Sketsa Iman - 22 Oktober 2019
Bacaan 1 : Rom 5:12.15b.17-19.20b-21
Bacaan Injil : Luk 12:35-38
12:35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. 12:36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. 12:37 Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. 12:38 Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
Renungan :
Hari ini kita belajar dari Tuhan Yesus sebuah nasihat tentang kewaspadaan. Kewaspadaan ini adalah suatu sikap sigap dan tanggap terhadap kemungkinan - kemungkinan yang beresiko ataupun peluang - peluang tidak terduga. Misalnya ketika kita akan bepergian jauh ke suatu daerah dengan kendaraan pribadi, sebelum berangkat kita akan mengecek kondisi dan performa kendaraan kita. Kita juga menyiapkan berbagai cadangan yang mungkin diperlukan, misalkan air radiator atau ban cadangan.
Kitapun diminta untuk memiliki pola pikir dan kesigapan yang sama terhada hidup kita sendiri. Sebagai orang beriman, kita percaya pada kehidupan kekal, kebangkitan badan. Kita percaya bahwa hidup kita akan berubah suatu saat nanti dan setelah kematian, kita masuk ke dalam kekekalan bersama Allah, Bapa di Surga. Kapan waktunya ? tidak ada yang tahu namun kita semua diajak untuk selalu bersiap - siap.
Kesiapan ini adalah memperhatikan fokus hidup kita, tingkah laku dan tutur kata kita. Kita mesti menyeimbangkan aspek hidup duniawi dengan aspek hidup rohani. Berusaha untuk melibatkan Tuhan dalam aktifitas harian kita, bisa dibentuk misalnya dengan doa pagi dan doa malam. Kita juga sebisa mungkin meluangkan waktu khusus untuk membaca Firman Tuhan, supaya kita bisa menangkap pesan - pesanNya bagi kita. Kita juga menghadiri Ekaristi, guna menyambut Yesus secara fisik di dalam diri kita dan kita dimasukkan kedalam persatuan denganNya secara nyata.
Lalu, kita juga diajak untuk tetap memperhatikan orang lain disamping kebutuhan - kebutuhan pribadi kita. Saat kita berinteraksi, kita juga memikirkan orang lain. Misalkan dalam sebuah acara kita tahu bahwa untuk mengatur jadwal cukup sulit. Disini, kita bisa mencoba mengorbankan aktifitas rutin kita yang mungkin bisa disesuaikan waktunya daripada tetap melakukan itu dan mengacaukan acara bersama tersebut. Contoh - contoh lainnya pasti dapat kita temukan sesuai dengan kondisi kita masing - masing.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, berilah kami kerahimanMu dan juga kebijaksanaanMu untuk secara rutin selalu mau meningkatkan diri kami. Hal ini merupakan bentuk kesetiaan kami dan wujud kesiapan kami dalam menyongsong kekekalan yang Engkau janjikan. Semoga kami tidak mudah mengeluh saat masalah - masalah datang, dan kami selalu ingat bersyukur saat mendapatkan berkat - berkat dariMu juga. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : Rom 5:12.15b.17-19.20b-21
Bacaan Injil : Luk 12:35-38
12:35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. 12:36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. 12:37 Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. 12:38 Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
Renungan :
Hari ini kita belajar dari Tuhan Yesus sebuah nasihat tentang kewaspadaan. Kewaspadaan ini adalah suatu sikap sigap dan tanggap terhadap kemungkinan - kemungkinan yang beresiko ataupun peluang - peluang tidak terduga. Misalnya ketika kita akan bepergian jauh ke suatu daerah dengan kendaraan pribadi, sebelum berangkat kita akan mengecek kondisi dan performa kendaraan kita. Kita juga menyiapkan berbagai cadangan yang mungkin diperlukan, misalkan air radiator atau ban cadangan.
Kitapun diminta untuk memiliki pola pikir dan kesigapan yang sama terhada hidup kita sendiri. Sebagai orang beriman, kita percaya pada kehidupan kekal, kebangkitan badan. Kita percaya bahwa hidup kita akan berubah suatu saat nanti dan setelah kematian, kita masuk ke dalam kekekalan bersama Allah, Bapa di Surga. Kapan waktunya ? tidak ada yang tahu namun kita semua diajak untuk selalu bersiap - siap.
Kesiapan ini adalah memperhatikan fokus hidup kita, tingkah laku dan tutur kata kita. Kita mesti menyeimbangkan aspek hidup duniawi dengan aspek hidup rohani. Berusaha untuk melibatkan Tuhan dalam aktifitas harian kita, bisa dibentuk misalnya dengan doa pagi dan doa malam. Kita juga sebisa mungkin meluangkan waktu khusus untuk membaca Firman Tuhan, supaya kita bisa menangkap pesan - pesanNya bagi kita. Kita juga menghadiri Ekaristi, guna menyambut Yesus secara fisik di dalam diri kita dan kita dimasukkan kedalam persatuan denganNya secara nyata.
Lalu, kita juga diajak untuk tetap memperhatikan orang lain disamping kebutuhan - kebutuhan pribadi kita. Saat kita berinteraksi, kita juga memikirkan orang lain. Misalkan dalam sebuah acara kita tahu bahwa untuk mengatur jadwal cukup sulit. Disini, kita bisa mencoba mengorbankan aktifitas rutin kita yang mungkin bisa disesuaikan waktunya daripada tetap melakukan itu dan mengacaukan acara bersama tersebut. Contoh - contoh lainnya pasti dapat kita temukan sesuai dengan kondisi kita masing - masing.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, berilah kami kerahimanMu dan juga kebijaksanaanMu untuk secara rutin selalu mau meningkatkan diri kami. Hal ini merupakan bentuk kesetiaan kami dan wujud kesiapan kami dalam menyongsong kekekalan yang Engkau janjikan. Semoga kami tidak mudah mengeluh saat masalah - masalah datang, dan kami selalu ingat bersyukur saat mendapatkan berkat - berkat dariMu juga. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar