Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Hidup keagamaan yang sejati

Sketsa Iman, 14 Juni 2018

Bacaan 1 : 1Raj. 18:41-46
Bacaan Injil : Mat 5:20-26

Ulasan Kitab Suci : 

5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli - ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. 5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. 5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

Renungan : 

Hari ini, Tuhan Yesus menunjukkan kepada kita sebuah penekanan lebih jauh tentang hidup keagamaan. Yesus berkata kepada para muridNya, supaya hidup keagamaan mereka, jangan dibawah standar hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang - orang Farisi. Orang - orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mendapatkan mandat untuk menjaga, memelihara hukum Taurat dan memberikan praktik - praktik kepada umat Israel.

 Jika kita melihat cara orang - orang Farisi dan ahli-ahli Taurat melaksanakan hidup keagamaan mereka, yang pertama kita perhatikan adalah mereka menonjolkan diri sendiri. Yesus berkata bahwa mereka suka dihormati dimana-mana, dipasar, di rumah ibadat, senang dipanggil "Guru", mengenakan jubah yang panjang dan senang mengucapkan doa yang panjang - panjang. Pusatnya adalah diri mereka sendiri, dan tidak memberikan nilai tambah yang baik untuk hidup mereka dan orang lain. Sebaliknya, untuk hal-hal yang mempengaruhi sesama, mereka membuat 613 peraturan super ketat, yang mereka sendiri tak mau sentuh dan jalani, tetapi harus diikuti semua orang.

Bagi Yesus, standar yang tepat justru memiliki satu hal, yaitu hal yang memiliki pengaruh dan buah tindakan baik bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain. Hukum - hukum jangan dilihat sebagai sebuah aturan kaku yang begitu saja harus dipatuhi atau dihindari, tetapi juga harus dibawa ke ranah yang lebih luas.

Bagi Yesus, tak cukup hanya pesan "jangan membunuh sesama", tapi juga jangan marah. Marah seringkali adalah sikap yang menyebabkan orang menjadi gelap mata. Begitu juga dengan kata- kata "Kafir" tetapi bagi Yesus, bahkan ketika seseorang berkata "jahil" atau ucapan negatif yang lebih ringan sekalipun, jangan dilakukan. Begitu juga dengan permusuhan, dan seseorang tetap harus menjalankan praktik keagamaannya. Tak mungkin persembahan itu baik dan dapat diterima oleh Tuhan, jika masih ada dendam dihati. Semuanya itu harus diatasi.

Jadi bagi Yesus, tingkah laku kita harus memiliki pengaruh yang baik. Kita sedapat mungkin bukan hanya melihat praktik - praktik larangan begitu saja, tetapi berusaha juga bersikap yang baik dan benar, yang dengan perbuatan - perbuatan itu, larangan- larangan itu tak mungkin dilanggar lagi.

Teladan Orang Kudus : St Metodius

St. Metodius hidup pada abad kesembilan. Ia lahir dan dibesarkan di Sisilia. Metodius mengenyam pendidikan tinggi dan ia menghendaki jabatan yang sesuai untuknya. Sebab itu, ia memutuskan untuk berlayar ke Konstantinopel agar dapat memperoleh kedudukan penting di istana kaisar. Dalam perjalanannya ke sana, ia bertemu dengan seorang biarawan kudus yang berbincang dengannya dalam suatu percakapan yang panjang serta mendalam. Segala pertanyaan tentang Tuhan dan kehidupan abadi bermunculan dalam benak Metodius. Biarawan itu membantunya sadar bahwa guna memperoleh sukacita sejati dalam hidup, ia perlu mempersembahkan dirinya kepada Tuhan dalam hidup religius. Jadi, ketika Metodius tiba di Konstantinopel, ia melewati istana dan menuju sebuah biara.

Umat Kristiani sedang menghadapi masa-masa sulit di Konstantinopel. Sebagian berpendapat bahwa adalah salah memiliki gambar-gambar atau pun ikon-ikon religius. Mereka menyangka bahwa orang berdoa kepada gambar atau patung, dan bukan kepada pribadi yang diwakilinya. Terjadi pertikaian sengit dan kaisar ikut campur di dalamnya. Ia sependapat dengan orang-orang yang beranggapan bahwa gambar dan patung adalah berhala. Sebaliknya, St. Metodius tidak sependapat dengan kaisar. Ia paham betul mengapa umat Kristiani membutuhkan gambar dan patung. Ia dipilih untuk pergi ke Roma dan mohon Bapa Suci untuk menyelesaikan persoalan. Ketika ia kembali, kaisar menjatuhkan hukuman penjara selama tujuh tahun kepadanya. Metodius menderita dalam sel penjara yang gelap serta pengap, namun demikian ia tidak patah semangat. Ia tahu bahwa Yesus akan mempergunakan penderitaannya untuk menyelamatkan Gereja. Akhirnya, pada tahun 842, kaisar wafat. Isterinya, Theodora, menggantikannya karena putera mereka masih bayi. Theodora mempunyai pendapat yang berbeda dari suaminya, sang kaisar. Ia berpendapat bahwa orang seharusnya bebas mempergunakan patung, ikon dan gambar-gambar kudus apabila mereka menghendakinya. Metodius dan mereka yang telah lama menderita menjadi amat gembira. Sekarang mereka telah bebas.

Salah seorang yang membuat St. Metodius paling menderita, dikirim ke pembuangan oleh sang ratu. Kemudian Metodius diangkat menjadi patriarcha (Uskup Gereja Timur) Konstantinopel. Ia amat dikasihi umatnya.

St. Metodius menulis karya-karya indah tentang teologi dan kehidupan rohani. Ia juga menuliskan riwayat hidup para kudus dan juga sajak. Metodius menjadi patriarcha selama empat tahun, lalu wafat pada tanggal 14 Juni 847.

http://yesaya.indocell.net/id279_s__metodius.htm

Doa : 

Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, terima kasih dan syukur kepadaMu atas penerapan hukum Taurat yang ternyata dapat kami jalani dengan mempraktikkan cinta kasih kepada sesama. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Tentang Hati Nurani

Awal mulanya, saya memiliki kerinduan yang besar untuk dapat berbicara secara langsung kepada Tuhan. Saya begitu haus untuk bisa menerima Tuhan yang langsung bercakap - cakap dengan saya secara pribadi. Tuhan yang bisa sungguh - sungguh hadir disetiap waktu dan memberikan saya nasihat ketika saya melakukan kesalahan , menuntun saya keluar dari kesulitan , mendorong dan memberikan semangat ketika saya sedang jatuh dan sedang dalam proses berjuang. Saya tahu, cara untuk mendengarkan suara Tuhan, adalah lewat kitab suci dan doa. Tapi, kita juga tahu, terkadang dengan berdoa kita menyampaikan keinginan hati kita dan ungkapan pengharapan kita, tapi itu semua terasa hanya dari sisi kita saja karena kita tidak mudah mendengar suara Tuhan bekerja dalam diri kita. Saya berdoa dengan sungguh - sungguh, dan minta kepada Tuhan supaya saya bisa dibina. Ternyata, Tuhan mendengarkan doa saya dengan cara yang sungguh - sungguh luar biasa. Ketika itu, saya sedang sekolah SMP. Saya mendapatkan seo...

Sketsa Iman - Tahan uji dalam iman yang teguh

Sketsa Iman - 4  Agustus 2021 Bacaan : Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35 | Mat 15:21-28 Renungan : Hari ini kita diajak untuk merenungkan suatu praktik penerapan iman yang bagus sekali yang ditunjukkan oleh seorang wanita Kanaan kepada Yesus. Ia datang dengan sebuah kepasrahan total dan keyakinan penuh bahwa Tuhan mampu menjawab doanya. Ia meminta pertolongan supaya anaknya yang kerasukan setan dapat dipulihkan.  Injil mula - mula mencatat kedatangan Yesus di daerah Tirus dan Sidon. Kita tahu juga bahwa Yesus selalu mengadakan karya pelayanan dimanapun Ia berada, dan Ia tidak membeda-bedakan orang - orang yang datang kepadaNya, entah itu anak kecil atau kaum wanita yang biasanya tersingkir, orang - orang miskin , janda dan bahkan para pendosa.  Adapun, perempuan Kanaan ini disebut kafir karena tidak percaya kepada Tuhan.  Mari kita lihat intensitas perjuangan dari wanita ini. Ia datang dan berseru, meminta belas kasihan kepada Yesus. Ia menarik garis persahabatan denga...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Hidup yang baru

Sketsa Iman, 15 Januari 2018 Bacaan 1 : 1 Sam 15:16 -23 Bacaan Injil : Mrk 2 : 18-22 Ulasan Kitab Suci : Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga...

Sketsa Iman - Merenungkan hal - hal penting dalam pelayanan

Sketsa Iman - 18 Oktober 2021 Bacaan : 2 Tim 4:10-17b | Luk 10:1-9 Renungan :  Karya pelayanan para murid senantiasa menjadi model pelayanan yang tetap relevan hingga zaman sekarang. Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari bacaan itu antara lain :  1. Yesus mengutus para muridNya berdua - dua  Pelayanan bersama biasanya tidak dilakukan seorang diri. Keberadaan rekan lain bisa sangat menolong dalam banyak situasi. Karena itu, hendaknya kita saling bahu membahu satu sama yang lain untuk saling menguatkan dan saling melayani. 2. Meminta kepada Allah para pekerja di ladang Tuhan  Tugas pelayanan mencakup juga panggilan dari Allah. Manusia boleh berupaya dan berusaha sebaik - baiknya, namun yang bisa mengubah hati seseorang hanyalah Tuhan. Karena itu, tidak ada hal yang lebih baik selain percaya kepada Tuhan dan berpasrah kepadaNya.  3. Diutus seperti anak domba ditengah serigala namun memiliki semangat kelepasan  Walaupun sulit, setiap orang yang menjadi pe...