Langsung ke konten utama

Teladan Kerendahan hati

Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah satu seorang pemimpin dari orang - orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
Karena Yesus melihat, bahwa tamu - tamu berusaha menduduki tempat - tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silahkan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."(Luk 14:1, 7-11)

Bacaan 1 : Rm. 11:1-2a,11-12,25-29
Bacaan 2 : Luk 14:1,7-11

4 November 2017 -  Teladan Kerendahan hati

Kisah tentang Yesus yang diundang oleh pemimpin orang Farisi berlanjut hari ini. Yesus diamati oleh semua orang yang hadir, menjadi sorotan utama. Karena itu, Yesus lantas mengajarkan kepada orang- orang yang mendengarkan perihal duduk di kursi kehormatan. Orang - orang Farisi kebetulan sangat suka untuk dihormati, dipuja dan disapa dengan gelar - gelar terhormat sehingga dengan demikian, reputasinya dianggap pantas untuk menduduki tempat - tempat terhormat dimanapun mereka berada.

Makanya Yesus menekankan supaya setiap orang lebih baik mengedepankan sikap rendah hati, meskipun orang itu tahu bahwa dia mempunyai posisi tertentu didalam masyarakat. Ia mencontohkan dua hal yang kontras, yaitu seorang yang langsung duduk ditempat kehormatan, dan ternyata ada orang lain yang lebih terhormat yang lebih pantas untuk duduk dikursi itu. Disisi lain, bersikap lebih tahu diri dan memilih duduk di belakang, akan memiliki kemungkinan orang itu akan diajak untuk duduk di kursi kehormatan.

Bagian akhir dari Yesus adalah sabda mutiaraNya yang jelas yaitu siapa yang meninggikan diri, akan direndahkan dan siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan. Standarnya, ternyata tidak selalu berasal dari diri kita, yang dipersilahkan untuk duduk. Posisi kita amat tergantung dari siapa tuan rumah yang menjamu dan juga pandangan orang - orang lain.

Dalam hal ini, sikap rendah hati sesungguhnya adalah sikap yang paling sulit untuk bertahan didunia dewasa ini. Orang - orang senang mengaktualisasikan diri dalam berbagai macam bentuk. Budaya narsisme, dan kebiasaan - kebiasaan rutin untuk menonjolkan diri , mengekpresikan diri lebih kental dari pada budaya untuk mengedepankan orang lain yang menerima sorotan utama dipanggung kehidupan.

Sebenarnya kuncinya untuk memupuk kerendahan hati ini adalah sikap untuk menyadari diri sendiri yang tentunya lahir dari permenungan terhadap keutuhan diri kita. Tahu, saya ini siapa, kelebihan dan kekuranganku. Selanjutnya juga tahu apa yang bisa saya lakukan untuk orang banyak, apa yang tidak mampu untuk saya lakukan. Kerendahan hati membutuhkan sikap pengendalian diri dan juga sikap kesadaran bahwa saya tahu diri saya seperti apa.

Tanpa mengetahui diri sendiri, kerendahan hati akan sulit dibentuk. Jika kita sudah tahu diri kita ini siapa, kita belajar untuk bersyukur dan dari rasa syukur itu, kita akan menemukan bahwa diri kita berkecukupan. Ingatlah bahwa identitas kita tidak terletak dari dimana kita diposisikan orang - orang tapi bagaimana kita bersikap, dan berkontribusi ditengah - tengah orang banyak. Itulah yang dilakukan Yesus! Ia adalah seorang Guru dan Putra Allah yang hidup, yang tidak mencari gelar - gelar kehormatan, sanjungan dan pujian. Ia tahu itu semuanya tidak berarti dan yang terpenting bagaimana Yesus bisa tampil dengan keutuhan diriNya dan membagikan berkat kepada semua orang dengan tindakan - tindakanNya yang ajaib.

Jadi, jika kita saat ini masih merasa membutuhkan pengakuan, kita ingin merasa dihargai oleh orang lain dan ingin selalu berjalan aman dan baik ditengah - tengah orang lain, teladanilah sikap Yesus dan ajaranNya. Setiap orang berharga bagi Tuhan, dan telah diberikan talenta untuk melakukan banyak perbuatan - perbuatan baik.

Doa : Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, berkatilah kami supaya kami boleh menanamkan dan memelihara sikap kerendahan hati yang sejati, seperti yang dilakukan oleh Yesus putraMu. Tuntunlah kami tidak mencari ketenaran, panggung dan tempat kehormatan tetapi senantiasa bersyukur dan berusaha yang terbaik seturut dengan kapasitas kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Batin - Perumpamaan tentang Domba yang Hilang

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus DOMBA YANG HILANG Bacaan Injil : Luk 15:4-7 15:4 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? 15:5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, 15:6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. 15:7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." Pengantar Perumpamaan :  Setelah membahas bersama 6 kisah yang berhubungan dengan Kerajaan Allah, kali ini kita akan membahas perumpamaan - perumpamaan Yesus t...

Sketsa Iman - Setia mendekatkan diri kepada Tuhan

Sketsa Iman - 11 Desember 2019 Bacaan 1 : Yes 40:25-31 Bacaan Injil : Mat 11:28-30 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." Renungan :  Ketenangan jiwa, merupakan sebuah hadiah nyata dan bernilai tinggi yang ditawarkan oleh Yesus, sebagai konsekuensi dari sikap dan komitmen kita untuk mengikuti Dia. Yesus, Tuhan kita mau menawarkan kelegaan dan penghiburan dengan mengundang kita untuk datang kepadaNya. Kitapun diajak saat ini untuk merefleksikan, bagaimana cara kita mendekat kepada Tuhan ? Seberapa baik usaha kita saat ini untuk datang kepadaNya. Kita tidak bisa melihat Tuhan secara langsung, namun dengan iman, kita memandang dan yakin bahwa Ia selalu beserta kita. Ada pepatah yang mengatakan "Tuhan hanya se...

Sketsa Iman - Perhatian penuh kepada Allah

Sketsa Iman -  8 Oktober 2019 Bacaan 1 : Yun 3:1-10 Bacaan Injil : Luk 10:38-42 10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." 10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." Renungan :  Hari ini kita mau merenungkan bersama kisah tentang perjumpaan antara Yesus dengan Marta dan Maria. Marta disebut menerima Yesus di rumahnya, artinya dia-lah sang tuan rumah y...

Sketsa Iman - Para Pelayan Sejati

Sketsa Iman - 23 Oktober 2019 Bacaan 1 : Rom 6:12-18 Bacaan Injil : Luk 12:39-48 12:39 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. 12:40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." 12:41 Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?" 12:42 Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? 12:43 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. 12:44 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. 12:45 Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamb...

Sketsa Iman - Introspeksi diri

Sketsa Iman - 4 Oktober 2019 Bacaan 1 : Bar 1:15-22 Bacaan Injil : Luk 10:13-16  Katakanlah begini: pada hari ini menjadi nyata keadilan ada pada Tuhan, Allah kita, sedangkan kejahatan pada kami, sebagaimana halnya sekarang ini, yaitu pada orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, pada sekalian raja kami, para pemimpin, para imam dan nabi serta pada nenek moyang kami. Memang kami telah berdosa kepada Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, untuk mengikuti segala ketetapan Tuhan yang telah ditaruh-Nya di hadapan kami. Semenjak Tuhan membawa nenek moyang kami keluar dari negeri Mesir  sampai dengan hari ini kami tidak taat kepada Tuhan, Allah kami. Sebaliknya, Tuhan telah kami alpakan karena kami tidak mendengarkan suara-Nya. Dari sebab itu melekatlah kepada kami semua bencana dan laknat yang telah diperintahkan Tuhan kepada Musa, hamba-Nya, waktu nenek moyang kami dibawa-Nya keluar dari negeri Mesir untuk dianugerahi suat...