Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Kristus, sang Batu Penjuru

Sketsa Iman, 4 Juni 2018
Bacaan 1 : 2 Ptr 1: 1-7
Bacaan Injil : Mrk 12:1-12

Ulasan Kitab Suci : 

12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 12:7 Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. 12:8 Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. 12:9 Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. 12:10 Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: 12:11 hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita." 12:12 Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.

Renungan : 

 Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru

Perumpamaan Yesus tentang para penggarap kebun anggur merupakan ilustrasi dari sejarah Umat Allah yang menerima dan menolak keselamatan dari Allah. Sejak awal, Allah mengutus nabi-nabiNya untuk mengajak umat Allah bertobat dan kembali, tetapi dianiaya, dibunuh dan ditolak. Bahkan, Yesus juga merupakan salah satu tokoh dari perumpamaan itu, yaitu sebagai Sang Ahli Waris yang malahan dibunuh, dan dilempar keluar. 

Di ayat yang ke 10 - 11, Yesus menggunakan Kitab Suci tentang batu yang dibuang oleh tukang - tukang bangunan, mirip seperti sang ahli waris yang dibuang, namun menjadi batu penjuru, pusat dari segala sesuatu. Kini, kita umat beriman yang telah percaya, menjadikan Yesus sebagai poros utama dalam hidup kita. 

Dalam segala hal, Yesus menjadi teladan, dan contoh hidup yang pas untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menerima keselamatan. Teladan Yesus ditunjukkan dalam segala macam aspek : dalam pelayanan, Ia tidak membeda-bedakan baik kaum pria, wanita atau anak-anak. Dalam hal persatuan dan kerukunan, Yesus juga menyembuhkan orang-orang non-Yahudi, mempertobatkan orang berdosa dan Yesus juga tahu bagaimana menghadapi persoalan penjajahan ketika Dia ditanya soal pajak terhadap Kaisar dan sebagainya. 

Tuhan Yesus juga selalu berdoa kepada Bapa, walaupun Ia putera Allah dan bersatu dengan Allah sendiri. Ia memberikan kepada kita "Doa Bapa Kami", Ia memberikan Ekaristi, yaitu Tubuh dan DarahNya sendiri, yang baru kita peringati kemarin, tanggal 3 Juni. Yesus menjanjikan keselamatan kekal, dan mengutus Roh Kudus untuk mendampingi kita.

Marilah kita menjadikan kisah hari ini sebagai penguat iman dan sarana yang menyegarkan kembali posisi kita sebagai pengikut-pengikutNya yang mau kembali bangkit dalam jatuh-bangun perjuangan menjadi kudus. 

Teladan Orang Kudus : S. Fransiskus Caracciolo

Pada hari ini, kita mengetahui seorang kudus bernama Fransiskus Caracciolo yang lahir di Italia, 13 Oktober 1563. Dari kecil hingga usia 22 tahun, ia menikmati masa kanak-kanak yang menyenangkan. Kemudian ia menderita penyakit mirip kusta yang membuatnya hampir mati. Ia menyadari kehampaan kenikmatan-kenikmatan duniawi dan berjanji jika disembuhkan, dia akan mempersembahkan hidupnya bagi Yesus.

Ia sembuh, dan ia menepati janjinya dan menjadi seorang imam yang saleh. Fransiskus ikut konggregrasi religius yang didirikan oleh Pater Yohanes Agustinus Adorno, dan menjadi penerusnya sebagai kepala biara. Namun meskipun demikian, ia juga ikut dalam tugas piket menyapu lantai, membersihkan tempat tidur, membersihkan dapur. Ia juga mencintai adorasi sakramen mahakudus dan meminta para biarawannya untuk berdoa sekurang-kurangnya sejam setiap hari. Ia melewatkan hampir sepanjang malam berdoa di Gereja. St. Fransiskus begitu sering dan begitu fasih berbicara tentang kasih Allah bagi kita, hingga ia dikenal sebagai “pewarta kasih Allah.”

Ia wafat pada usia 44 tahun pada tahun 1607. Menjelang wafatnya, tiba-tia ia berseru, “Mari kita pergi!” “Ke manakah engkau hendak pergi?” tanya imam yang berada di sisi pembaringannya. “Ke surga! Ke surga!” demikian jawabnya dengan suara tegas serta penuh sukacita. Beberapa saat kemudian ia pun wafat. St. Fransiskus Caracciolo dinyatakan kudus oleh Paus Pius VII pada tahun 1807.

http://yesaya.indocell.net/id279_s__fransiskus_caracciolo.htm

Doa : 

Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, terima kasih atas injil hari ini yang menguatkan hati kami untuk tidak meragukan posisi Kristus, sebagai pusat hidup kami. Kuatkanlah iman kami untuk menjalani hidup harian kami ini, sesuai dengan kehendakMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Tentang Hati Nurani

Awal mulanya, saya memiliki kerinduan yang besar untuk dapat berbicara secara langsung kepada Tuhan. Saya begitu haus untuk bisa menerima Tuhan yang langsung bercakap - cakap dengan saya secara pribadi. Tuhan yang bisa sungguh - sungguh hadir disetiap waktu dan memberikan saya nasihat ketika saya melakukan kesalahan , menuntun saya keluar dari kesulitan , mendorong dan memberikan semangat ketika saya sedang jatuh dan sedang dalam proses berjuang. Saya tahu, cara untuk mendengarkan suara Tuhan, adalah lewat kitab suci dan doa. Tapi, kita juga tahu, terkadang dengan berdoa kita menyampaikan keinginan hati kita dan ungkapan pengharapan kita, tapi itu semua terasa hanya dari sisi kita saja karena kita tidak mudah mendengar suara Tuhan bekerja dalam diri kita. Saya berdoa dengan sungguh - sungguh, dan minta kepada Tuhan supaya saya bisa dibina. Ternyata, Tuhan mendengarkan doa saya dengan cara yang sungguh - sungguh luar biasa. Ketika itu, saya sedang sekolah SMP. Saya mendapatkan seo...

Sketsa Iman - Tahan uji dalam iman yang teguh

Sketsa Iman - 4  Agustus 2021 Bacaan : Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35 | Mat 15:21-28 Renungan : Hari ini kita diajak untuk merenungkan suatu praktik penerapan iman yang bagus sekali yang ditunjukkan oleh seorang wanita Kanaan kepada Yesus. Ia datang dengan sebuah kepasrahan total dan keyakinan penuh bahwa Tuhan mampu menjawab doanya. Ia meminta pertolongan supaya anaknya yang kerasukan setan dapat dipulihkan.  Injil mula - mula mencatat kedatangan Yesus di daerah Tirus dan Sidon. Kita tahu juga bahwa Yesus selalu mengadakan karya pelayanan dimanapun Ia berada, dan Ia tidak membeda-bedakan orang - orang yang datang kepadaNya, entah itu anak kecil atau kaum wanita yang biasanya tersingkir, orang - orang miskin , janda dan bahkan para pendosa.  Adapun, perempuan Kanaan ini disebut kafir karena tidak percaya kepada Tuhan.  Mari kita lihat intensitas perjuangan dari wanita ini. Ia datang dan berseru, meminta belas kasihan kepada Yesus. Ia menarik garis persahabatan denga...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Hidup yang baru

Sketsa Iman, 15 Januari 2018 Bacaan 1 : 1 Sam 15:16 -23 Bacaan Injil : Mrk 2 : 18-22 Ulasan Kitab Suci : Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga...

Sketsa Iman - Merenungkan hal - hal penting dalam pelayanan

Sketsa Iman - 18 Oktober 2021 Bacaan : 2 Tim 4:10-17b | Luk 10:1-9 Renungan :  Karya pelayanan para murid senantiasa menjadi model pelayanan yang tetap relevan hingga zaman sekarang. Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari bacaan itu antara lain :  1. Yesus mengutus para muridNya berdua - dua  Pelayanan bersama biasanya tidak dilakukan seorang diri. Keberadaan rekan lain bisa sangat menolong dalam banyak situasi. Karena itu, hendaknya kita saling bahu membahu satu sama yang lain untuk saling menguatkan dan saling melayani. 2. Meminta kepada Allah para pekerja di ladang Tuhan  Tugas pelayanan mencakup juga panggilan dari Allah. Manusia boleh berupaya dan berusaha sebaik - baiknya, namun yang bisa mengubah hati seseorang hanyalah Tuhan. Karena itu, tidak ada hal yang lebih baik selain percaya kepada Tuhan dan berpasrah kepadaNya.  3. Diutus seperti anak domba ditengah serigala namun memiliki semangat kelepasan  Walaupun sulit, setiap orang yang menjadi pe...