nanti dia akan berbuat onar lagi" , atau "Wah saya tidak akan memberikan sedekah kepada orang-orang muda ini, yang suka meminta-minta. Mereka akan memiliki mentalitas pemalas."

Tidak ada satupun dari kita yang dapat menguasai secara penuh hidup seseorang, baik hati dan pikiran mereka. Pada akhirnya, ini adalah perbuatan kita yang dilihat oleh Allah sendiri. Allah melihat kita bermurah hati kepada orang-orang kesusahan, terlepas orang-orang itu melakukan apa dengan apa yang kita berikan. Allah melihat, kita belajar memaafkan, walau menyakitkan terlepas apakah orang yang kita maafkan mau berbuat demikian.  Kita memberikan kesempatan pendosa dan memaafkan dia, mungkin dia akan berbuat jahat, tapi Allah mengetahui hati kita yang mau memberikan kesempatan untuk bertobat.

Ada skenario lain yang positif yang dapat kita pikirkan. Bermurah hati, dan orang itu dapat meningkatkan taraf hidupnya dan membangun usaha baru. Memaafkan, dan orang lain akan terlepas dari rasa bersalah, dan kita mendapatkan kedamaian. Mengampuni, dan orang berdosa yang berbuat jahat itu beralih menjadi seorang yang bertobat, yang berani bersaksi akan indahnya pengampunan dan membagikan pengalaman hidupnya. Kita tak pernah tahu, rencana Allah dibalik ini semua, maka janganlah kita menghalangi kerja Allah dengan pemikiran - pemikiran kita yang terbatas.

Rhema : 

Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. (Luk 6:36-37)

Doa : 

Ya Allah, Bapa yang Mahabaik, tuntunlah kami belajar bersikap murah hati, pemaaf dan tak suka menghakimi sesama kami. Berilah kami kebijaksanaan dan teladan Roh KudusMu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Kristus, sang Batu Penjuru

Sketsa Iman, 4 Juni 2018 Bacaan 1 : 2 Ptr 1: 1-7 Bacaan Injil : Mrk 12:1-12 Ulasan Kitab Suci :  12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya ...

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b...

Sketsa Nurani - Lilin Kecil dan Cermin Kasih

Kali ini, saya mau membagikan dua ilustrasi sederhana. Ilustrasi ini terkait erat dengan citra diri kita, dan apa peran kita dalam kehidupan, di semua bidang hidup kita. Ilustrasi ini, dapat menjadi renungan kita bersama, agar bisa menjadi lebih baik lagi dalam hidup kita. Tuhan telah menciptakan kita, dan telah menanamkan sebuah potensi luar biasa didalam diri kita masing-masing yang sifatnya seragam. Sifat seragam ini, karena kita menyerap sifat dari Allah sendiri, yang adalah Kasih, sebagaimana tertulis dalam  1 Yohanes 4: 16 : Allah adalah kasih,  dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.  Allah yang adalah kasih ini, adalah terang yang bercahaya di dalam sanubari kita. Kita adalah lilin-lilin Dunia Ketika kita memiliki niat yang tulus untuk menolong seseorang, hati kita tersentuh untuk berempati, berbuat sesuatu yang positif yang bersifat sosial dan baik, itulah ketika Tuhan sedang menyalakan api cinta...

Sketsa Batin - Doa Orang Farisi dan Pemungut cukai

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus DOA ORANG FARISI DAN PEMUNGUT CUKAI Bacaan Injil : Luk 18:9-14 18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Seb...

Sketsa Iman - Pelayanan kita untuk kemuliaan Allah

Sketsa Iman - 14 Februari 2021 Bacaan 1 : Im 13:1-2.44-46 Bacaan 2 : 1 Kor 10:31-11:1 Bacaan Injil : Mrk 1:40-45 10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. 10:32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah. 10:33 Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. 11:1 Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. Renungan : Hari ini, kita mendapatkan nasihat khusus dari St Paulus yang diungkapkan kepada jemaat di Korintus. Suasana jemaat di Korintus cukup dinamis, karena terdiri dari orang - orang Yahudi dan juga orang - orang non Yahudi. Paulus berbicara tentang serba - serbi pelayanan yang dilakukan oleh je...