Sketsa Iman - 1 Oktober 2019
Bacaan 1 : Yes 66:10-14b
Bacaan Injil : Mat 18:1-5
18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Renungan :
Hari ini, Gereja merayakan pesta St Theresia dari Lisieux atau yang juga dikenal sebagai St Theresia dari Kanak - Kanak Yesus. Dia memberikan sebuah warisan iman yang sangat berharga bagi kita semua yang mau berjuang menuju kekudusan. Seringkali, kita semua berpikir bahwa untuk menjadi kudus kita harus melakukan hal - hal yang nampaknya sangat rumit seperti mesti sangat mengerti kitab suci, sangat mahir berdoa, harus begitu rajin ke Gereja dan banyak hal - hal lain yang bukannya memotivasi kita tapi justru menyiutkan nyali kita untuk menjadi kudus di hadapan Tuhan.
Maka, St Theresia Lisieux membagikan "jalan - jalan kecil"nya yang mengagumkan sebagai hadiah bagi kita semua. Theresia Lisieux mempraktikkan sendiri jalan - jalan ini dengan cara mempersembahkan segala sesuatu yang ia kerjakan setiap hari, dalam keseharian yang begitu biasa untuk Tuhan. Kegiatan - kegiatan itu seperti mencuci baju, menyapu, duduk makan dan merawat suster yang sudah tua dlsb. Tinggal dibiara membuat Theresia tetap mampu mempraktikkan sikap hidup sederhana yang radikal.
Dia mempersembahkan silih, yaitu pengorbanan - pengorbanan kecil untuk keselamatan jiwa - jiwa para pendosa yang malang. Contoh nyata diantaranya ketika duduk di kursi, dia memilih tempat duduk yang paling tidak nyaman, yang tidak ada sandarannya, atau ketika mencuci baju dia memilih tempat yang paling terkena terik matahari. Apa yang seringkali dihindari orang, ia ambil untuk mempersembahkan itu bagi Yesus dan orang - orang lain.
Nah, kita tidak mesti berpikir terlalu berat ke arah silih ini, tapi setiap perbuatan kecil yang kita berikan untuk sesama , adalah suatu langkah nyata kita mencontoh teladan yang diberikan oleh St Theresia Lisieux. Hal ini tentu saja sejalan juga dengan Injil yang disampaikan kepada kita pada oleh Yesus sendiri.
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, kami berterima kasih atas jalan kekudusan yang lebih sederhana yang boleh kami terima dari St Theresia Lisieux. Melalui teladdan dan sikapnya , kami belajar bagaimana menjadi kudus lewat hal - hal kecil yang dapat dilakukan oleh setiap orang. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : Yes 66:10-14b
Bacaan Injil : Mat 18:1-5
18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Renungan :
Hari ini, Gereja merayakan pesta St Theresia dari Lisieux atau yang juga dikenal sebagai St Theresia dari Kanak - Kanak Yesus. Dia memberikan sebuah warisan iman yang sangat berharga bagi kita semua yang mau berjuang menuju kekudusan. Seringkali, kita semua berpikir bahwa untuk menjadi kudus kita harus melakukan hal - hal yang nampaknya sangat rumit seperti mesti sangat mengerti kitab suci, sangat mahir berdoa, harus begitu rajin ke Gereja dan banyak hal - hal lain yang bukannya memotivasi kita tapi justru menyiutkan nyali kita untuk menjadi kudus di hadapan Tuhan.
Maka, St Theresia Lisieux membagikan "jalan - jalan kecil"nya yang mengagumkan sebagai hadiah bagi kita semua. Theresia Lisieux mempraktikkan sendiri jalan - jalan ini dengan cara mempersembahkan segala sesuatu yang ia kerjakan setiap hari, dalam keseharian yang begitu biasa untuk Tuhan. Kegiatan - kegiatan itu seperti mencuci baju, menyapu, duduk makan dan merawat suster yang sudah tua dlsb. Tinggal dibiara membuat Theresia tetap mampu mempraktikkan sikap hidup sederhana yang radikal.
Dia mempersembahkan silih, yaitu pengorbanan - pengorbanan kecil untuk keselamatan jiwa - jiwa para pendosa yang malang. Contoh nyata diantaranya ketika duduk di kursi, dia memilih tempat duduk yang paling tidak nyaman, yang tidak ada sandarannya, atau ketika mencuci baju dia memilih tempat yang paling terkena terik matahari. Apa yang seringkali dihindari orang, ia ambil untuk mempersembahkan itu bagi Yesus dan orang - orang lain.
Nah, kita tidak mesti berpikir terlalu berat ke arah silih ini, tapi setiap perbuatan kecil yang kita berikan untuk sesama , adalah suatu langkah nyata kita mencontoh teladan yang diberikan oleh St Theresia Lisieux. Hal ini tentu saja sejalan juga dengan Injil yang disampaikan kepada kita pada oleh Yesus sendiri.
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, kami berterima kasih atas jalan kekudusan yang lebih sederhana yang boleh kami terima dari St Theresia Lisieux. Melalui teladdan dan sikapnya , kami belajar bagaimana menjadi kudus lewat hal - hal kecil yang dapat dilakukan oleh setiap orang. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar