Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus
Bacaan Injil : Luk 13:6-9
13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. 13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! 13:8Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Pengantar Perumpamaan :
Orang - orang Yahudi pada zaman Yesus mudah sekali mengaitkan peristiwa celaka yang dialami orang lain sebagai sebuah hukuman akan dosa. Di dalam Injil Lukas, terjadi suatu peristiwa mengenaskan ketika Pilatus membunuh orang-orang Galilea dan darah mereka dicampurkan dengan darah binatang yang mereka persembahkan (Luk 13:1-5). Yesus menolak pandangan ini dan mengatakan tidak ada kaitan langsung antara malapetaka dan dosa. Ia juga menunjuk kasus lain : kematian delapan belas orang yang tertimpa menara di dekat Siloam.
Malapetaka dapat menjadi peringatan agar orang yang melihatnya bertobat. Untuk itu, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah ini. Mari kita lihat bersama - sama.
Di ayat ke 6, ada seseorang yang mempunyai pohon ara di kebun anggurnya. Pohon ara biasanya dapat tumbuh sampai 5 meter dan berbuah dua kali setahun. Pada musim dingin dapat menghasilkan buah, tetapi ukurannya kecil dan keras dan tidak dapat dimakan (Why 6:13). Buah yang dapat dikonsumsi dan hasilnya baik ada pada musim panas (Mrk 13:28/Mat 24:32/Luk 21:29). Nah, suatu ketika sang pemilik kebun mencari buah dari pohon ara itu.
Di ayat ke 7, ia menemui pengurus kebunnya dan berkata bahwa sudah tiga tahun ia datang mencari buah pada pohon itu tapi tidak menemukannya. Tentu saja, pohon ara itu tidak berarti hanya berumur tiga tahun. Namun artinya ia sudah menunggu cukup lama , 3x musim panas, 3x musim dingin dan pohon itu tidak berbuah. Maka ia pun meminta pengurusnya untuk menebang saja pohon itu. Ada dua alasan yang dikemukakan :
1) Tidak ada gunanya pohon ara hidup ditanahnya karena tidak berbuah.
2) Tanah itu menjadi sia-sia, akan lebih baik ditanam jenis tanaman lain yang bisa berbuah.
Diayat ke 8 dan 9, pengurus kebun anggur itu mencoba menyelamatkan pohon ara itu. Ia minta izin selama setahun untuk merawatnya, mencangkul tanah sekelilingnya, memberikan pupuk supaya kemungkinannya lebih besar pohon itu dapat berbuah. Di akhir cerita, sang pemilik tidak memberikan jawaban namun kita dapat melihat secara tidak langsung izin diberikan. Sang pengurus kebun anggurpun di tahun berikutnya tidak berjanji akan menebang pohon itu, tapi ia mempersilahkan tuannya bila mau menebangnya.
Makna / Refleksi :
Melalui perumpamaan ini, Yesus mau menekankan pentingnya sikap pertobatan. Saran pengurus kebun itu mengingatkan kita pada seruan Yohanes Pembaptis agar orang - orang segera bertobat (Luk 3:8-9 : "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api." Maka, dua peristiwa malapetaka yang dialami orang Galilea dan Siloam mengingatkan bahwa kematian bisa terjadi kapan saja, sehingga manusia harus segera bertobat.
Allah kita adalah Allah yang adil dan penuh kasih. Ia sungguh mengharapkan supaya manusia bisa menghasilkan buah kehidupan yang baik, yaitu perbuatan nyata mengasihi Allah dan sesama. Marilah kita menggunakan waktu yang tersedia dalam hidup kita ini, untuk mengusahakan perbuatan baik itu dan mewujudkan senantiasa semangat pertobatan yang nyata.
Ref :
YM Seto Marsunu.2015.Pesan Tuhan dalam Perumpamaan, Yogyakarta.Penerbit Kanisius.
POHON ARA YANG TIDAK BERBUAH
Bacaan Injil : Luk 13:6-9
13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. 13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! 13:8Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Pengantar Perumpamaan :
Orang - orang Yahudi pada zaman Yesus mudah sekali mengaitkan peristiwa celaka yang dialami orang lain sebagai sebuah hukuman akan dosa. Di dalam Injil Lukas, terjadi suatu peristiwa mengenaskan ketika Pilatus membunuh orang-orang Galilea dan darah mereka dicampurkan dengan darah binatang yang mereka persembahkan (Luk 13:1-5). Yesus menolak pandangan ini dan mengatakan tidak ada kaitan langsung antara malapetaka dan dosa. Ia juga menunjuk kasus lain : kematian delapan belas orang yang tertimpa menara di dekat Siloam.
Malapetaka dapat menjadi peringatan agar orang yang melihatnya bertobat. Untuk itu, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah ini. Mari kita lihat bersama - sama.
Di ayat ke 6, ada seseorang yang mempunyai pohon ara di kebun anggurnya. Pohon ara biasanya dapat tumbuh sampai 5 meter dan berbuah dua kali setahun. Pada musim dingin dapat menghasilkan buah, tetapi ukurannya kecil dan keras dan tidak dapat dimakan (Why 6:13). Buah yang dapat dikonsumsi dan hasilnya baik ada pada musim panas (Mrk 13:28/Mat 24:32/Luk 21:29). Nah, suatu ketika sang pemilik kebun mencari buah dari pohon ara itu.
Di ayat ke 7, ia menemui pengurus kebunnya dan berkata bahwa sudah tiga tahun ia datang mencari buah pada pohon itu tapi tidak menemukannya. Tentu saja, pohon ara itu tidak berarti hanya berumur tiga tahun. Namun artinya ia sudah menunggu cukup lama , 3x musim panas, 3x musim dingin dan pohon itu tidak berbuah. Maka ia pun meminta pengurusnya untuk menebang saja pohon itu. Ada dua alasan yang dikemukakan :
1) Tidak ada gunanya pohon ara hidup ditanahnya karena tidak berbuah.
2) Tanah itu menjadi sia-sia, akan lebih baik ditanam jenis tanaman lain yang bisa berbuah.
Diayat ke 8 dan 9, pengurus kebun anggur itu mencoba menyelamatkan pohon ara itu. Ia minta izin selama setahun untuk merawatnya, mencangkul tanah sekelilingnya, memberikan pupuk supaya kemungkinannya lebih besar pohon itu dapat berbuah. Di akhir cerita, sang pemilik tidak memberikan jawaban namun kita dapat melihat secara tidak langsung izin diberikan. Sang pengurus kebun anggurpun di tahun berikutnya tidak berjanji akan menebang pohon itu, tapi ia mempersilahkan tuannya bila mau menebangnya.
Makna / Refleksi :
Melalui perumpamaan ini, Yesus mau menekankan pentingnya sikap pertobatan. Saran pengurus kebun itu mengingatkan kita pada seruan Yohanes Pembaptis agar orang - orang segera bertobat (Luk 3:8-9 : "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api." Maka, dua peristiwa malapetaka yang dialami orang Galilea dan Siloam mengingatkan bahwa kematian bisa terjadi kapan saja, sehingga manusia harus segera bertobat.
Allah kita adalah Allah yang adil dan penuh kasih. Ia sungguh mengharapkan supaya manusia bisa menghasilkan buah kehidupan yang baik, yaitu perbuatan nyata mengasihi Allah dan sesama. Marilah kita menggunakan waktu yang tersedia dalam hidup kita ini, untuk mengusahakan perbuatan baik itu dan mewujudkan senantiasa semangat pertobatan yang nyata.
Ref :
YM Seto Marsunu.2015.Pesan Tuhan dalam Perumpamaan, Yogyakarta.Penerbit Kanisius.
Komentar
Posting Komentar