Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Menyimak pertanyaan Saduki tentang kebangkitan

Sketsa Iman, 6 Juni 2018
Bacaan 1 : 2 Tim 1:1-3,6-12
Bacaan Injil : Mrk 12:18-27

Ulasan Kitab Suci : 

12:18 Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 12:19 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 12:20 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. 12:21 Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. 12:22 Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. 12:23 Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." 12:24 Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. 12:25 Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. 12:26 Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? 12:27 Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"

Renungan : 

Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. 

Setelah kaum Farisi dan kaum Herodian, menyerang Yesus tentang pembayaran pajak, kini tiba giliran orang-orang Saduki yang tidak percaya tentang kebangkitan. Untuk membuktikan teorinya bahwa kebangkitan itu tidak ada, mereka mengambil contoh nyata tentang hukum perkawinan yang berlaku waktu itu.  Jika seorang laki-laki menikah dengan seorang wanita dan tidak meninggalkan keturunan, maka saudara laki-laki itu wajib untuk menikahi wanita tersebut untuk meneruskan keturunan. Disebutkan disini dalam contoh, terdapat kondisi yang sama sampai 7x dan kemudian orang Saduki pun bertanya tetnang siapakah yang akan menajdi suami dari wanita itu ? 

Ternyata bagi Yesus, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang dangkal, karena bahkan tidak menyentuh inti dari kebangkitan itu sendiri. Ketika kita semua dibangkitkan, kita hidup untuk kekekalan. Manusia membutuhkan pernikahan untuk meneruskan keturunan, dan keberadaan keturunan untuk melestarikan ras manusia agar tetap ada di bumi ini. Jika tidak ada keturunan, dan manusia pasti mati, maka suatu saat nanti manusia akan punah. Namun apakah kondisi ini sama di Surga ? ternyata tidak.

Yesus menyatakan bahwa kita akan hidup seperti malaikat di Surga. Yesus menyatakan bahwa seperti halnya malaikat, tubuh kita tidak rusak lagi , tidak ditimpa berbagai macam penyakit, tidak menua. Kita juga tidak butuh makanan dan minuman untuk bertahan hidup. Inilah kondisi yang nantinya dapat kita rasakan. Jika kita masih memiliki kebingungan, Yesus sendiri dalam kebangkitanNya, menjadi model dan contoh nyata dari semuanya itu.

Ruang dan waktu tidak lagi terlalu berpengaruh. Yesus dapat masuk ke dalam ruangan yang pintu-pintunya terkunci rapat saat Ia menemui para muridNya. Yesus dapat datang dan pergi sesuka hati seperti ketika Ia bergabung bersama dua orang murid di Emaus dan menghilang setelah perjamuan Ekaristi bersama. Dan walaupun sudah bangkit, Yesus tetap bisa makan seperti yang dibuktikanNya ketika para murid sangsi, dan walaupun begitu, itu sudah bukan kebutuhan pokok.

Pesan terakhir Yesus menyatakan firman Allah sendiri : Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, Allah orang hidup! Jadi marilah kita jangan takut pada kematian dan bingung mencampuradukkan standar duniawi dengna standar pada saat kebangkitan kelak.

Teladan Orang Kudus : St Norbertus

St Norbertus dilahirkan di Jerman pada tahun 1080. Ia hidup di dalam lingkungan Istana dan masa kecilnya menyenangkan. Ia banyak menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, seperti hadir paling awal saat perjamuan-perjamuan. Suatu ketika, ia sangat ketakutan saat kilat menyambar dengan dahsyat, kudanya berlari kencang dan ia terpelanting jatuh tak sadarkan diri. Peristiwa ini membuatnya mempertanyakan pola hidupnya selama ini , yang jauh dari Tuhan. Tiba-tiba ia merasa amat dekat dengan Tuhan dan memutuskan untuk mengubha hidupnya. Pada tahun1 1115, ia ditahbiskan menjadi imam.

Ia berusaha untuk mengajarkan umat agar jangan mengejar kenikmatan duniawi. Suatu ketika saat ia diangkat menjadi Uskup Magdeburg, ia datang memasuki kota dengan pakaian sangat sederhana dan tanpa sepatu. Bahkan penjaga pun tidak mengenalnya dan menyuruh dia untuk bergabung dengan kawanan pengemis. “Tetapi, ia adalah Bapa Uskup kita yang baru!” teriak mereka yang mengenalinya. Penjaga pintu amat terperanjat dan sangat menyesal. “Tidak mengapa, saudaraku terkasih,” kata St. Norbertus dengan lembut. “Kamu menilaiku lebih tepat daripada mereka yang membawaku ke sini.”

St. Norbertus harus berperang melawan suatu bidaah yang menyangkal bahwa Yesus sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus. Ajarannya yang indah mengenai kehadiran nyata Kristus dalam Sakramen Mahakudus membawa umat kembali pada iman mereka yang kudus. Pada bulan Maret 1133, ia dan sahabatnya, St Bernardus berjalan beriringan dalam suatu perarakan yang tidak lazim. Mereka bergabung dengan kaisar beserta bala tentaranya untuk mengawal paus yang sesungguhnya, Inosensius II, ke Vatikan dengan selamat. Ia wafat pada tahun 1134 dan dinyatakan kudus oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582.


Doa : 

Aku Percaya 1x, terutama silahkan meresapkan pada bagian : Aku percaya akan kebangkitan badan, kehidupan kekal.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Tentang Hati Nurani

Awal mulanya, saya memiliki kerinduan yang besar untuk dapat berbicara secara langsung kepada Tuhan. Saya begitu haus untuk bisa menerima Tuhan yang langsung bercakap - cakap dengan saya secara pribadi. Tuhan yang bisa sungguh - sungguh hadir disetiap waktu dan memberikan saya nasihat ketika saya melakukan kesalahan , menuntun saya keluar dari kesulitan , mendorong dan memberikan semangat ketika saya sedang jatuh dan sedang dalam proses berjuang. Saya tahu, cara untuk mendengarkan suara Tuhan, adalah lewat kitab suci dan doa. Tapi, kita juga tahu, terkadang dengan berdoa kita menyampaikan keinginan hati kita dan ungkapan pengharapan kita, tapi itu semua terasa hanya dari sisi kita saja karena kita tidak mudah mendengar suara Tuhan bekerja dalam diri kita. Saya berdoa dengan sungguh - sungguh, dan minta kepada Tuhan supaya saya bisa dibina. Ternyata, Tuhan mendengarkan doa saya dengan cara yang sungguh - sungguh luar biasa. Ketika itu, saya sedang sekolah SMP. Saya mendapatkan seo...

Sketsa Iman - Tahan uji dalam iman yang teguh

Sketsa Iman - 4  Agustus 2021 Bacaan : Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35 | Mat 15:21-28 Renungan : Hari ini kita diajak untuk merenungkan suatu praktik penerapan iman yang bagus sekali yang ditunjukkan oleh seorang wanita Kanaan kepada Yesus. Ia datang dengan sebuah kepasrahan total dan keyakinan penuh bahwa Tuhan mampu menjawab doanya. Ia meminta pertolongan supaya anaknya yang kerasukan setan dapat dipulihkan.  Injil mula - mula mencatat kedatangan Yesus di daerah Tirus dan Sidon. Kita tahu juga bahwa Yesus selalu mengadakan karya pelayanan dimanapun Ia berada, dan Ia tidak membeda-bedakan orang - orang yang datang kepadaNya, entah itu anak kecil atau kaum wanita yang biasanya tersingkir, orang - orang miskin , janda dan bahkan para pendosa.  Adapun, perempuan Kanaan ini disebut kafir karena tidak percaya kepada Tuhan.  Mari kita lihat intensitas perjuangan dari wanita ini. Ia datang dan berseru, meminta belas kasihan kepada Yesus. Ia menarik garis persahabatan denga...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Hidup yang baru

Sketsa Iman, 15 Januari 2018 Bacaan 1 : 1 Sam 15:16 -23 Bacaan Injil : Mrk 2 : 18-22 Ulasan Kitab Suci : Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga...

Sketsa Iman - Merenungkan hal - hal penting dalam pelayanan

Sketsa Iman - 18 Oktober 2021 Bacaan : 2 Tim 4:10-17b | Luk 10:1-9 Renungan :  Karya pelayanan para murid senantiasa menjadi model pelayanan yang tetap relevan hingga zaman sekarang. Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari bacaan itu antara lain :  1. Yesus mengutus para muridNya berdua - dua  Pelayanan bersama biasanya tidak dilakukan seorang diri. Keberadaan rekan lain bisa sangat menolong dalam banyak situasi. Karena itu, hendaknya kita saling bahu membahu satu sama yang lain untuk saling menguatkan dan saling melayani. 2. Meminta kepada Allah para pekerja di ladang Tuhan  Tugas pelayanan mencakup juga panggilan dari Allah. Manusia boleh berupaya dan berusaha sebaik - baiknya, namun yang bisa mengubah hati seseorang hanyalah Tuhan. Karena itu, tidak ada hal yang lebih baik selain percaya kepada Tuhan dan berpasrah kepadaNya.  3. Diutus seperti anak domba ditengah serigala namun memiliki semangat kelepasan  Walaupun sulit, setiap orang yang menjadi pe...