Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus
Bacaan Injil : Mat 13:47-50
Pengantar Perumpamaan :
Masyarakat di Galilea umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan, sehingga mereka cukup akrab dengan perumpamaan pukat yang dibawakan Yesus ini. Yesus membicarakan tentang akhir zaman dan perumpamaan ini bermaksud memisahkan orang baik dan orang jahat dalam pengadilan.
Kata Yunani sagene, diartikan sebagai pukat. Pukat ini berupa sebuah jaring besar yang digerakkan secara vertical. Di sisi atasnya dipasang pelampung, sedangkan dibagian bawahnya ditaruh pemberat. Dengan cara begitu, terbentuklah semacam dinding jaring yang jika kedua ujungnya ditarik akan membentuk setengah lingkaran yang "mengepung" kumpulan ikan. Para nelayan tinggal menariknya ke darat dan memilah jenis - jenis ikan dan binatang air yang tersangkut pada jaring.
Menurut hukum Taurat (Im 11:9-12 dan Ul 14:9, binatang air (yang hidup di laut atau sungai), yang boleh dimakan adalah yang bersirip dan bersisik. Menurut hukum yang sama, yang tidak bersirip dan / atau tidak bersisik tidak boleh dimakan (misalnya ikan lele). Hasil tangkapan yang tidak boleh dimakan itu, akan dibuang karena tidak akan laku dijual.
Makna / Refleksi :
Para nelayan adalah para malaikat di akhir zaman, yang akan memisahkan orang jahat dari orang baik. Memisahkan orang jahat dari orang benar berarti yang jahat akan diambil, tetapi yang baik akan ditinggal. Disini bukan untuk menekankan penyelamatan orang benar, tetapi penghukuman dan penghancuran orang jahat. Orang benar akan menjadi "sisa" dalam penghakiman pada akhir zaman (bdk. Mat 24:31).
Ref :
YM Seto Marsunu.2015.Pesan Tuhan dalam Perumpamaan, Yogyakarta.Penerbit Kanisius.
PUKAT
Bacaan Injil : Mat 13:47-50
Pengantar Perumpamaan :
Masyarakat di Galilea umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan, sehingga mereka cukup akrab dengan perumpamaan pukat yang dibawakan Yesus ini. Yesus membicarakan tentang akhir zaman dan perumpamaan ini bermaksud memisahkan orang baik dan orang jahat dalam pengadilan.
Kata Yunani sagene, diartikan sebagai pukat. Pukat ini berupa sebuah jaring besar yang digerakkan secara vertical. Di sisi atasnya dipasang pelampung, sedangkan dibagian bawahnya ditaruh pemberat. Dengan cara begitu, terbentuklah semacam dinding jaring yang jika kedua ujungnya ditarik akan membentuk setengah lingkaran yang "mengepung" kumpulan ikan. Para nelayan tinggal menariknya ke darat dan memilah jenis - jenis ikan dan binatang air yang tersangkut pada jaring.
Menurut hukum Taurat (Im 11:9-12 dan Ul 14:9, binatang air (yang hidup di laut atau sungai), yang boleh dimakan adalah yang bersirip dan bersisik. Menurut hukum yang sama, yang tidak bersirip dan / atau tidak bersisik tidak boleh dimakan (misalnya ikan lele). Hasil tangkapan yang tidak boleh dimakan itu, akan dibuang karena tidak akan laku dijual.
Makna / Refleksi :
Para nelayan adalah para malaikat di akhir zaman, yang akan memisahkan orang jahat dari orang baik. Memisahkan orang jahat dari orang benar berarti yang jahat akan diambil, tetapi yang baik akan ditinggal. Disini bukan untuk menekankan penyelamatan orang benar, tetapi penghukuman dan penghancuran orang jahat. Orang benar akan menjadi "sisa" dalam penghakiman pada akhir zaman (bdk. Mat 24:31).
Ref :
YM Seto Marsunu.2015.Pesan Tuhan dalam Perumpamaan, Yogyakarta.Penerbit Kanisius.
kalo sekarang semua hasil laut diambil n dimakan jg entah bersisik atau ga..semoga yg 'jahat' pun pd akhirnya menemukan jalan utk kembali pd Allah, amin 😄
BalasHapusSetuju, sekarang kita bisa bersyukur karena makanan lain yang tidak bersisik bisa dinikmati juga, misalkan lele yang lezat
Hapus