Sketsa Iman, 30 April 2019
Bacaan 1 : Kis 4 : 32-37
Bacaan Injil : Yoh 3:7-15
3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. 3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." 3:9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" 3:10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? 3:11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. 3:12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? 3:13 Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. 3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Renungan :
Kita diajak untuk kembali menyimak kelanjutan diskusi antara Nikodemus dan Yesus. Nuansa pewartaan Injil, adalah nuansa pewartaan yang diwarnai dengan kabar sukacita, dilakukan bersama dan dalam bimbingan Roh Kudus. Namun untuk mewujudkan semua ini, tidak terlepas dari salib. Salib dipikul oleh Yesus dan olehnya Dia ditinggikan, menjadi sarana untuk menyelamatkan kita. Bagi kita, memikul salib adalah siap sedia berjuang walaupun menghadapi sejumlah penderitaan dan tantangan. Salib itu bukan sesuatu yang kita hindari karena juga merupakan tanda kemenangan kita sebagai orang beriman.
Dikatakan juga dalam Injil, bahwa angin bertiup kemana ia mau, dan kita mendengar bunyinya namun dari mana datangnya atau kemana perginya tidak diketahui. Singkatnya, keberadaan Roh Kudus yang membantu kita, akan membuat kita mampu melakukan hal - hal yang positif dan bahkan tidak terduga dalam mewartakan Tuhan.
Konsekuensi salib hadir juga dalam pewartaan itu, saat kita mendapatkan teguran - teguran, tanggapan dingin, perlakuan tidak adil dalam usaha kita menjadi orang benar : bertanggung jawab, jujur, dan setia dalam hal - hal yang kita kerjakan. Kenyataan bahwa selama kita hidup didunia ini, masih akan ada penderitaan , maka bersama dengan Roh Kudus kita diajak untuk hidup berdampingan dengan kenyataan ini, namun hal itu tidak menghilangkan semangat kita untuk mengejar Kristus.
Saat sekarang ini, ada banyak tawaran - tawaran baru duniawi yang mengajak seseorang untuk menolak salib dan penderitaan. Ada banyak tawaran kenikmatan dunia yang menonjolkan kehebatan diri sendiri, pengertian kesuksesan,bahkan dalam relasi dengan Tuhan kita hanya percaya bahwa dari Tuhan, ada rejeki dan kebaikan tapi bukan penderitaan dan cobaan hidup.
Bersama Roh Kudus, semua itu bisa dilawan dengan sikap pengendalian diri , penyangkalan diri dan menyadari bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita, terdapat rencana Tuhan yang berjalan. Untuk memandang hal - hal Surgawi itu, kita menyadari bahwa apa yang ada didunia ini, yang seringkali kita pandang baik adalah hal - hal yang sementara saja.
Dalam terang kebangkitan-Nya itu, dalam bacaan hari ini, Tuhan Yesus mau mengingatkan kita juga bahwa kita harus setia menjalani hidup ini dan siap menerima bukan hanya hal - hal yang baik tapi juga penderitaan dan kesulitan sebagai hal yang dapat mendewasakan kita. Seperti inilah cara kita memandang Yesus yang ditinggikan.
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, kami bersyukur atas kesempatan pada hari ini melihat kebangkitan Putera-Mu yang tidak terpisahkan juga dari kemuliaan-Nya yang besar saat Ia ditinggikan di kayu salib. Lewat kematian Kristus, kami mati juga dengan dosa -dosa kami, dan lewat kebangkitanNya kami dilahirkan baru. Berilah kami rahmat untuk tidak memaknai sukacita Injil yang kami terima hanya dari hal - hal yang baik dan nyaman saja, tapi juga semua tantangan - tantangan-Nya. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar