Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Tentang menolong orang pada hari Sabat


Sketsa Iman, 17 Januari 2018

Bacaan 1 : 1Sam. 17:32-33,37,40-51
Bacaan Injil : Mrk 3:1-6

Ulasan Kitab Suci : 

Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia. (Mrk 3:1-6)
 
Sketsa Batin : 

Marilah merenungkan pertanyaan - pertanyaan refleksi berikut ini : 
  1. Menurut Mrk 3:4, Yesus menanyakan pertanyaan mana yang diperbolehkan, berbuat baik atau jahat dan menyelamatkan orang atau membunuh orang lain. Apa yang dapat kita petik dari pelajaran ini ? 
  2. Mengapa tanggapan dari orang-orang Farisi hanya diam saja ketika diajukan pertanyaan demikian ? 
  3. Ketika Yesus dengan tegas menyembuhkan orang yang sakit itu, bagaimana reaksi kita ketika kita diperhadapkan dengan situasi yang sama. Apakah kita memilih mundur dan tidak jadi melakukan perbuatan baik karena alasan - alasan tertentu, atau kita tetap menolong ? 

Renungan : 

Masih berbicara seputar hari Sabat, dikisahkan orang-orang Farisi kembali mengamat-ngamati jika Yesus menyembuhkan seorang yang sakit sebelah tangannya untuk mempersalahkan Dia. Hal ini merupakan sebuah peristiwa terakhir dalam rangkain kontroversi yang terjadi di Kapernaum. Ketegangan Yesus dan orang - orang Farisipun telah mencapai puncaknya.

Yesus menanyakan pertanyaan yang dapat kita renungkan bersama-sama kembali, yaitu manakah yang lebih diperbolehkan : berbuat baik atau berbuat jahat, dan menyelamatkan nyawa atau membunuh orang. Reaksi Yesus adalah menyembuhkan orang sakit itu, sementara orang - orang Farisi malah memilih untuk merencanakan pembunuhan Yesus dengan orang - orang Herodes.

Kedegilan dan kekerasan hati, dapat menutup pintu keselamatan. Jika kita mengutamakan kondisi dan keadaaan seseorang yang sedang kesulitan lebih dari menegakkan aturan yang sebenarnya tidaklah terlalu penting seperti itu, kita mestinya memilih menolong dan menyelamatkan seseorang. Belas kasih Yesus sungguh - sungguh nyata dan menjadi bukti bahwa bahkan di dalam tekanan sekalipun, Ia berani menyuarakan perbuatan cinta kasih itu.

Bisa saja, kita juga menghadapi tantangan yang sama ketika ingin menolong orang lain. Kita mendapatkan tentangan ini dan itu. Marilah kita menjadikan pertanyaan Yesus ini sebagai penyemangat dan juga patokan untuk berbuat kebaikan bagi sesama. Kita tidak selalu akan mendapatkan hasil yang baik, tetapi bagaimanapun tetaplah berusaha bebuat baik. Karena kita sesungguhnya mempertanggungjawabkan hasil tindakan kita, sementara orang yang kita tolong dan reaksi orang-orang yang melihat hal itu, juga bertanggung jawab atas penilaian mereka kepada Tuhan.

Rhema Bacaan : 

Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. 

Doa : 

Ya Allah, bantulah kami agar kami tetap peka dalam melihat berbagai kebutuhan orang-orang di sekeliling kami. Berkatilah dan tuntunlah kami untuk menjadi perpanjangan tanganMu dalam menolong orang - orang lain disekeliling kami dengan berbagai cara. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Tentang Hati Nurani

Awal mulanya, saya memiliki kerinduan yang besar untuk dapat berbicara secara langsung kepada Tuhan. Saya begitu haus untuk bisa menerima Tuhan yang langsung bercakap - cakap dengan saya secara pribadi. Tuhan yang bisa sungguh - sungguh hadir disetiap waktu dan memberikan saya nasihat ketika saya melakukan kesalahan , menuntun saya keluar dari kesulitan , mendorong dan memberikan semangat ketika saya sedang jatuh dan sedang dalam proses berjuang. Saya tahu, cara untuk mendengarkan suara Tuhan, adalah lewat kitab suci dan doa. Tapi, kita juga tahu, terkadang dengan berdoa kita menyampaikan keinginan hati kita dan ungkapan pengharapan kita, tapi itu semua terasa hanya dari sisi kita saja karena kita tidak mudah mendengar suara Tuhan bekerja dalam diri kita. Saya berdoa dengan sungguh - sungguh, dan minta kepada Tuhan supaya saya bisa dibina. Ternyata, Tuhan mendengarkan doa saya dengan cara yang sungguh - sungguh luar biasa. Ketika itu, saya sedang sekolah SMP. Saya mendapatkan seo...

Sketsa Iman - Tahan uji dalam iman yang teguh

Sketsa Iman - 4  Agustus 2021 Bacaan : Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35 | Mat 15:21-28 Renungan : Hari ini kita diajak untuk merenungkan suatu praktik penerapan iman yang bagus sekali yang ditunjukkan oleh seorang wanita Kanaan kepada Yesus. Ia datang dengan sebuah kepasrahan total dan keyakinan penuh bahwa Tuhan mampu menjawab doanya. Ia meminta pertolongan supaya anaknya yang kerasukan setan dapat dipulihkan.  Injil mula - mula mencatat kedatangan Yesus di daerah Tirus dan Sidon. Kita tahu juga bahwa Yesus selalu mengadakan karya pelayanan dimanapun Ia berada, dan Ia tidak membeda-bedakan orang - orang yang datang kepadaNya, entah itu anak kecil atau kaum wanita yang biasanya tersingkir, orang - orang miskin , janda dan bahkan para pendosa.  Adapun, perempuan Kanaan ini disebut kafir karena tidak percaya kepada Tuhan.  Mari kita lihat intensitas perjuangan dari wanita ini. Ia datang dan berseru, meminta belas kasihan kepada Yesus. Ia menarik garis persahabatan denga...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Hidup yang baru

Sketsa Iman, 15 Januari 2018 Bacaan 1 : 1 Sam 15:16 -23 Bacaan Injil : Mrk 2 : 18-22 Ulasan Kitab Suci : Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga...

Sketsa Iman - Merenungkan hal - hal penting dalam pelayanan

Sketsa Iman - 18 Oktober 2021 Bacaan : 2 Tim 4:10-17b | Luk 10:1-9 Renungan :  Karya pelayanan para murid senantiasa menjadi model pelayanan yang tetap relevan hingga zaman sekarang. Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari bacaan itu antara lain :  1. Yesus mengutus para muridNya berdua - dua  Pelayanan bersama biasanya tidak dilakukan seorang diri. Keberadaan rekan lain bisa sangat menolong dalam banyak situasi. Karena itu, hendaknya kita saling bahu membahu satu sama yang lain untuk saling menguatkan dan saling melayani. 2. Meminta kepada Allah para pekerja di ladang Tuhan  Tugas pelayanan mencakup juga panggilan dari Allah. Manusia boleh berupaya dan berusaha sebaik - baiknya, namun yang bisa mengubah hati seseorang hanyalah Tuhan. Karena itu, tidak ada hal yang lebih baik selain percaya kepada Tuhan dan berpasrah kepadaNya.  3. Diutus seperti anak domba ditengah serigala namun memiliki semangat kelepasan  Walaupun sulit, setiap orang yang menjadi pe...