Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus
Bacaan Injil : Mat 25:1-13
Pengantar Perumpamaan
Perumpamaan ini disampaikan Yesus dalam kotbah Akhir Zaman untuk menjelaskan bahwa Anak Mansuia akan datang kembali dan setiap orang harus berjaga untuk menyambutnya. Perumpamaan tentang 10 gadis ini hanya terdapat pada Injil Matius.
Pada awalnya Yesus mengumpamakan Kerajaan Surga dengan sepuluh gadis, yang mengambil pelita untuk menyongsong mempelai laki - laki. Lima orang dikatakan bodoh dan lima lainnya bijaksana. Lima gadis bijaksana mampu melihat keadaan dengan jelas, bahwa pengantin pria bisa saja terlambat datang sementara pelita mereka mungkin tidak cukup. Oleh karena itu, mereka sudah menyediakan cadangan minyak. Sementara itu, lima gadis yang bodoh hanya mempersiapkan pelita yang bernyala itu tanpa memperhatikan bahwa pengantin pria bisa terlambat hadir. Oleh karena itulah, yang bisa menikmati perjamuan pesta bersama sang mempelai adalah lima gadis bijaksana itu.
Makna / Refleksi
Perumpamaan ini mengandung sejumlah unsur alegoris :
1. Perjamuan kawin menggambarkan persatuan Kristus dengan umat-Nya dalam Kerajaan Surga.
2. Mempelai laki - laki menggambarkan Kristus (Mrk 2:19-20; Yoh 3:29-30; 2 Kor 11:2; Why 19;7, 9; 21:9).
3. Kedatangan mempelai itu menggambarkan kedatangan Kristus pada akhir zaman : tidak ada yang mengetahui kapan Ia akan datang, tetapi pasti akan datang.
4. Penutupan pintu ruang perjamuan itu menggambarkan pengadilan terakhir. Pengadilan ini akan menentukan mana yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga dan mana yang tidak. Yang memegang kuasa untuk melakukan hal itu adalah mempelai laki - laki, yaitu Kristus.
5. Gadis yang bijaksana dan yang bodoh menggambarkan orang - orang yang siap dan yang tidak siap menghadap Anak Manusia dalam pengadilan terakhir.
Para pengikut Kristus harus bertindak bijak dengan selalu mempersiapkan diri menyambut kedatanganNya. Kedatangan Tuhan memang baru akan terjadi nanti di akhir zaman, tetapi orang tidak bisa menyatakan bahwa hal itu hanyalah urusan nanti. Sebaliknya, sejak sekarang manusia harus mempersiapkan diri untuk menyambutnya.
Ref :
YM Seto Marsunu.2015.Pesan Tuhan dalam Perumpamaan, Yogyakarta.Penerbit Kanisius.
SEPULUH GADIS
Bacaan Injil : Mat 25:1-13
Pengantar Perumpamaan
Perumpamaan ini disampaikan Yesus dalam kotbah Akhir Zaman untuk menjelaskan bahwa Anak Mansuia akan datang kembali dan setiap orang harus berjaga untuk menyambutnya. Perumpamaan tentang 10 gadis ini hanya terdapat pada Injil Matius.
Pada awalnya Yesus mengumpamakan Kerajaan Surga dengan sepuluh gadis, yang mengambil pelita untuk menyongsong mempelai laki - laki. Lima orang dikatakan bodoh dan lima lainnya bijaksana. Lima gadis bijaksana mampu melihat keadaan dengan jelas, bahwa pengantin pria bisa saja terlambat datang sementara pelita mereka mungkin tidak cukup. Oleh karena itu, mereka sudah menyediakan cadangan minyak. Sementara itu, lima gadis yang bodoh hanya mempersiapkan pelita yang bernyala itu tanpa memperhatikan bahwa pengantin pria bisa terlambat hadir. Oleh karena itulah, yang bisa menikmati perjamuan pesta bersama sang mempelai adalah lima gadis bijaksana itu.
Makna / Refleksi
Perumpamaan ini mengandung sejumlah unsur alegoris :
1. Perjamuan kawin menggambarkan persatuan Kristus dengan umat-Nya dalam Kerajaan Surga.
2. Mempelai laki - laki menggambarkan Kristus (Mrk 2:19-20; Yoh 3:29-30; 2 Kor 11:2; Why 19;7, 9; 21:9).
3. Kedatangan mempelai itu menggambarkan kedatangan Kristus pada akhir zaman : tidak ada yang mengetahui kapan Ia akan datang, tetapi pasti akan datang.
4. Penutupan pintu ruang perjamuan itu menggambarkan pengadilan terakhir. Pengadilan ini akan menentukan mana yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga dan mana yang tidak. Yang memegang kuasa untuk melakukan hal itu adalah mempelai laki - laki, yaitu Kristus.
5. Gadis yang bijaksana dan yang bodoh menggambarkan orang - orang yang siap dan yang tidak siap menghadap Anak Manusia dalam pengadilan terakhir.
Para pengikut Kristus harus bertindak bijak dengan selalu mempersiapkan diri menyambut kedatanganNya. Kedatangan Tuhan memang baru akan terjadi nanti di akhir zaman, tetapi orang tidak bisa menyatakan bahwa hal itu hanyalah urusan nanti. Sebaliknya, sejak sekarang manusia harus mempersiapkan diri untuk menyambutnya.
Ref :
YM Seto Marsunu.2015.Pesan Tuhan dalam Perumpamaan, Yogyakarta.Penerbit Kanisius.
Komentar
Posting Komentar