Sketsa Iman, 25 Maret 2019
Bacaan 1 : Dan. 3:25,34-43;
Bacaan Injil : Mat 18:21-35
18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! 18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 18:33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Bacaan 1 : Dan. 3:25,34-43;
Bacaan Injil : Mat 18:21-35
18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! 18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 18:33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Renungan :
Hari ini, kita belajar tentang bagaimana kita memelihara sikap kemurahan hati dan pengampunan terhadap orang yang bersalah kepada kita. Dialog antara Yesus dan Petrus membuka mata kita bahwa ukuran kita sebenarnya sangat kecil, saat mau mengampuni sesama yang berdosa. Kita juga memiliki banyak perhitungan untung dan rugi. Petrus berpikir bahwa 7 kali sehari mengampuni pasti sudah luar biasa, saat mengampuni. Saat mendapatkan reaksi Yesus 70 x 7 kali, pesan untuk memaafkan tanpa batas itu menjadi ukuran yang baru.
Selanjutnya dalam perumpamaan, sebenarnya Yesus mau mengungkapkan bahwa siapapun kita, apapun asal usul, profesi dan kedudukan kita saat ini, kita adalah para pendosa dihadapan Allah dan kita "berhutang" kepada Allah. Hutang kita bisa dibayar dengan lunas apabila kita juga mau memaafkan orang - orang yang bersalah kepada kita. Hutang - hutang orang lain kepada kita seperti : kurang memperhatikan, sering berkata kasar, lupa berterim kasih saat menerima bantuan, dst adalah hutang - hutang yang mesti kita perhatikan juga disamping hutang - hutang materi.
Kita mesti mengembalikan kepercayaan yang hilang dan melihat bahwa orang lain mempunyai potensi untuk berubah seperti halnya kita ketika diampuni. Sikap ini merupakan terobosan baru, karena kita mau memberikan kesempatan kepada orang yang telah menyakiti kita dan tidak membatasi mereka. Dengan kacamata kasih Allah, kita mencoba untuk belajar memberikannya walaupun terasa menyulitkan.
Karena itu, kita mesti bisa melihat kasih Allah yang diberikan kepada kita sendiri supaya kita bisa mengampuni sesama kita. Bila sulit, kita minta rahmat kepada Tuhan supaya Ia membuka hati kita dan melepaskan kita dari kesulitan - kesulitan memaafkan itu. Langkah pertobatan kita sendiri tidak akan lengkap bila hati kita masih menyimpan luka, kesedihan, kebencian karena orang lain. Biarlah semuanya itu digantikan dengan kasih Allah dan sukacita yang dialirkan lewat rahmatNya yang besar.
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Maharahim, berilah kami terangMu supaya kami mampu melihat diri kami dengan segala kekurangan dan kelebihannya dan mata kami juga bisa terbuka untuk melihat hal - hal yang baik pada diri sesama kami. Bila mereka bersalah kepada kami, semoga kami juga bisa bersikap murah hati dan mau memaafkan mereka. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar