Sketsa Iman, 13 Juni 2018
Bacaan 1 : 1 Raj 18:20-39
Bacaan Injil : Mat 5 : 17-19
Ulasan Kitab Suci :
5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Renungan :
Hari ini, kita membaca dari kitab suci tentang penggenapan hukum Taurat dari Yesus sendiri. Yesus menyatakan bahwa kedatanganNya ke dunia, bukanlah untuk menghapus hukum Taurat, tetapi untuk menggenapi semuanya itu. Hukum Taurat diberikan Tuhan kepada Musa, dan kemudian dimaksudkan supaya umat Israel dapat hidup dalam kebenaran.
Tetapi, apakah dengan Hukum Taurat, umat Israel mampu melaksanakannya secara sempurna ? Ternyata tidak, malah dengan hukum ini, umat Israel menerima hukuman yang lebih berat dari bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Allah, karena keberadaan hukum ini. Nah, dengan kehadiran Yesus, yang sangat singkat hidupNya didunia, Yesus menjadi manusia yang mampu melaksanakan seluruh Hukum Taurat itu 100%, dan Ia sendiri pun menaatinya dengan sangat baik.
Yesus jugalah yang memperbaharui Hukum Taurat, tanpa menghilangkan satupun bagian-bagiannya untuk kita perhatikan dengan baik. Ia mengajarkan kita tentang Hukum Taurat, dari sudut pandang baru. Yesus menegaskan bahwa cinta kasih diatas segala-galanya, dan secara praktis, hal itu dilakukanNya terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuanNya.
Yesus wafat di salib, dan mati untuk penebusan kita. Ia menggenapi nas kitab suci dan semua kebenarannya, dan memperbaharui hubungan kita dengan Allah sebagai hubungan antara Bapa dan anak-anakNya. Atas dasar inilah, maka kita boleh dibenarkan juga dihadapan Allah, dan menerima berkat-berkat kebenaran Allah didalam hati kita melalui Yesus.
Teladan Orang Kudus : St Antonius dari Padaua
Antonius dilahirkan pada tahun 1195 di Lisbon, Portugis dengan nama Fernando. Ia adalah putera tunggal pasangan Martin dan Maria Bulhom, keluarga terpandang di kotanya. Fernando seorang anak yang cerdas, hatinya lurus tetapi keras. Orangtuanya sangat ingin agar kelak anaknya menjadi orang terkenal. Pada usia 11 tahun kedua orangtuanya meninggal dunia sehingga Fernando menjadi yatim piatu. Ia diasuh oleh pamannya yang sangat memanjakannya.
Pada usia 15 tahun, Fernando merasa terpanggil untuk menjadi seorang imam. Meskipun pamannya menentang dengan keras keinginannya, toh pada akhirnya Fernando diijinkan juga masuk biara St. Agustinus di Lisbon. Dua tahun kemudian Fernando ditugaskan belajar di Coimbra. Sembilan tahun di Universitas Coimbra, Fernando belajar dengan tekun. Ia menjalin persahabatan dengan para pengikut St. Fransiskus dari Asisi.
Jenazah lima martir dari Ordo Fransiskus dikirim dari Maroko untuk disemayamkan di biaranya. Kelima imam Ordo Fransiskus itu: St. Berard, Otto, Petrus, Akursio dan Ainto, yang dengan gigih mewartakan Injil sehingga mereka didera dan dipenggal di Maroko. Jiwa muda Fernando bergolak. Tiba-tiba ia bangkit. Buku yang tengah dipelajarinya itu ditutupnya seraya berkata, "Teman-temanku telah mati demi Tuhan. Apakah aku akan duduk-duduk terus mempelajari buku?" Kemudian Fernando memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Fransiskus Asisi (OFM = Ordo Saudara-saudara Dina) dengan tujuan agar dapat segera ditugaskan ke Maroko, supaya ia pun juga dapat menjadi saksi sekaligus martir Kristus. Fernando diterima di Ordo Fransiskus dengan nama Antonius. Sayang sekali, begitu tiba di Maroko, Antonius jatuh sakit sehingga terpaksa pulang kembali.
Sembilan tahun lamanya Antonius berkhotbah, mempertobatkan banyak orang dan melakukan banyak mukjizat di Perancis, Sisilia serta Italia. Ia seorang pengkhotbah yang ulung. Kemana pun ia pergi orang banyak datang berduyun-duyun untuk mendengarkan khotbahnya. Menurut legenda, bahkan ikan-ikan di danau pun bersembulan keluar untuk mendengarkan khotbahnya.
Antonius begitu bersemangat dalam mewartakan Injil, sehingga ia sering lupa makan dan kurang istirahat. Karena itu ia jatuh sakit dan meninggal dunia di Arcella, dekat Padua, pada tanggal 13 Juni 1231, dalam usia 36 tahun. Jenazahnya disemayamkan di gereja Santa Perawan Maria di Padua. Setahun kemudian, ia dimaklumkan sebagai santo oleh Paus Gregorius IX. Pesta St. Antonius dirayakan tanggal 13 Juni.
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, terima kasih atas kesempatan untuk meneladani Tuhan Yesus dan menyadari bahwa Ialah yang mampu untuk menggenapi hukum Taurat yang Engkau nyatakan bagi kami. Semoga kami setia melaksanakan perintah - perintahMu, mengalami cinta kasihMu dan membagikan hal ini kepada sesama. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar