Sketsa Iman - 7 Juni 2019
Bacaan 1 : Kis 25:13-21
Bacaan Injil : Yoh 21:15-19
25:13 Beberapa hari kemudian datanglah raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus. 25:14 Karena mereka beberapa hari lamanya tinggal di situ, Festus memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, katanya: "Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan Feliks pada waktu ia pergi. 25:15 Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu dan meminta supaya ia dihukum. 25:16 Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu. 25:17 Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari. Pada keesokan harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan dan menyuruh menghadapkan orang itu. 25:18 Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhanpun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga. 25:19 Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup. 25:20 Karena aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, supaya perkaranya dihakimi di situ. 25:21 Tetapi Paulus naik banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan menunggu, sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar."
Renungan :
Pembicaraan para petinggi tentang kasus Paulus disajikan bagi kita hari ini lewat bacaan 1. Festus menjelaskan panjang lebar tentang perkara Paulus kepada raja Agripa dan menunjukkan bagaimana tuduhan - tuduhan sudah dirancang karena perbedaan pendapat yang cukup tajam antara orang - orang Yahudi dengan Paulus terkait Yesus, yang diwartakannya.
Bagi Paulus, ia masih memiliki hak untuk mempertahankan diri dan memutuskan agar ia naik banding ke Roma sehingga perkaranya itu diputuskan oleh Kaisar. Ia tetap percaya dan berpengharapan dapat mengatasi kasus ini dengan baik.
Kita seringkali cukup mudah menemukan hal - hal yang kurang baik disisipkan dalam pembicaraan - pembicaraan harian biasa, misalkan gosip tentang seseorang atau sesuatu. Ketika kita mendengarkan hal ini dari orang - orang, kita biasanya tidak mendengarkan dari sumber pertama, yaitu mereka yang benar - benar menjadi bahan pembicaraan itu secara langsung. Ditambahkanlah disana pendapat si A atau pendapat si B sehingga kebenaran menjadi buram, tidak jelas.
Pada kesempatan ini, marilah kita merefleksikan diri, mana yang lebih sering kita diskusikan dengan orang - orang, kejadian - kejadian yang punya banyak hal negatif seperti gosip atau kejelekan orang lain ataukah kita membicarakan hal - hal yang positif seperti kebaikan orang lain, kesuksesan mereka dan rencana - rencana positif yang membangun ?
Saat ini, di media sosial amat banyak bertebaran berita - berita dengan dasar yang tidak jelas. Marilah kita selektif terhadap informasi itu dan terlibat aktif untuk mencegahnya. Praktik pencegahan ini bisa dilakukan setidaknya dengan tidak ikut menyebarkan berita tersebut. Kita juga menjadi pembawa sukacita ditengah - tengah orang terdekat kita, dengan membagikan hal - hal yang baik, dan bukan gosip, pembicaraan keburukan orang lain , dll.
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, berilah kami rahmat sejati supaya kami dapat mengendalikan diri dengan baik. Semoga kami mampu menyaring berbagai informasi yang kami terima dan bersikap bijaksana dalam mengolahnya dan menyampaikannya kembali kepada orang banyak. Bimbinglah kami supaya menjadi pembawa kabar sukacita. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : Kis 25:13-21
Bacaan Injil : Yoh 21:15-19
25:13 Beberapa hari kemudian datanglah raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus. 25:14 Karena mereka beberapa hari lamanya tinggal di situ, Festus memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, katanya: "Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan Feliks pada waktu ia pergi. 25:15 Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu dan meminta supaya ia dihukum. 25:16 Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu. 25:17 Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari. Pada keesokan harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan dan menyuruh menghadapkan orang itu. 25:18 Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhanpun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga. 25:19 Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup. 25:20 Karena aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, supaya perkaranya dihakimi di situ. 25:21 Tetapi Paulus naik banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan menunggu, sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar."
Renungan :
Pembicaraan para petinggi tentang kasus Paulus disajikan bagi kita hari ini lewat bacaan 1. Festus menjelaskan panjang lebar tentang perkara Paulus kepada raja Agripa dan menunjukkan bagaimana tuduhan - tuduhan sudah dirancang karena perbedaan pendapat yang cukup tajam antara orang - orang Yahudi dengan Paulus terkait Yesus, yang diwartakannya.
Bagi Paulus, ia masih memiliki hak untuk mempertahankan diri dan memutuskan agar ia naik banding ke Roma sehingga perkaranya itu diputuskan oleh Kaisar. Ia tetap percaya dan berpengharapan dapat mengatasi kasus ini dengan baik.
Kita seringkali cukup mudah menemukan hal - hal yang kurang baik disisipkan dalam pembicaraan - pembicaraan harian biasa, misalkan gosip tentang seseorang atau sesuatu. Ketika kita mendengarkan hal ini dari orang - orang, kita biasanya tidak mendengarkan dari sumber pertama, yaitu mereka yang benar - benar menjadi bahan pembicaraan itu secara langsung. Ditambahkanlah disana pendapat si A atau pendapat si B sehingga kebenaran menjadi buram, tidak jelas.
Pada kesempatan ini, marilah kita merefleksikan diri, mana yang lebih sering kita diskusikan dengan orang - orang, kejadian - kejadian yang punya banyak hal negatif seperti gosip atau kejelekan orang lain ataukah kita membicarakan hal - hal yang positif seperti kebaikan orang lain, kesuksesan mereka dan rencana - rencana positif yang membangun ?
Saat ini, di media sosial amat banyak bertebaran berita - berita dengan dasar yang tidak jelas. Marilah kita selektif terhadap informasi itu dan terlibat aktif untuk mencegahnya. Praktik pencegahan ini bisa dilakukan setidaknya dengan tidak ikut menyebarkan berita tersebut. Kita juga menjadi pembawa sukacita ditengah - tengah orang terdekat kita, dengan membagikan hal - hal yang baik, dan bukan gosip, pembicaraan keburukan orang lain , dll.
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, berilah kami rahmat sejati supaya kami dapat mengendalikan diri dengan baik. Semoga kami mampu menyaring berbagai informasi yang kami terima dan bersikap bijaksana dalam mengolahnya dan menyampaikannya kembali kepada orang banyak. Bimbinglah kami supaya menjadi pembawa kabar sukacita. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar