Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus
Bacaan Injil : Mat 25:14-30
Pengantar Perumpamaan :
Perumpamaan tentang Talenta ini dibicarakan di Injil Matius dan Injil Lukas. Terdapat perbedaan diantaranya, yaitu jumlah uang yang diberikan berbeda. Dalam Injil Matius, terdapat delapan talenta yang dibagi kepada tiga orang hamba, menurut kemampuan masing - masing (lima,dua,satu talenta) sementara dalam Injil Lukas diberikan sepuluh mina yang dibagi sama rata. Matius menceritakan apa yang dilakukan / tidak dilakukan oleh ketiga hamba itu tetapi Lukas tidak menceritakannya. Tokoh dalam Injil Matius adalah seorang yang hendak bepergian ke luar negeri, sementara tokoh dalam Injil Lukas adalah seorang bangsawan yang akan dinobatkan sebagai raja di negeri yang jauh.
Mari kita melihat sejenak tentang nilali talenta ini. 1 Talenta = 6.000 dinar. Satu dinar adalah upah sehari bekerja (Mat 20:13). Kalau seseorang bekerja dalam satu tahun selama 300 hari, maka 1 talenta ini setara dengan 20 tahun bekerja. Jadi kalau hamba menerima 5 talenta, berarti itu setara dengan 30.000 dinar yang setara dengan 100 tahun bekerja. Sedangkan 2 talenta sama dengan 12.000 dinar untuk 40 tahun bekerja.
Dua hamba melakukan apa yang diminta oleh tuannya dan mengembangkannya 100 persen, sementara hamba ketiga menimbunnya didalam tanah karena ia curiga kepada tuannya. Ketika tuan itu pulang, ia mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba adalah milik tuannya, jadi apa yang dikerjakan oleh hambanya, hasil yang dikerjakan itu adalah milik sang tuan juga.
Sang Tuan menilai dua hamba itu setia dalam tanggung jawab kecil mereka, bukan soal jumlah yang dilihat tetapi kesetiaan mereka untuk mau mengembangkan talenta itu. Mereka mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar, dan masuk dalam kebahagiaan tuannya. Sebaliknya, terhadap hamba yang ketiga dilemparkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Bisa jadi, ini adalah gambaran penjara di zaman kuno. Yang ada disana adalah kesedihan (ratapan) dan kemarahan (kertak gigi).
Refleksi / Makna :
Kita seringkali dengan mudah langsung memaknai "talenta" sebagai bakat semata, padahal pandangan ini sebenarnya terlalu sempit. Kita mesti melihat talenta sebagai segala sesuatu yang telah dianugerahkan Allah kepada setiap orang. Tujuan Allah memberikan anugerah itu bukan untuk dinikmati sendiri dan setiap orang diberikan anugerah yang berbeda-beda dengan maksud supaya dipergunakan secara maksimal.
Pada akhir zaman, Allah akan mengadili manusia dan ia harus mempertanggungjawabkan semua talenta yang telah dipercayakaan kepadanya. Bila anugerah itu tidak dipakai, maka anugerah itu dapat hilang tapi kalau dipakai, akan menghasilkan kebaikan bagi sesama. Mereka yang rajin menggunakan talenta mereka, akan menikmati kebahagiaan dalam kerajaan Allah. Walaupun sementara, hal ini berpengaruh terhadap keselamatan manusia, terutama setelah kehidupan di dunia ini berakhir.
Ref :
YM Seto Marsunu.2015.Pesan Tuhan dalam Perumpamaan, Yogyakarta.Penerbit Kanisius.
TALENTA
Bacaan Injil : Mat 25:14-30
Pengantar Perumpamaan :
Perumpamaan tentang Talenta ini dibicarakan di Injil Matius dan Injil Lukas. Terdapat perbedaan diantaranya, yaitu jumlah uang yang diberikan berbeda. Dalam Injil Matius, terdapat delapan talenta yang dibagi kepada tiga orang hamba, menurut kemampuan masing - masing (lima,dua,satu talenta) sementara dalam Injil Lukas diberikan sepuluh mina yang dibagi sama rata. Matius menceritakan apa yang dilakukan / tidak dilakukan oleh ketiga hamba itu tetapi Lukas tidak menceritakannya. Tokoh dalam Injil Matius adalah seorang yang hendak bepergian ke luar negeri, sementara tokoh dalam Injil Lukas adalah seorang bangsawan yang akan dinobatkan sebagai raja di negeri yang jauh.
Mari kita melihat sejenak tentang nilali talenta ini. 1 Talenta = 6.000 dinar. Satu dinar adalah upah sehari bekerja (Mat 20:13). Kalau seseorang bekerja dalam satu tahun selama 300 hari, maka 1 talenta ini setara dengan 20 tahun bekerja. Jadi kalau hamba menerima 5 talenta, berarti itu setara dengan 30.000 dinar yang setara dengan 100 tahun bekerja. Sedangkan 2 talenta sama dengan 12.000 dinar untuk 40 tahun bekerja.
Dua hamba melakukan apa yang diminta oleh tuannya dan mengembangkannya 100 persen, sementara hamba ketiga menimbunnya didalam tanah karena ia curiga kepada tuannya. Ketika tuan itu pulang, ia mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba adalah milik tuannya, jadi apa yang dikerjakan oleh hambanya, hasil yang dikerjakan itu adalah milik sang tuan juga.
Sang Tuan menilai dua hamba itu setia dalam tanggung jawab kecil mereka, bukan soal jumlah yang dilihat tetapi kesetiaan mereka untuk mau mengembangkan talenta itu. Mereka mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar, dan masuk dalam kebahagiaan tuannya. Sebaliknya, terhadap hamba yang ketiga dilemparkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Bisa jadi, ini adalah gambaran penjara di zaman kuno. Yang ada disana adalah kesedihan (ratapan) dan kemarahan (kertak gigi).
Refleksi / Makna :
Kita seringkali dengan mudah langsung memaknai "talenta" sebagai bakat semata, padahal pandangan ini sebenarnya terlalu sempit. Kita mesti melihat talenta sebagai segala sesuatu yang telah dianugerahkan Allah kepada setiap orang. Tujuan Allah memberikan anugerah itu bukan untuk dinikmati sendiri dan setiap orang diberikan anugerah yang berbeda-beda dengan maksud supaya dipergunakan secara maksimal.
Pada akhir zaman, Allah akan mengadili manusia dan ia harus mempertanggungjawabkan semua talenta yang telah dipercayakaan kepadanya. Bila anugerah itu tidak dipakai, maka anugerah itu dapat hilang tapi kalau dipakai, akan menghasilkan kebaikan bagi sesama. Mereka yang rajin menggunakan talenta mereka, akan menikmati kebahagiaan dalam kerajaan Allah. Walaupun sementara, hal ini berpengaruh terhadap keselamatan manusia, terutama setelah kehidupan di dunia ini berakhir.
Ref :
YM Seto Marsunu.2015.Pesan Tuhan dalam Perumpamaan, Yogyakarta.Penerbit Kanisius.
Komentar
Posting Komentar