Sketsa Iman, 15 Maret 2019
Bacaan 1 : Yeh 18:21-28
Bacaan Injil : Mat. 5:20-26
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. 5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. 5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Renungan :
Batasan penegakan hukum Taurat dipertegas oleh Tuhan Yesus dalam bacaan hari ini. Di ayat ke 20, Tuhan berkata bahwa orang - orang yang hidup keagamaannya tidak lebih benar dari ahli - ahli Taurat dan orang - orang Farisi, tidak masuk ke dalam Kerajaan Surga. Hal ini terjadi, karena orang - orang Farisi dan ahli - ahli Taurat menjalankan praktik - praktik keagamaan untuk dilihat dan dipuji orang. Peraturan - peraturan itu juga diterapkan secara ketat bagi masyarakat luas, tapi tidak untuk mereka sendiri.
Karena itu, para murid dan mereka yang mendengarkan pengajaran Kristus diajak untuk melangkah lebih jauh. Sebelum membunuh orang, biasanya ada percekcokan, pertengkaran yang disebabkan oleh rasa marah. Nah, dititik sikap marah inilah orang harus berhenti dan menahan diri. Begitu juga dengan mereka yang berteriak Kafir untuk saudaranya, bahkan ketika mereka mulai mengucapkan kata-kata negatif seperti jahil, sudah harus berhenti disitu juga. Jadi sebenarnya, walaupun terdengar ekstrim tetapi Tuhan Yesus menginginkan agar kita berusaha untuk memperbaiki diri sejak awal sebelum semuanya menjadi semakin buruk.
Mari kita pikirkan bersama - sama. Kita mungkin tidak akan membunuh seseorang dalam hidup kita, tapi kita cukup sering bergosip tentang orang lain. Kita mungkin bukan penyebar berita - berita meresahkan yang memecah belah masyarakat, tapi kita bisa saja berbohong atau menggerutu tentang hal - hal yang tidak menyenangkan. Masih banyak contoh lain, tetapi dari kenyataan ini kita bisa melihat betapa mudahnya kita melakukan hal - hal yang kurang baik itu walau bobotnya tidak seberat membunuh atau perbuatan lainnya yang keras dan merusak.
Masa Prapaskah selalu mengarahkan umat untuk bersikap rendah hati , mau belajar kembali dan mengenali kelemahan - kelemahan diri sendiri. Kita diajak oleh Yesus untuk melawan semua sikap - sikap itu, yang walaupun "kecil-kecil" tapi sering kita lakukan. Semoga kita bisa membuang kebiasaan - kebiasaan buruk ini dan kita bisa mengisinya dengan hal - hal positif yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, berilah kami rahmatMu supaya kami boleh belajar menahan diri setiap kali kami akan tergoda untuk jatuh dalam dosa. Berilah kami kesadaran untuk bisa menyadari kelemahan - kelemahan kami. Berilah kami rahmatMu supaya kami boleh menjalankan Masa Prapaskah ini dengan sungguh - sungguh sesuai kehendakMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : Yeh 18:21-28
Bacaan Injil : Mat. 5:20-26
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. 5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. 5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Renungan :
Batasan penegakan hukum Taurat dipertegas oleh Tuhan Yesus dalam bacaan hari ini. Di ayat ke 20, Tuhan berkata bahwa orang - orang yang hidup keagamaannya tidak lebih benar dari ahli - ahli Taurat dan orang - orang Farisi, tidak masuk ke dalam Kerajaan Surga. Hal ini terjadi, karena orang - orang Farisi dan ahli - ahli Taurat menjalankan praktik - praktik keagamaan untuk dilihat dan dipuji orang. Peraturan - peraturan itu juga diterapkan secara ketat bagi masyarakat luas, tapi tidak untuk mereka sendiri.
Karena itu, para murid dan mereka yang mendengarkan pengajaran Kristus diajak untuk melangkah lebih jauh. Sebelum membunuh orang, biasanya ada percekcokan, pertengkaran yang disebabkan oleh rasa marah. Nah, dititik sikap marah inilah orang harus berhenti dan menahan diri. Begitu juga dengan mereka yang berteriak Kafir untuk saudaranya, bahkan ketika mereka mulai mengucapkan kata-kata negatif seperti jahil, sudah harus berhenti disitu juga. Jadi sebenarnya, walaupun terdengar ekstrim tetapi Tuhan Yesus menginginkan agar kita berusaha untuk memperbaiki diri sejak awal sebelum semuanya menjadi semakin buruk.
Mari kita pikirkan bersama - sama. Kita mungkin tidak akan membunuh seseorang dalam hidup kita, tapi kita cukup sering bergosip tentang orang lain. Kita mungkin bukan penyebar berita - berita meresahkan yang memecah belah masyarakat, tapi kita bisa saja berbohong atau menggerutu tentang hal - hal yang tidak menyenangkan. Masih banyak contoh lain, tetapi dari kenyataan ini kita bisa melihat betapa mudahnya kita melakukan hal - hal yang kurang baik itu walau bobotnya tidak seberat membunuh atau perbuatan lainnya yang keras dan merusak.
Masa Prapaskah selalu mengarahkan umat untuk bersikap rendah hati , mau belajar kembali dan mengenali kelemahan - kelemahan diri sendiri. Kita diajak oleh Yesus untuk melawan semua sikap - sikap itu, yang walaupun "kecil-kecil" tapi sering kita lakukan. Semoga kita bisa membuang kebiasaan - kebiasaan buruk ini dan kita bisa mengisinya dengan hal - hal positif yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, berilah kami rahmatMu supaya kami boleh belajar menahan diri setiap kali kami akan tergoda untuk jatuh dalam dosa. Berilah kami kesadaran untuk bisa menyadari kelemahan - kelemahan kami. Berilah kami rahmatMu supaya kami boleh menjalankan Masa Prapaskah ini dengan sungguh - sungguh sesuai kehendakMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar