Sketsa Iman - 4 Oktober 2019
Bacaan 1 : Bar 1:15-22
Bacaan Injil : Luk 10:13-16
Katakanlah begini: pada hari ini menjadi nyata keadilan ada pada Tuhan, Allah kita, sedangkan kejahatan pada kami, sebagaimana halnya sekarang ini, yaitu pada orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, pada sekalian raja kami, para pemimpin, para imam dan nabi serta pada nenek moyang kami. Memang kami telah berdosa kepada Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, untuk mengikuti segala ketetapan Tuhan yang telah ditaruh-Nya di hadapan kami. Semenjak Tuhan membawa nenek moyang kami keluar dari negeri Mesir
sampai dengan hari ini kami tidak taat kepada Tuhan, Allah kami. Sebaliknya, Tuhan telah kami alpakan karena kami tidak mendengarkan suara-Nya. Dari sebab itu melekatlah kepada kami semua bencana dan laknat yang telah diperintahkan Tuhan kepada Musa, hamba-Nya, waktu nenek moyang kami dibawa-Nya keluar dari negeri Mesir untuk dianugerahi suatu tanah yang berlimpah susu dan madunya, sebagaimana halnya sekarang ini. Tetapi kami tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, sesuai dengan sabda para nabi yang telah diutus Tuhan kepada kami. Bahkan kami telah berbakti kepada allah lain, masing-masing menurut angan-angan hati jahatnya, dan kami melakukan apa yang durjana dalam pandangan Tuhan, Allah kami.
Renungan :
Bacaan 1 yang kita bahas ini merupakan bagian pengakuan dosa dari kitab Barukh. Disitu terkandung sebuah kesadaran bahwa selama ini Allah telah bersikap begitu baik terhadap bangsa Israel, namun sebaliknya, bangsa Israel justru banyak berbuat dosa sehingga ditimpa dengan begitu banyak malapetaka dan kerugian. Sejak awal mula, nenek moyang bangsa Israel telah dibawa keluar dari Mesir dan bahkan sejak peristiwa - peristiwa mengagumkan itu berkali - kali juga bangsa Israel bersikap tidak taat kepada Allah.
Penyesalan semacam ini adalah penyesalan yang dicari oleh Allah, karena Allah selalu mau bersikap terbuka dan mau mendamaikan diriNya senantiasa dengan kita. Kadang - kadang kita begitu mudah berpikir bahwa dosa - dosa yang bertumpuk itu sudah begitu tinggi sampai - sampai bahkan Allah sendiri tidak mau memaafkan dan memberikan hidup baru bagi kita. Justru, semakin banyak kita berdosa, semakin layak dan pantas kita untuk menerima kerahimanNya supaya kita semua juga mudah dimurnikan oleh Allah.
Kunci dari ini semua adalah semangat pertobatan yang terus menerus dijaga didalam hati kita, seperti halnya bangsa Israel juga tekun menunjukkan semangat pertobatan yang kita baca hari ini. Yang berbahaya adalah ketika seseorang merasa tidak berbuat dosa, tidak menyakiti orang lain, orang yang sangat baik dan tidak merusak. Memang ada kebaikan dalam setiap orang, namun ada juga kecenderungan untuk berbuat dosa yang dimiliki setiap orang sejak lahir. Jadi, jauh lebih baik jika kita berusaha bersikap rendah hati sedapat mungkin dan selalu memperjuangkan hal - hal yang baik sambil rajin melakukan introspeksi diri sehingga kita semakin menyerupai Kristus dari waktu ke waktu.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, berilah kami semangat pertobatan yang kuat untuk senantiasa menyadari hidup kami dengan rajin melakukan introspeksi rutin sehingga kami tahu apa yang berkenan kepadaMu dan apa yang dapat mendatangkan keselamatan bagi hidup kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar