Langsung ke konten utama

Ukuran - ukuran versi Tuhan

Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang - orang Farisi untuk makan disitu. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapanNya. Lalu Yesus berkata kepada ahli - ahli Taurat dan orang - orang Farisi itu, kataNya:"Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi. Kemudian Ia berkata kepada mereka:"Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?" Mereka tidak sanggup membantahNya. (Luk 14 : 1 - 6)

Bacaan 1 : Rom 9:1-5
Bacaan 2 : Luk 14:1-6

Jumat, 3 November 2017 - Ukuran - ukuran versi Tuhan

Hari Sabat adalah hari yang di jaga ketat oleh orang - orang Yahudi, karena hari itu adalah hari dimana Tuhan beristirahat dan menguduskan hari itu, menurut kisah penciptaan dunia. Untuk menjaga kesucian hari itu, orang - orang Farisi dan ahli - ahli Taurat menambahkan banyak sekali peraturan untuk mengekang orang dari usahanya untuk melakukan suatu pekerjaan pada hari Sabat. Peraturan itu telah mengikat sedemikian hingga, sudah tidak lagi mengandung unsur empati dan perhatian kepada manusia.

Bayangkanlah Yesus, sedang datang ke rumah, di undang dengan maksud untuk diadili secara sepihak oleh orang - orang yang membencinya. Segala gerak - gerik Yesus diperhatikan dengan jelas sehingga apapun yang salah pasti akan segera ketahuan.

Lukas kembali dengan gayanya, memberikan sajian kisah yang saling bertentangan. Sementara ada orang - orang Farisi yang hendak mencari - cari kesalahan, ada pula seorang penderita busung air yang hendak mencari keselamatan dan kesembuhan. Kontras sekali, dan Yesus segera mengambil kesempatan untuk kembali menantang aturan dan standar dari orang Yahudi sendiri.

Yesus mula - mula bertanya, apakah boleh atau tidak melakukan perbuatan baik pada hari Sabat ? Jawaban diam dari orang - orang Farisi bisa saja karena ada pertentangan batin. Jika mereka mengiyakan, mereka menihilkan sendiri hukum yang mereka buat, tapi jika mereka mengatakan tidak, maka mereka tidak berempati terhadap kesulitan manusia.

Yesus lalu menyembuhkan orang sakit itu dan kembali menegaskan penilaianNya atas hari Sabat itu. Ia kemudian berkata, jika saja anak dari orang Farisi, atau lembu ternaknya terperosok di dalam sumur, mereka tidak akan sungkan bergegas menolong. Nah, inilah aturan alamiah manusia yang mencintai keluarganya atau kepunyaannya sedemikian rupa. Terlihatlah dengan jelas, bagi orang - orang yang munafik ini, terungkap sebagai pengaturan kepentingan. Ada standar ganda disitu! Mana yang sesuai sama keinginanku, standarku ? Oh, orang itu bukan keluargaku, ya sudah, bodoh amat lah dia ditolong hari lain saja. 

Jelas sekali bahwa aturan ini cacat secara moral karena ketika diperhadapkan dengan manusia, tidak dapat melindungi dan memberikan kesejahteraan kepada manusia. Standar moral inilah yang sekarang dipegang oleh Gereja sepanjang waktu dalam menilai berbagai aturan main yang ada di dunia dewasa ini. Wajarkah jika buruh dibayar murah, sementara para bos -bos menikmati keuntungan yang sangat besar ? Wajarkah jika seseorang yang melakukan perbuatan hukum, dihukum mati padahal bagi Gereja, setiap orang mendapatkan pintu kerahiman dan pertobatan dan hanya Allah saja yang boleh mengambil nyawa manusia ? Wajarkah, jika praktik perilaku seks menyimpang seperti hubungan sesama jenis dilegalkan, sementara Gereja mendukung prinsip pro-kreasi dimana manusia , laki-laki dan perempuan menjadi partner Allah dalam menciptakan kehidupan baru ? dan lain sebagainya.

Jika kita biasanya sering mendengarkan bahwa kita harus mengikuti kehendak Allah , sesungguhnya inilah rumusnya. Lihatlah perbuatan itu mendatangkan kebaikan bagi kemanusiaan dan lihatlah juga apakah itu bertentangan dengan kehendak dan otoritas Allah atau tidak ? Apakah didalamnya mengandung unsur kesombongan dan niat terselubung untuk mengatur melebihi kapasitas manusia ?

Kembali ke kisah Injil, jika saja manusia tahu berbuat baik untuk anak atau ternaknya, terlebih lagi Allah sangat berkepentingan, untuk menolong penderita busung air itu, karena orang itu anak Abraham, dan karenanya ia juga anak Allah yang butuh keselamatan. Standar tinggi Allah, melebihi semuanya, sebagai Bapa yang penuh cinta, yang dipraktekkan langsung oleh Yesus putraNya.

Doa : Ya Allah, Bapa yang Maha Kuasa, terima kasih atas standar moral yang Engkau terapkan, yang tidak dapat dibantah oleh kami. Berikanlah kepada kami, kepekaan untuk melaksanakan segala sesuatu seturut kehendakMu. Bantulah kami menjadi pembela dalam kemanusiaan, terutama dalam mengatur pola hidup kami sendiri.Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Tentang Hati Nurani

Awal mulanya, saya memiliki kerinduan yang besar untuk dapat berbicara secara langsung kepada Tuhan. Saya begitu haus untuk bisa menerima Tuhan yang langsung bercakap - cakap dengan saya secara pribadi. Tuhan yang bisa sungguh - sungguh hadir disetiap waktu dan memberikan saya nasihat ketika saya melakukan kesalahan , menuntun saya keluar dari kesulitan , mendorong dan memberikan semangat ketika saya sedang jatuh dan sedang dalam proses berjuang. Saya tahu, cara untuk mendengarkan suara Tuhan, adalah lewat kitab suci dan doa. Tapi, kita juga tahu, terkadang dengan berdoa kita menyampaikan keinginan hati kita dan ungkapan pengharapan kita, tapi itu semua terasa hanya dari sisi kita saja karena kita tidak mudah mendengar suara Tuhan bekerja dalam diri kita. Saya berdoa dengan sungguh - sungguh, dan minta kepada Tuhan supaya saya bisa dibina. Ternyata, Tuhan mendengarkan doa saya dengan cara yang sungguh - sungguh luar biasa. Ketika itu, saya sedang sekolah SMP. Saya mendapatkan seo...

Sketsa Iman - Tahan uji dalam iman yang teguh

Sketsa Iman - 4  Agustus 2021 Bacaan : Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35 | Mat 15:21-28 Renungan : Hari ini kita diajak untuk merenungkan suatu praktik penerapan iman yang bagus sekali yang ditunjukkan oleh seorang wanita Kanaan kepada Yesus. Ia datang dengan sebuah kepasrahan total dan keyakinan penuh bahwa Tuhan mampu menjawab doanya. Ia meminta pertolongan supaya anaknya yang kerasukan setan dapat dipulihkan.  Injil mula - mula mencatat kedatangan Yesus di daerah Tirus dan Sidon. Kita tahu juga bahwa Yesus selalu mengadakan karya pelayanan dimanapun Ia berada, dan Ia tidak membeda-bedakan orang - orang yang datang kepadaNya, entah itu anak kecil atau kaum wanita yang biasanya tersingkir, orang - orang miskin , janda dan bahkan para pendosa.  Adapun, perempuan Kanaan ini disebut kafir karena tidak percaya kepada Tuhan.  Mari kita lihat intensitas perjuangan dari wanita ini. Ia datang dan berseru, meminta belas kasihan kepada Yesus. Ia menarik garis persahabatan denga...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Hidup yang baru

Sketsa Iman, 15 Januari 2018 Bacaan 1 : 1 Sam 15:16 -23 Bacaan Injil : Mrk 2 : 18-22 Ulasan Kitab Suci : Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga...

Sketsa Iman - Merenungkan hal - hal penting dalam pelayanan

Sketsa Iman - 18 Oktober 2021 Bacaan : 2 Tim 4:10-17b | Luk 10:1-9 Renungan :  Karya pelayanan para murid senantiasa menjadi model pelayanan yang tetap relevan hingga zaman sekarang. Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari bacaan itu antara lain :  1. Yesus mengutus para muridNya berdua - dua  Pelayanan bersama biasanya tidak dilakukan seorang diri. Keberadaan rekan lain bisa sangat menolong dalam banyak situasi. Karena itu, hendaknya kita saling bahu membahu satu sama yang lain untuk saling menguatkan dan saling melayani. 2. Meminta kepada Allah para pekerja di ladang Tuhan  Tugas pelayanan mencakup juga panggilan dari Allah. Manusia boleh berupaya dan berusaha sebaik - baiknya, namun yang bisa mengubah hati seseorang hanyalah Tuhan. Karena itu, tidak ada hal yang lebih baik selain percaya kepada Tuhan dan berpasrah kepadaNya.  3. Diutus seperti anak domba ditengah serigala namun memiliki semangat kelepasan  Walaupun sulit, setiap orang yang menjadi pe...