Sketsa Iman - 21 Oktober 2019
Bacaan 1 : Rom 4:20-25
Bacaan Injil : Luk 12:13-21
12:13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." 12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" 12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." 12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. 12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. 12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. 12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! 12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? 12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Renungan :
Hari ini, Yesus ditemui oleh seseorang yang sedang bersengketa harta dengan saudaranya. Ia tahu bahwa Yesus adalah sosok berpengaruh yang didengarkan oleh banyak orang, seorang tokoh yang sangat berkarisma. Sebagai pribadi yang demikian, tentu setiap kata yang disampaikan Yesus berbobot dan berpengaruh. Ia mencoba menggunakan kesempatan ini untuk menekan saudaranya agar mau berbagi harta.
Diluar dugaan, Yesus menunjukkan apa yang lebih tepat, dan memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi orang itu. "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti ?" Demikianlah jadinya dengan orang yag mengumplkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Semua hal yang kita nikmati saat ini hanya kita pakai selama kita hidup, sebagai sarana bukan tujuan. Setelah itu, kita harus berbagi dan mewariskan juga hal - hal yang baik seperti yang kita terima kepada generasi selanjutnya. Semua yang perlu diperhatikan seperti alam semesta, kekayaan hasil bumi dan semua penemuan - penemuan terbaik manusia harus dilestarikan dan dibagikan kepada orang lain juga.
"Pada senja kehidupan kita, kita akan diadili menurut ukuran cintakasih", begitulah yang disampaikan oleh seorang Santo Karmelit, Yohanes Salib. Cinta kasih kepada sesama adalah tabungan rohani kita untuk menjadi kaya di hadapan Allah. Cinta itu harus kita wujudkan dengan banyak peduli terhadap orang lain, terutama jika kita selama in hidup berkecukupan.
Bila kita lebih cermat melihat hidup kita, maka sebenarnya ada beberapa hal yang mungkin dapat kita bagikan kepada sesama. Bagi kita yang lumayan beruntung, kita mungkin harus melihat lebih sungguh karena apa yang nampak "biasa", bisa jadi luar biasa bagi orang lain. Misalkan saat kita makan bersama dan ada makanan sisa, kita perlu melihat bahwa diluar sana ada orang - orang yang bukan lagi dapat memilih saya mau makan apa hari ini, tetapi apakah saya bisa makan ?
Marilah kita saling bersikap rendah hati dan mau melihat kebutuhan sesama dengan sungguh - sungguh. Kita belajar menyebarkan kebaikan dan mejadikan kekayaan sebagai sarana untuk berbuat kebaikan seperti yang Yesus ungkapkan kepada orang yang meminta Dia mewakili pembagian harta warisan duniawi itu. Yesus sudah membagikan cara untuk mendapatkan warisan Surgawi, tunggu apa lagi ? Mari kita coba lakukan.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, curahkanlah rahmatMu yang melimpah ke dalam hati kami supaya kami bijaksana dalam memandang harta duniawi yang Engkau titipkan kepada kami. Semoga kami juga mau belajar untuk berbagi dengan sesama kami yang membutuhkan. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : Rom 4:20-25
Bacaan Injil : Luk 12:13-21
12:13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." 12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" 12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." 12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. 12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. 12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. 12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! 12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? 12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Renungan :
Hari ini, Yesus ditemui oleh seseorang yang sedang bersengketa harta dengan saudaranya. Ia tahu bahwa Yesus adalah sosok berpengaruh yang didengarkan oleh banyak orang, seorang tokoh yang sangat berkarisma. Sebagai pribadi yang demikian, tentu setiap kata yang disampaikan Yesus berbobot dan berpengaruh. Ia mencoba menggunakan kesempatan ini untuk menekan saudaranya agar mau berbagi harta.
Diluar dugaan, Yesus menunjukkan apa yang lebih tepat, dan memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi orang itu. "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti ?" Demikianlah jadinya dengan orang yag mengumplkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Semua hal yang kita nikmati saat ini hanya kita pakai selama kita hidup, sebagai sarana bukan tujuan. Setelah itu, kita harus berbagi dan mewariskan juga hal - hal yang baik seperti yang kita terima kepada generasi selanjutnya. Semua yang perlu diperhatikan seperti alam semesta, kekayaan hasil bumi dan semua penemuan - penemuan terbaik manusia harus dilestarikan dan dibagikan kepada orang lain juga.
"Pada senja kehidupan kita, kita akan diadili menurut ukuran cintakasih", begitulah yang disampaikan oleh seorang Santo Karmelit, Yohanes Salib. Cinta kasih kepada sesama adalah tabungan rohani kita untuk menjadi kaya di hadapan Allah. Cinta itu harus kita wujudkan dengan banyak peduli terhadap orang lain, terutama jika kita selama in hidup berkecukupan.
Bila kita lebih cermat melihat hidup kita, maka sebenarnya ada beberapa hal yang mungkin dapat kita bagikan kepada sesama. Bagi kita yang lumayan beruntung, kita mungkin harus melihat lebih sungguh karena apa yang nampak "biasa", bisa jadi luar biasa bagi orang lain. Misalkan saat kita makan bersama dan ada makanan sisa, kita perlu melihat bahwa diluar sana ada orang - orang yang bukan lagi dapat memilih saya mau makan apa hari ini, tetapi apakah saya bisa makan ?
Marilah kita saling bersikap rendah hati dan mau melihat kebutuhan sesama dengan sungguh - sungguh. Kita belajar menyebarkan kebaikan dan mejadikan kekayaan sebagai sarana untuk berbuat kebaikan seperti yang Yesus ungkapkan kepada orang yang meminta Dia mewakili pembagian harta warisan duniawi itu. Yesus sudah membagikan cara untuk mendapatkan warisan Surgawi, tunggu apa lagi ? Mari kita coba lakukan.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, curahkanlah rahmatMu yang melimpah ke dalam hati kami supaya kami bijaksana dalam memandang harta duniawi yang Engkau titipkan kepada kami. Semoga kami juga mau belajar untuk berbagi dengan sesama kami yang membutuhkan. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar