Sketsa Iman - 8 Juni 2019
Bacaan 1 : Kis. 28:16-20,30-31
Bacaan Injil : Yoh. 21:20-25
28:16 Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya. 28:17 Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata: "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma. 28:18 Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahanpun padaku yang setimpal dengan hukuman mati. 28:19 Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku. 28:20 Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini." 28:30 Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. 28:31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.
Renungan :
Paulus tidak merasa benci terhadap bangsa Israel, orang - orang Yahudi yang mengadukannya karena rasa benci dan menginginkan dia mati. Paulus tetap berpegang pada kebenaran dan karena itu, ketika dia tiba di Roma, dirumah yang disewanya, ia segera memanggil orang - orang terkemuka bangsa Yahudi untuk menceritakan kondisinya itu. Paulus mengatakan dengan terus terang dan jelas bahwa ia akan terus memberitakan kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus.
Pada periode berada di tahanan ini, Paulus menulis surat - suratnya yang menjadi bagian dari Kitab Suci kita saat ini. Perhatian Paulus begitu besar terhadap masalah - masalah jemaat perdana, dan kita semua patut bersyukur karena karya pelayanannya masih bisa kita nikmati, renungkan hingga hari ini. Total ada 14 surat rasul Paulus yang terdiri dari setidaknya 3 sumber, namun kita semua boleh tetap belajar sangat banyak dari itu semua terlepas dari berbagai hal yang dibahas terkait keotentikan tulisannya.
Pelajaran berharga yang bisa kita petik adalah sikap Paulus yang memilih untuk tidak menyalahkan bangsanya. Ia tetap mampu melihat ke depan dan memilih respon positif, yang saat sekarang ini menjadi tantangan yang sulit dilakukan oleh kita semua. Marilah kita tetap berpegang pada identitas Kristiani kita, bahwa kalau kita juga pengikut Kristus maka kita harus mengimani dan meneladani sikap Kristus sendiri.
Paulus mencontoh sikap Yesus terhadap bangsa Yahudi yang menyalibkanNya, dan mati sebagai martir juga sekitar tahun 60-an pada masa kaisar Nero. Ia tetap menyebarkan Injil secara terbuka, tetap membantu menyelesaikan konflik - konflik jemaat dan ia tetap berpengharapan. Kitapun harus berusaha dalam hidup kita, menyerahkan konflik hidup kita kepada Tuhan dan terus melangkah dengan sikap yang positif dan berani bahwa badai yang kita hadapi pasti berlalu, dan Tuhan senantiasa beserta kita.
Terkadang di dalam situasi sulit, kita tidak mudah melihat berkat Tuhan. Marilah seperti Paulus, tetap berkarya dengan segala keterbatasan hidup kita di dalam semua tanggung jawab yang kita pikul untuk kebaikan orang banyak.
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, kami kembali belajar dengan kondisi rasul Paulus. Walaupun berada di dalam rumah tahanan di Roma, ia tetap mampu menyebarkan kabar Injil dan Yesus, PuteraMu sebagai Mesias. Seringkali, kami mudah menyerah ketika kami terbatas, ketika kami menderita dan berkekurangan. Curahkanlah rahmat ke dalam hati kami supaya walaupun kami menghadapi tantangan , kami juga bisa tetap berpengharapan dan berkarya seperti rasul Paulus. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : Kis. 28:16-20,30-31
Bacaan Injil : Yoh. 21:20-25
28:16 Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya. 28:17 Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata: "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma. 28:18 Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahanpun padaku yang setimpal dengan hukuman mati. 28:19 Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku. 28:20 Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini." 28:30 Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. 28:31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.
Renungan :
Paulus tidak merasa benci terhadap bangsa Israel, orang - orang Yahudi yang mengadukannya karena rasa benci dan menginginkan dia mati. Paulus tetap berpegang pada kebenaran dan karena itu, ketika dia tiba di Roma, dirumah yang disewanya, ia segera memanggil orang - orang terkemuka bangsa Yahudi untuk menceritakan kondisinya itu. Paulus mengatakan dengan terus terang dan jelas bahwa ia akan terus memberitakan kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus.
Pada periode berada di tahanan ini, Paulus menulis surat - suratnya yang menjadi bagian dari Kitab Suci kita saat ini. Perhatian Paulus begitu besar terhadap masalah - masalah jemaat perdana, dan kita semua patut bersyukur karena karya pelayanannya masih bisa kita nikmati, renungkan hingga hari ini. Total ada 14 surat rasul Paulus yang terdiri dari setidaknya 3 sumber, namun kita semua boleh tetap belajar sangat banyak dari itu semua terlepas dari berbagai hal yang dibahas terkait keotentikan tulisannya.
Pelajaran berharga yang bisa kita petik adalah sikap Paulus yang memilih untuk tidak menyalahkan bangsanya. Ia tetap mampu melihat ke depan dan memilih respon positif, yang saat sekarang ini menjadi tantangan yang sulit dilakukan oleh kita semua. Marilah kita tetap berpegang pada identitas Kristiani kita, bahwa kalau kita juga pengikut Kristus maka kita harus mengimani dan meneladani sikap Kristus sendiri.
Paulus mencontoh sikap Yesus terhadap bangsa Yahudi yang menyalibkanNya, dan mati sebagai martir juga sekitar tahun 60-an pada masa kaisar Nero. Ia tetap menyebarkan Injil secara terbuka, tetap membantu menyelesaikan konflik - konflik jemaat dan ia tetap berpengharapan. Kitapun harus berusaha dalam hidup kita, menyerahkan konflik hidup kita kepada Tuhan dan terus melangkah dengan sikap yang positif dan berani bahwa badai yang kita hadapi pasti berlalu, dan Tuhan senantiasa beserta kita.
Terkadang di dalam situasi sulit, kita tidak mudah melihat berkat Tuhan. Marilah seperti Paulus, tetap berkarya dengan segala keterbatasan hidup kita di dalam semua tanggung jawab yang kita pikul untuk kebaikan orang banyak.
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, kami kembali belajar dengan kondisi rasul Paulus. Walaupun berada di dalam rumah tahanan di Roma, ia tetap mampu menyebarkan kabar Injil dan Yesus, PuteraMu sebagai Mesias. Seringkali, kami mudah menyerah ketika kami terbatas, ketika kami menderita dan berkekurangan. Curahkanlah rahmat ke dalam hati kami supaya walaupun kami menghadapi tantangan , kami juga bisa tetap berpengharapan dan berkarya seperti rasul Paulus. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar