Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus
DOMBA YANG HILANG
Bacaan Injil : Luk 15:4-7
15:4 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? 15:5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, 15:6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. 15:7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."
Pengantar Perumpamaan :
Setelah membahas bersama 6 kisah yang berhubungan dengan Kerajaan Allah, kali ini kita akan membahas perumpamaan - perumpamaan Yesus tentang Kasih dan Pengampunan. Di bagian awal ini, kita akan mulai dengan perumpamaan tentang domba yang hilang menurut Injil Lukas. Latar belakang perumpamaan ini disampaikan Yesus karena orang - orang Farisi dan ahli - ahli Taurat tidak senang pada tindakan Yesus yang mengizinkan orang - orang berdosa juga mendekat dan mendengarkan Dia. Mereka merasa hal itu tak pantas dilakukan seorang rabi.
Sekarang, marilah kita melihat tanggapan Yesus ini. Yesus mengawalinya dengan mengajak : "Siapakah diantara kamu ..." , dan oleh karena itu kita diajak untuk membayangkan diri sebagai gembala yang memiliki 100 ekor domba.
Pada suatu sore, sang gembala menggiring kawanan dombanya masuk ke kandang. Ia menghitung semua domba - domba anda dan mendapati ternyata ada 1 ekor yang hilang. Menyadari hal itu, gembala ini bergegas mencari 1 ekor yang hilang ini. Ini bukan persoalan jumlah bahwa "ah tidak masalah hilang 1 karena masih ada 99 ekor" , tapi gembala itu merasa sedih dengan kehilangannya sehingga ia berusaha mencari domba yang hilang itu.
Pada zaman Yesus, tidak setiap hari para gembala membawa pulang kawanan dombanya sehingga mereka seringkali tidur di kawasan penggembalaan itu. Untuk menjaga dari hewan buas atau pengaruh lain , para gembala ini biasanya akan membuat pagar sederhana dari batang pohon dan duri tanaman.
Ketika gembala itu akhirnya menemukan domba hilang itu, ia sangat senang. Ia memutuskan untuk meletakkan domba itu dibahunya dan membawanya kembali ke kandang. Ia lalu bersukacita dengan para sahabat karena ia menemukan domba itu. Memang sih, dalam kehidupan nyata hal ini mungkin tidak pernah terjadi tetapi Yesus menekankan satu point bahwa kegembiraan itu diungkapkan secara nyata.
Di ayat ke 7, Yesus menegaskan, "Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena 99 orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." Ini sangat mengena dengan sikap Yesus sendiri yang memang datang untuk memanggil orang berdosa dan bukan orang benar, agar bertobat. Pertobatan ini menjadi inti utama yang mau disampaikan Yesus.
Kita juga bisa melihat bahwa dalam kisah ini, domba yang tersesat pasif. Namun, sejak ayat ke 7, domba yang hilang melambangkan orang berdosa yang bertindak secara aktif, yaitu bertobat. Perumpamaan ini menggambarkan tindakan Yesus sendiri yang mau mendekati para pendosa untuk mengajak mereka bertobat.
Refleksi :
Orang - orang Farisi dan ahli - ahli Taurat adalah kelompok terhormat dalam masyarakat yahudi dan dianggap orang - orang yang saleh dan setia menjalankan hukum Taurat. Jika orang benar yang tidak memerlukan pertobatan itu dianggap sebagai lambang orang Farisi, maka sebenarnya hal ini merupakan sindiran untuk mereka juga. Dalam Injil Lukas, orang Farisi dan ahli - ahli Tauratlah yang sebenarnya harus bertobat. (bdk. Luk 7:30;11:39-40;12:3;16:14-15).
Yang tergolong orang - orang berdosa adalah para pemungut cukai, para penjahat, pelacur, dan orang - orang non Yahudi. Mereka ini tertarik dengan Yesus dan membuka hati untuk mendengarkan pengajaran-Nya. Yesus juga menerima mereka dan membuka jalan pertobatan bagi mereka. Inilah yang menarik, karena mereka bertobat bukan karena diancam akan masuk neraka atau takut akan hukuman, tetapi karena terdorong sukacita berjumpa dengan Yesus. Mereka merasakan sukacita anak domba yang ditemukan oleh sang gembala.
Sebagai para pendosa, kita menyadari bahwa tidak ada orang yang dapat dipaksa untuk bertobat. Pertobatan itu datang dari dalam diri sendiri karena kita memang mau berubah. Jika kita berani menyatakan tobat kita, maka kita akan menemukan Kristus sendiri yang ampil sebagai gemala yang baik. Sebagai orang beriman juga, hari ini kita disadarkan bahwa Allah selalu menginginkan supaya Ia dapat menjangkau kembali orang - orang berdosa.
Ref :
YM Seto Marsunu.2015.Pesan Tuhan dalam Perumpamaan, Yogyakarta.Penerbit Kanisius.
Komentar
Posting Komentar