Sketsa Iman, 27 November 2017
Bacaan 1 : Dan 1:1-6,8-20
Bacaan 2 : Luk 21:1-4
Ulasan Kitab Suci :
Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua uang tembaga, ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya” (Luk 21:1-4).
Renungan :
Pada masa Yesus, para wanita tidak mempunyai hak suara dan kurang memiliki kebebasan untuk berperan dalam masyarakat. Keadaannya lebih buruk lagi ketika seorang wanita menjadi janda dan harus mengurus keluarganya. Secara praktis, hal ini menjadi sebuah tantangan besar.
Sebuah penghargaan diberikan oleh Yesus ketika melihat seorang janda miskin memasukkan pula uang persembahan ke dalam peti. Banyak orang berpikir bahwa mereka yang miskin hanya bisa selalu menerima dan menjadi bagian kelompok orang-orang yang dikasihi karena kekurangan mereka, namun disini ternyata keadaannya bisa berbeda. Orang-orang yang berkekurangan ini dapat pula memberi sesuatu.
Tentu ini hal yang menarik, karena sudah berkekurangan, janda miskin itu tetap memberikan apa yang dia punya untuk Tuhan, sementara orang-orang lain boleh memberikan dari kelimpahannya. Saya pikir wanita ini pasti punya iman yang besar untuk mempercayai bahwa Tuhan adalah pusat hidupnya sementara semua kebutuhannya akan dipelihara oleh Tuhan sendiri.
Saya mendengar, dan mungkin anda juga mengalami hal ini, bahwa bagi kita yang sering memberi bantuan kepada orang lain, kita akan dicukupkan oleh Tuhan. Katakanlah misalnya, seorang sahabat atau kenalan kita membutuhkan bantuan dengan jumlah uang tertentu. Dia bersikeras berjuang untuk membayarkan hutang itu dan berjanji akan segera melunasinya. Keadaannya cukup buruk dan selama beberapa waktu lamanya, dia tidak dapat memberikan hutang itu. Saat kita hanya berfokus kepada hutang itu, kita melihat bahwa kita kekurangan uang itu namun tanpa disadari kita mungkin sekali hidup lebih baik dari orang itu. Saat ia berjuang keras melunasi hutang, kita sendiri masih bisa hidup dengan nyaman dengan kelebihan kita dan tidak berkekurangan. Lalu apa yang hilang ? Saya rasa sebenarnya kita bisa mengalah untuk memberikan kebaikan bagi orang lain.
Rejeki datangnya selalu dari Tuhan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika kita rajin memberi, karena bagian kita sendiri sudah diperhatikan oleh Tuhan. Seorang janda miskin telah menjadi ikon dunia modern saat ini, bahwa bahkan dengan kekurangan sekalipun, kita masih sanggup memberi sesuatu dan Tuhan berkenan terhadap motivasi dan niat hati lebih dibandingkan berapa besar jumlah sumbangan atau pemberian kita kepada sesama dan Tuhan. Marilah kita lebih kuat memberi daripada menerima, sehingga dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Maha Baik, Engkau senantiasa memperhatikan segala kebutuhan kami, baik ketika kami berkelimpahan maupun ketika kami berkekurangan. Ajarilah dan bukalah hati kami untuk setia kepada sikap hati yang mau selalu memberi, sehingga kami bisa menolong orang lain. Lagipula, Engkaulah yang empunya hidup dan semua rejeki. Kami percaya, Engkau dapat memberikan yang terbaik. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar